Lompat ke konten

Cegah Malnutrisi Anak Melalui Informasi di Direktori Penyakit SehatQ

  • oleh

Malnutrisi pada anak merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh pemberian nutrisi yang tidak benar maupun tidak mencukupi. Malnutrisi disebut juga malagizi, yaitu masalah gizi yang masih sering terjadi di Indonesia. Seperti kita ketahui, masalah gizi terjadi disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut.  

Penilaian pertumbuhan anak merupakan indikator penting dalam menilai status kesehatan terutama status gizi anak, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup anak. Oleh sebab itu pertumbuhan perlu dipantau secara berkala, baik oleh orang tua, petugas kesehatan, dan lingkungan.

Malnutrisi lebih sering dihubungan dengan asupan nutrisi yang kurang atau sering disebut undernutrition (gizi kurang) yang bisa disebabkan oleh penyerapan yang buruk atau kehilangan nutrisi yang berlebihan.

Namun istilah malnutrisi juga mencakup overnutrition (gizi lebih).

Sesorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi makanan dengan jumlah, jenis, dan kualitas gizi yang memadai untuk diet yang sehat dalam jangka waktu yang lama.

Beberapa gejala berikut bisa dialami oleh anak yang mengalami kurang gizi: 

  • Berat badan dan tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan
  • Kurang nafsu makan 
  • Pertumbuhannya terlambat
  • Mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuh rendah
  • Kulit kering dan bersisik
  • Perut buncit
  • Ketika sakit atau luka susah sembuh
  • Massa otot berkurang

Malnutrisi yang terjadi pada balita sebetulnya tidak terjadi tiba-tiba. Lebih banyak disebabkan pola pemberian nutrisi tidak seimbang yang berlarut-larut. Faktor ekonomi dan kurangnya pengetahuan dasar gizi seimbang seringkali mengawali anak balita akhirnya mengalami malnutrisi.

Maksud dari gizi seimbang adalah pemberian asupan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.

Karbohidrat berupa nasi, jagung, kentang, ubi, singkong, mie, atau roti. Sedangkan lemak diperoleh dari minyak nabati, lemak daging, santan, susu, dan lain-lain. Adapun protein bisa kombinasi protein hewani berupa daging sapi, ayam, ikan, seafood, atau telur. Dan mineral berasal dari sayur dan buah. 

Malnutrisi pada anak bila dibiarkan berlarut-larut akan memengaruhi kecerdasan dan kualitas hidup ketika anak tersebut dewasa. Oleh sebab itu harus segera diperbaiki kondisi malnutrisinya secara bertahap dan dipantau terus menerus.

Bila anak berat badannya cenderung kurang dari standar tumbuh kembang, maka yang diperbaiki adalah pemberian makanan tinggi kalori terlebih dahulu. 

Kemudian diberikan pula protein sesuai takaran gizi seimbang untuk mengejar ketertinggalan tumbuh kembangnya. Protein sangat memengaruhi kecerdasan sang Anak, sehingga pemberiannya tidak boleh kurang.

Untuk itu ada kiat mencegah malnutrisi pada anak, yaitu:

Pilih makanan yang lebih sehat

Porsi makan yang sehat terdiri dari 1/3 bagian karbohidrat, 1/3 bagian protein hewani dan nabati, 1/3 bagian sayuran dan kacang-kacangan.

Mulailah dengan mendapatkan informasi nutrisi pribadi anak berdasarkan jenis kelamin, usia, tinggi badan, berat badan, dan tingkat aktivitas fisik.

Pilih camilan sehat

Camilan atau kudapan sehat diberikan sebagai makan selingan di antara waktu makan. Misalnya camilan pagi berupa kue atau buah, dan camilan sore berupa kue manis.

Camilan sehat akam meningkatkan kekuatan otak dan memberikan energi yang cukup.

Olahraga

Anak yang sehat umumnya anak yang aktif dan banyak bergerak. Giatkan untuk berolah raga dan beraktivitas di luar ruangan.

Sejalan dengan perilaku tersebut, mereka pun membutuhkan asupan makanan bergizi untuk mengganti energi yang hilang selama berkegiatan.

Informasi lebih lengkap tentang malnutrisi dan pencegahan penyakit dari A hingga Z dapat dicek di Direktori Penyakit SehatQ. 

Malnutrisi pada anak banyak terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Kondisi ini berlangsung secara perlahan dan terus menerus. Itu sebabnya perlu perhatian dari kita semua agar tidak terjadi pada anak-anak di sekitar kita. 

Pelayanan Posyandu, komunitas pemerhati masalah stunting dan kekurangan gizi, kader kesehatan di tingkat rukun warga (RW) merupakan langkah signifikan untuk memerbaiki kualitas sumber daya manusia kita.

Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DMCA.com Protection Status