“Oh, isih enom…”
Begitu kata Tante Poen, salah seorang adik Mamah, di suatu pertemuan keluarga besar Eyang Alibasah, di rumah kakak perempuan saya, Mbak Renny.
Eyang Alibasah, adalah kakek, ayahanda Mamah saya. Rahimahallah Mamah, sulung, adiknya ada lima, dan yang masih diberi usia ada Tante Boed, 92 tahun. Kemudian Tante Poen, 85 tahun, dan Om Widodo, 83 tahun.
Enom, artinya muda. Saya dibilang masih muda, ketika Tante Poen tanya usia saya berapa. Ya iyalah dibanding beliau ya saya jauh lebih muda.
Waktu itu pertengahan September, pertemuan keluarga besar Eyang Alibasah sebisanya diadakan per tiga bulan. Dulunya merupakan arisan keluarga, sepertinya sekarang tidak ada arisan lagi, tapi sekadar silaturahmi saja. Acaranya selalu di Jakarta dan sekitarnya, karena memang keluarga besar Mamah sebagian besar tinggal di Jakarta.
Menjadi Tua
Saya yang sudah setahun purnabakti, melihat ke cermin, ketika pipi semakin kena gravitasi, pelan-pelan mulai terbiasa dipanggil driver Grab “Nek”, alih-alih “Bu”.
Padahal di grup ngeblog, seringnya dipanggil Mbak, Teh, atau Kak…Di dunia digital memang usia seolah berhenti, malah seseorang bisa punya alter ego.
Kalau bertemu teman seangkatan kuliah, ada perasaan, iiih, kok dia terlihat tua ya?…
Jangan-jangan, teman kuliah kalau melihat saya pun begitu? “Hani, terlihat tua ya…”
Begitu tante Poen bilang:”Oh, isih enom…” Saya auto happy dong.
Qadarullah, Mamah dan adik-adiknya diberi usia panjang. Mereka terlihat sehat dan tetap semangat.
Padahal kalau dipikir, ujian dan cobaan hidup ya berat juga sih, tapi mereka tetap tegar.
Tante Poen itu, putranya lima. Ada putrinya yang wafat dulu banget, usia 4 tahun, karena DB. Baru-baru ini malah putra sulung beliau meninggal mendadak, mungkin serangan jantung.
Memang ya usia tidak ada yang tahu, kita hanya menjalaninya saja. Sebisa mungkin sehat dan tetap produktif.
Menjadi Tua dan Demensia Alzheimer

Pada acara silaturahmi keluarga itu, Mbak Renny sebagai tuan rumah, juga sekaligus mengadakan sesi sharing tentang Alzheimer. Kebetulan Mbak Renny dan Mas Koko, suaminya, mereka berdua adalah dokter dan relawan Alzheimer Indonesia. Kebetulan bulan September adalah Bulan Alzheimer Sedunia (World Alzheimer’s Months).
Teman-teman, kalau mendengar kata Alzheimer, yang terbayang orang tua pikun, atau kalau pergi lupa jalan pulang. Di film Drakor, seringkali ada Ibu atau Ayah sepuh yang tahu-tahu ngilang, trus anaknya kebingungan nyariin. Padahal di sana sudah ada rumah lansia yang bagus banget.
Nah, kalau lupa narok kunci mobil, lupa tadi parkir di basement berapa, lupa bayar tagihan, itu itungannya Alzheimer atau kebetulan lupa aja?
Alzheimer apa bedanya dengan Demensia, karena dua-duanya berkaitan dengan ingatan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Ibaratnya payung, Demensia adalah payung besarnya, di bawahnya ada lima jenis Demensia, yaitu:
- Vaskuler
- Lewy body
- Frontotemporal
- Parkinson
- Alzheimer’s
Dari lima kelompok Demensia di atas, Demensia Alzheimer merupakan jenis yang paling umum mencapai 60-70% dari kasus Demensia secara keseluruhan.
Demensia sendiri adalah gejala penurunan progresif fungsi kognitif (daya ingat, emosi, pengambilan keputusan, dan fungsi otak lainnya) yang dapat disertai dengan gangguan perilaku-kepribadian (depresi, halusinasi, agitasi, dan lainnya), yang pada akhirnya menganggu aktivitas sehari-hari (baik aktivitas sosial maupun pekerjaan).
Demensia Alzheimer pertama kali dijelaskan oleh psikiater asal Jerman, yaitu Alois Alzheimer.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang merusak otak secara progresif, bertahap dari waktu ke waktu, dan meningkat seiring bertambahnya usia.

