Memahami Anak Neurodivergen dan Pola Pengasuhan Spesial

hani

Berada di lingkungan keluarga dengan beberapa anggota keluarga merupakan anak berkebutuhan khusus, saya jadi mempelajari banyak sekali istilah-istilah baru tentang kondisi mereka. Dalam bahasa Inggris, anak berkebutuhan khusus disebut special needs child, dalam banyak hal mereka memang spesial. Adik saya yang mempunyai rumah belajar anak dan remaja ABK, menjuluki mereka “spesial pakai telor”.

Spesial dalam hal orang tua dengan kesabaran seumur hidup, biaya pendidikan terapi yang engga murah, mencari sekolah inklusi yang pas, menu spesial anak autism yang alergi jenis makanan tertentu, termasuk menghadapi masyarakat yang spesial kadar nge-bully-nya.

Sebuah istilah “neurodivergen” baru saya dengar minggu lalu dari Mama Bara dan suami saya. Gara-gara mengantar Bara kesebuah komunitas art, bernama Tab Space. Bara dilahirkan sebagai anak spesial dengan kondisi Sensory Processing Disorder (SPD) yang sampai hari ini masih kami cari keunikan dan potensinya. Sebagai anak non-verbal memang tidak mudah menggali potensi yang tujuannya adalah untuk masa depannya menjadi anak mandiri.

Apa itu Neurodivergen

Sebelum lebih jauh membahas neurodivergen, kita simak terlebih dahulu istilah yang mirip yaitu neurodiversity. Kalau diterjemahkan bebas, neuro artinya saraf, sedangkan diversity adalah keragaman. Jadi intinya, neurodiversity adalah konsep ilmiah yang muncul dari pencitraan otak, ketika otak berpikir, belajar, dan memproses informasi secara berbeda dari yang lain. Individu dengan neurodiversity disebut juga dengan neurodivergent (neurodivergen).

Sebaliknya, ada neurotypical (neurotipikal) yang berarti seseorang yang otaknya bekerja sesuai dengan standar “normal” di masyarakat.

Istilah neurodivergen (ND) pertama kali dicetuskan oleh Judy Singer, seorang sosiolog dan mengidentifikasikan dirinya berada dalam spektrum autis pada tahun 1990 an. Judy Singer berpendapat bahwa cara kerja otak neurodivergen hanya berbeda dengan cara kerja otak neurotypical, dan tidak ada yang salah dengan perbedaan itu.

Perbedaaan tersebut dapat menjadi gangguan atau hambatan karena berbeda dengan lingkungan sekitar sehingga mendapat “cap” disabilitas. Bahkan di dunia medis, perbedaan ini dianggap sebagai penyakit sehingga harus disembuhkan.

Beberapa kondisi yang paling umum di antara individu yang menggambarkan diri mereka sebagai ND meliputi:

  • Gangguan spektrum autisme (termasuk yang dulu dikenal sebagai sindrom Asperger)
  • Gangguan hiperaktivitas akibat kurang atensi (ADHD = Attention deficit hyperactivity disorder)
  • Sindrom DiGeorge
  • Sindrom Down
  • Discalculia (kesulitan berhitung)
  • Disgrafia (kesulitan menulis)
  • Disleksia (kesulitan membaca)
  • Dispraxia (kesulitan koordinasi)
  • Disabilitas intelektual
  • Kondisi kesehatan mental seperti gangguan bipolar, gangguan obsesif-kompulsif, dan lainnya
  • Sindrom Prader-Willi
  • Gangguan pemrosesan sensorik (Sensory Processing Disorder)
  • Kecemasan sosial (jenis gangguan kecemasan tertentu)
  • Sindrom Tourette
  • Sindrom Williams

Mereka-mereka ini kemungkinan besar mengalami kondisi ND sejak dilahirkan. Alih-alih dunia medis memberikan berbagai pengobatan supaya sama dengan neurotypical, kenapa kita tidak memahaminya sebagai keragaman dan setara dengan sesama manusia lainnya? Apalagi secara fisik rata-rata terlihat sama seperti para neurotipikal.

Pola Asuh Anak Dengan Neurodivergen

Apa saja yang dapat kita lakukan untuk mendukung seseorang yang neurodivergen?
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendukung individu neurodivergen.

Memahami dan menyikapi

Anak-anak ND mungkin merasa disalahpahami atau dikucilkan. Sebagai orang tua perlu bersikap untuk lebih mengerti kondisi mereka. Memang perlu kesabaran ekstra dan mempunyai pola pengasuhan spesifik bila mempunyai anak ND.

Berkomunikasi dengan cara yang membantu mereka

Cara berkomunikasi pun mungkin saja berbeda bila menghadapi anak-anak ND. Contohnya, keponakan saya, autistik non verbal. Mengatasi masalah komunikasi seperti ini maka orang tuanya mengajarkan cara berkomunikasi melalui gambar (PECS = picture exchange communication system) dan komunikasi tertulis.

Cara ini merupakan jalan tengah mengatasi miskomunikasi dan menghindari anak menjadi frustrasi karena tidak bisa menyampaikan perasaannya.

Terkadang, orang yang neurodivergen lebih suka komunikasi tertulis seperti pesan instan, SMS, atau email daripada panggilan telepon atau percakapan tatap muka.

Untuk itu beri alat bantu yang mereka butuhkan untuk berkomunikasi, bisa melalui ponsel, tab, atau membuat kartu-kartu PECS.

Hindari label berbasis nilai

Sampai sekarang mungkin kita masih berkutat dengan dunia yang apa-apa berbasis nilai. Minggu-minggu terima rapor seperti sekarang ini, orang tua harap cemas dengan hasil putra-putrinya selama beberapa bulan terakhir.

Anak-anak ND pun turut terjebak di pusaran yang menganggap tingkat fungsi seseorang berdasarkan seberapa mirip mereka dengan seseorang yang neurotipikal.

Tidak ada dua orang neurodivergen yang sama

Kepribadian dan preferensi orang neurodivergen bisa sangat berbeda, bahkan ketika mereka memiliki kondisi dasar yang sama. Anak-anak ND yang sama-sama mendapat diagnosa dari ahli penyandang autism, bisa sangat berbeda satu sama lain.

Sama halnya setiap orang “normal” pun berbeda satu sama lain, tergantung pola asuh keluarga dan pengaruh lingkungan sekitar.

Jangan berasumsi bahwa setiap orang tidak mampu atau tidak cerdas

Orang yang neurodivergen sering kali memiliki kondisi atau preferensi yang membuat mereka menonjol atau tampak berbeda. Perbedaan ini sering mendapatkan stigma negatif daripada menggali pontensi dan kelebihan mereka.

Saya beberapa kali menonton film “Mercury Rissing” yang dibintangi Bruce Willis dan Miko Hughes, yang memerankan seorang anak autis bernama Simon Lynch. Anak minim verbal ini ternyata hafal angka kode rahasia, sehingga dia diburu agen rahasia. Film genre action ini berakhir happy ending ketika si bocah autis ini mau memeluk sang jagoan.

Perlakukan setiap orang dengan hormat

Sebetulnya kita dapat “menormalkan” individu ND ini dengan memberi akomodasi yaitu lebih menghormati martabat manusia mereka.

Penutup

Kita memang masih bergelut dengan berbagai stigma, cap, penamaan pada sesuatu yang berbeda dari yang lain. Dulu kita dengan mudah mencap seseorang yang berbeda dengan istilah “cacat”, kemudian dihaluskan dengan “tuna”. Belakangan disabilitas diganti dengan difabel, sebagai terjemahan dari difable atau different ability. Disabilitas bila merupakan terjemahan dari disability, artinya menjadi “ketidakmampuan”. Sedangkan different ability arahnya menjadi lebih positif, karena bermakna mempunyai kemampuan yang berbeda.

Walaupun sepertinya sekadar istilah, mudah-mudahan membawa efek positif dari lingkungan terhadap individu ND ini.