Kecenderungan penyakit Alzheimer ini diderita oleh orang-orang di atas 65 tahun, walaupun tentunya tergantung pada tiap indivu. Ada yang masih muda sudah pikun terkena Demensia Alzheimer, tetapi ada pula yang sampai usia di atas 80 tahun masih tokcer ingatannya. Seperti Tante Poen itu yang masih senang jalan-jalan dan masih intip Facebook.
Otak kita terdiri dari milyaran sel saraf dengan fungsinya masing-masing adalah saling berkomunikasi. Beberapa bagian berperan dalam berpikir, belajar dan mengingat. Bagian yang lain membantu kita melihat, mendengar, dan menghidu (mencium bau).
Pada otak seorang dengan Demensia Alzheimer, terdapat penumpukan protein abnormal (dalam bahasa medis dikenal sebagai beta amyloid dan neurofibrillary tangles/belitan-belitan neurofibriler). Disertai pula dengan kekurangan beberapa bahan kimia penting yang berfungsi untuk komunikasi antar sel saraf, pada akhirnya menyebabkan kematian sel-sel saraf dan mengganggu fungsi otak orang tersebut.
Supaya lebih jelas, silakan tonton video berikut ya:
Kenali Gejala Demensia Alzheimer
Kabar gembiranya, Alzheimer berbeda dengan Diabetes, bukan penyakit turunan. Walaupun ada dugaan seseorang yang dulu Kakek-Neneknya pikun karena Alzheimer, menurut penelitian hanya 2-3% saja ada kemungkinan kita mewarisi gen tersebut.
Ternyata banyak faktor yang memungkinkan seseorang terkena Alzheimer di masa tuanya.
Dari website Alzheimer’s Indonesia kita dapat mengenali 10 gejala Alzheimer berikut ini:

Gangguan Daya Ingat
Gejala paling menonjol dari ODD (Orang Dengan Demensia) adalah sering lupa, tetapi pada suatu hal yang baru saja terjadi. Itu sebabnya ODD cenderung mengulang cerita atau bertanya hal yang sama berkali-kali.
Sulit Fokus
ODD akan menunjukkan gejala sulit fokus sehingga mulai kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti memasak hingga menggunakan telepon. Akibatnya mereka membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Sulit Melakukan Kegiatan yang Familiar
Dulu ibu salah seorang teman, ketika sepuh menjadi malas mandi. Ternyata kalau mempelajari gejala Alzheimer, kemungkinan salah satu gejala ODD. Selain kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, berpakaian, menyiapkan makanan, juga mulai kesulitan mengatur keuangan hingga menyupir.
Disorientasi
Rahimahullah Bapak Mertua dulu senang bepergian, jadi suami kalau sempat, menawarkan jalan-jalan. Tetapi baru juga setengah jalan, Bapak ingin pulang kembali ke rumah.
Kalau dipikir, bisa jadi ini merupakan gejala ODD, yaitu mengalamai disorientasi atau kebingungan akan waktu dan tempat. Bahkan ODD juga akan sulit membedakan waktu siang dan malam ataupun pergantian hari dan tanggal.
Kesulitan Memahami Visuospasial
Visuospasial adalah kemampuan otak untuk memahami jarak dan ruang dari penglihatan mata.. Gangguan visuospasial menyebabkan ODD kesulitan membaca, membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin saat berjalan, hingga sulit menuang air ke dalam gelas.
Gangguan Komunikasi
Saya berdua suami kalau ngobrol, pada suatu saat lupa akan SATU kata, yang rasanya sudah ada di ujung lidah, tapi lupa kata itu apa ya…
Memang sekarang bisa dengan mudah, Googling sih…Atau biarin aja, nanti juga ingat sendiri (sering seperti itu…)
Jangan-jangan ini gejala ODD juga, yaitu mengalami gangguan komunikasi. Lebih parahnya sih, mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami percakapan sehingga ODD menjadi lebih pasif.
Menaruh Barang Tidak Pada Tempatnya
Lupa meletakkan barang juga sering ditemukan pada ODD, loh. Konon, tak jarang, ODD menuduh orang lain mencuri atau menyembunyikan suatu barang.
Pernah kejadian nih, Bapak Mertua yang memang pelupa, juga seperti itu menuduh ART cowok mengambil barang. Kami engga enak sih, sepertinya Bapak lupa saja. Eh, tapi memang bener loh, hehe…ART tersebut mengambil barang.
Salah Membuat Keputusan
Ibu salah seorang teman pernah tertipu terkait suatu M-banking. Jadi beliau ditelepon oleh seseorang yang mengaku CS sebuah bank. Tanpa ba-bi-bu, si Ibu ini meng-IYA-kan apa yang disampaikai oleh “CS” tersebut. Akhir cerita, tabungan si Ibu terkuras deh…
Memang sih, penipuan seperti ini bisa terjadi pada siapa saja. Tetapi, orang tua rawan dan mudah sekali kena penipuan. ODD memang mengalami kesulitan untuk membuat keputusan yang tepat, terutama dalam proses transaksi dan melakukan pembayaran.
Menarik Diri Dari Pergaulan
Pernah tidak, orang tua kita pada suatu saat kehilangan semangat ataupun inisiatif untuk melakukan suatu aktivitas atau hobi?
Hati-hati, perilaku pasif dan menarik dari dari aktivitas sosial adalah salah satu gejala ODD.
Perubahan Perilaku dan Kepribadian
Saya suka kesal dengan perilaku teman-teman seangkatan di grup WA, banyak yang baperan, engga mau kalah, dan ngeyelan.
Sudah beberapa kali saya left grup alumni dan sekarang lebih nyaman dengan grup ngeblog, grup jalan-jalan, atau grup penulisan, yang lintas generasi.
Ternyata memang orang tua mengalami perilaku menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung, dan emosi tidak stabil. Tak jarang ODD menjadi lebih pendiam, kehilangan kepercayaan diri, dan lebih sering menyendiri.
Peduli Demensia Alzheimer diperlukan selain dari orang tua tersebut secara pribadi, terutama juga dari lingkungan keluarga atau tetangga. Tujuannya untuk saling mengawasi, pendampingan, dan tolong-menolong bila terjadi sesuatu yang berbahaya.
Penutup
Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dari Mamah Host May Sari Hendrawati dan Dini Yudison memang apik pisan yaitu “Hari Tua”.
Menjadi tua adalah suatu keniscayaan. Siapa sih yang bisa menolak tua?
Kita mungkin perlu sadar diri dan deteksi dini, melakukan upaya agar mengurangi gejala Demensia akibat Alzheimer tersebut. Bagi kalian yang masih muda lakukan cara berikut ini:

- Menjaga kesehatan jantung
- Bergerak, berolahraga produktif
- Mengonsumsi sayur/buah (gizi seimbang)
- Menstimulasi otak (fisik-mental-spiritual)
- Bersosialisasi dan beraktivitas positif
Kata kakak saya, ada tambahan, hindari rokok, alkohol, dan stres. Di Indonesia diperkirakan terdapat sedikitnya 5 juta penderita Alzheimer pada tahun 2015 dan kemungkinan meningkat sejalan dengan makin baiknya harapan hidup orang Indonesia.
Kalau menilik di awal artikel, Tante dan Oom saya berusia 80 tahunan tetapi masih segar dan tidak pikun, saya pikir lingkungan keluarga hangat mendampingi lansia, juga sangat berpengaruh. Mereka berdua punya banyak anak dan cucu, yang siap menemani kalau Tante atau Oom ingin jalan-jalan.

Generasi saya, sepertinya harus banyak uang juga sih, buat meng-hire Mbak atau caregiver. Soalnya saya punya dua anak, sepertinya di tengah kesibukan mereka sehari-hari, sulit mencari waktu menemani saya yang masih banyak maunya gini.
Nah, teman-teman bloger bagaimana nih? Nanti kalau sudah sepuh mau tinggal sama siapa?

Sumber:
https://alzi.or.id/demensia-vs-alzheimer/
https://alzi.or.id/7-tahapan-demensia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Alzheimer
Butuh diagnosis dokter kan ya untuk mengetahui apakah Alzheimer atau bukan. Karena saya masih bingung membedakannya dengan demensia yang lain
jadi kalo bingung perbedaan antara demensia dan alzheimer
bilang aja demensia atau demensia alzheimer
hehehe karena saya sering bingung bedainnya
Eniwei aktivitas blogger sangat bagus menghalau demensia ya/
Karena otak selalu dilatih untuk mengingat, mencari data, menyajikan konten dst
Kadang saya perlu merasa harus waspada alzheimer karena pelupa sekali. Namun untuk sesuatu yang saya suka nempelnya lama. Karena itulah saya jadi lebih aware dengan kondisi diri.
ah aku juga pernah menuliskan tentang demensia ini di blog ku. masih muda pun perlu waspada ya, cegah sebelum terjadi 😀
Wah iya demensia ya, rasanya itu sering banget ya ‘menyerang’ kerabat kita yang sudah sepuh. Thanks ya mbak Hani sudah mau berbagi aneka tips dan info seputar demensia ini. Salam sehat untuk kita semua.
Bagi saya Mbak Hani tetap “Mbak” karena seusia Mbak saya yang pertama…????
Jadi memang pantes kok disebut isih enom sama Buliknya.
Langsung menjawab pertanyaan terakhir…
Kedua anak saya berencana kuliah lanjut kerja di luar negeri ..dan bisa jadi stay di sana nanti.
Saya dan suami juga sudah menyiapkan diri nanti masa tua dengan caregiver saja atau ke wisma lansia biar banyak temannya…????
Teh kok pas banget, hari ini nemu klip di sosmed dari ceramah Ibu Aisyah Dahlan. Katanya kalau wanita banyak beraktivitas bukan dari dunia kewanitaan nanti bisa kena Demensia. Karena otaknya ekstra kerjanya. Aku juga lagi merenung dan kepo, apa aja jadinya aktivitas yang dimaksud itu.
Artikelnya sangat bermanfaat Teh Hani. Hatur nuhun …
Aku sangat berharap dan berusaha sehat lahir batin sampai akhir hayat, aamiin …
Bagus sekali Teh Hani tulisannya. Saya suka bagaimana Teteh mendefinisikan dan memberi contoh konkret di masing-masing gejala Alzheimer-nya. ????
Teh Hani, di bagian gejala yang “perubahan perilaku dan kepribadian”, saya kaget Teh, karena melihat beberapa anggota WAG yang baperan, ngeyelan, gak mau kalah, namun mereka masih muda-muda, Teh. ????.