Tidak sedikit individu ND yang berkarier dan sukses, di antaranya tokoh-tokoh populer berikut ini:

  • Jim Carrey (actor) – ADHD
  • Channing Tatum (actor) – ADHD
  • Adam Levine (singer, Maroon 5) – ADHD
  • Justin Timberlake (singer) – ADHD, OCD
  • Usain Bolt (runner) – ADHD
  • Michael Jordan (basketball player) – ADHD
  • Will Smith (actor) – ADHD
  • Bill Gates (businessman) – ADHD
  • Eminem (rapper) – Autism spectrum
  • Tom Holland (actor) – Dyslexia
  • Tom Cruise (actor) – Dyslexia
  • Johnny Depp (actor) – ADHD
  • Orlando Bloom (actor) – Dyslexia
  • John Lennon (singer) – Dyslexia
  • Daniel Radcliffe (actor) – Dyspraxia, OCD
  • Clara Delavigne (actress) – Dyspraxia
  • Robin Williams (actor) – Dyspraxia
  • David Beckham (football player) – Tourette’s syndrome
  • Julianne Moore (actress) – OCD
  • Agatha Christie (writer) – Dysgraphia
Rainow color shift background with text that says Five Celebrities who have spoken openly about being neurodivergent. Brain graphics and photos of Gwen Stefani, Billie Eilish, Daniel Radliffe, Dan Aykroyd, and Solange Knowles.

Dan masih berderet-deret lagi tokoh lainnya.

Mereka ini bisa sukses karena mendapatkan penanganan tepat dari ahlinya dan lingkungan sekitar mendukung dan memahami kondisi mereka.

Neurodivergen tidak dapat disembuhkan, dicegah, atau diobati, apalagi bila merupakan bawaan sejak lahir. Namun, jika kondisi tersebut memengaruhi karier, pendidikan, hubungan sosial, atau aktivitas harian, maka yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah melatihnya untuk mengelola atau mengurangi gejala-gejalanya sehingga mereka bisa mandiri dan setara dengan lingkungan sekitar.
Semoga bermanfaat.

Also Read

Bagikan:

hani

Halo, saya Tri Wahyu Handayani (Hani), tinggal di Bandung. Pemerhati arsitektur dan pelestarian bangunan, main piano, menjahit, dan jalan-jalan. Kontak ke bee.hani@gmail.com

Tags

19 pemikiran pada “Memahami Anak Neurodivergen dan Pola Pengasuhan Spesial”

  1. Mbak Hani…… Thanks banget ya, artikelnya daging banget. Jadi makin tahu nih issue seputar autisme dan neurodivergen. Saya jadi ke-trigger untuk belajar lebih jauh loh.

    Balas
  2. Ternyata banyak juga tokoh terkenal yang memiliki kelainan tapi tetap bisa sukses dengan karir nya ya…

    Mungkin di masyarakat kita juga seandainya diperiksa detail ada ditemukan penderita seperti mereka
    Hanya di masyarakat kita karena berbagai faktor seperti biaya dan minim pengetahuan, lebih memilih abai dan menganggap kalau gak beneran (maaf) cacat seperti kena amputasi dll itu masih bisa dianggap “sehat”
    Padahal anak selalu teriak dan selalu ngajak gelut tanpa sebab jika diperiksa bisa saja mereka itu memiliki kelainan ya…

    Balas
  3. Di deket rumahku bahkan ada kelas khusus untuk anak autis, butuh kesabaran luar biasa memang. Mbak, saya bahkan baru tau Mengenai istilah Neurodivergen. Baca ini jadi banyak insight baru untuk mengenal lebih mengenai istilah tersebut.

    Balas
  4. Perlu dicermati sih bahwa di antara para ND ini ada yang mampu didik dan mampu latih juga. Sehingga, untuk meningkatkan kemampuan, dia bisa belajar agar dapat beradaptasi dengan cara kerja orang kebanyakan. Jika bukan termasuk yang di atas, pasti tetap ada kemampuan lain dalam dirinya yang bisa kita kembangkan

    Balas
  5. Memahami dan memberikan penanganan yang tepat ya Mbak. Saya rasa kedua hal inilah yang layak untuk dilakukan untuk dan kepada difabel. Saya juga setuju dengan kata “difabel” (different ability) ketimbang kata “tuna”. Makna difabel lebih mencakup sebuah penghargaan dan pengakuan kita bahwa ada orang yang memiliki kemampuan yang berbeda dari orang kebanyakan.

    Balas
  6. Alhamdulilah ilmu berkembang ya?
    Sehingga anak-anak yang dulu dianggap “aneh” sekarang bisa diterima dan dicari solusinya

    Temanku punya semacam gallery yang menampung anak-anak demikian untuk diketahui minat bakatnya kemudian dikembangkan
    Ada yang belajar piano, bikin keramik dll

    Balas
  7. Orangtua dan guru kudu memahami anak-anak ND ini ya, sehingga mereka gak seperti dikucilkan gitu. Selain itu, tetangga dan lingkungan juga perlu mengenalinya, agar tercipta komunikasi yang selaras

    Balas
  8. Jadi nambah informasi lagi, artikelnya bermanfaat
    Nah sudah barang tentu jika mengalami kejanggalan pada anak atau dicurigai ND misalnya, ada baiknya segera dikonsultasikan dengan psikolog anak untuk mengetahui penyebab serta penyembuhannya

    Balas
  9. Ngomongin soal kartu-kartu PECS nih mengingatkanku sama satu Drama China judulnya Unforgettable Love. Ceritanya, ada seorang anak yang kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan. Anak itu ikut dalam kecelakaan itu. Cuma dia selamat.

    Terus si anak trauma. Dia tinggal bersama pamannya yang sudah menganggapnya sebagai anak kandung.

    Nah, cara komunikasi anak ini dengan orang lain ya melalui kartu-kartu PECS. Karena dia tidak suka berada di keramaian. Kayak merasa takut gitu.

    Balas
  10. MashaAllaa~
    Kalau anak dengan gifted ini aku yakin bahwa orangtuanya yang HEBAT.
    Selain ada fase-fase tertentu yang harus dilewati, juga ada “masa belajar” yang luar biasa untuk mengetahui ananda berbakat dimana. Dan karena cara berkomunikasinya khusus, pastinya orangtua juga kudu sabar serta lebih banyak menggali potensi besar tersebut.

    Bagaikan mengasah berlian.
    Barakallahu fiikum, teh..

    Balas
  11. Pentingnya pemahaman dan penanganan yang tepat untuk anak-anak ND ya. Jadi orang tua dan keluarga bisa memberikan arahan atau terapi yang tepat pula supaya potensi mereka juga bisa berkembang.

    Balas
  12. artikel ini sangat membuka wawasan saya mengenai kondisi anak-anak dengan neurodivergensi, yang seringkali kurang dipahami atau bahkan disalahpahami oleh banyak orang.

    Penjelasan mengenai bagaimana ciri-ciri neurodivergen bisa bervariasi dan tidak selalu tampak jelas pada setiap anak sangat membantu. Saya setuju bahwa penting bagi kita untuk lebih peka dan memahami kebutuhan khusus mereka agar bisa memberikan dukungan yang tepat. Pendekatan yang penuh empati dan sabar tentu sangat diperlukan dalam mendampingi anak-anak ini agar mereka dapat berkembang dengan baik.

    Saya juga terkesan dengan penekanan kamu mengenai pentingnya komunikasi yang terbuka antara orang tua, pendidik, dan profesional untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak neurodivergen. Artikel ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih inklusif dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anak untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka.

    Semoga lebih banyak orang yang membaca artikel ini dan semakin sadar akan pentingnya pemahaman dan dukungan untuk anak-anak neurodivergen. Terima kasih sudah berbagi informasi yang sangat berharga!

    Balas
  13. Terkadang memang penamaan dan labeling orang ke yang lainnya berbeda2, memang penting ya memperlakukan semua orang dengan bijak dan hormat. Semisal, dulu orang mengatakan ART sebagai babu atau j0ngos, padahal itu negatif ya, dan terkadang penyebutan nama orang pun tidak perlu dirubah2 jadi aneh. Terkadang membuat orang lain tersinggung. Btw, anak2 neurodivergen memang unik ya kak, dan keunikan itulah yang membuat kita jadi lebih beragam. Tetap berbaik hati dengan siapapun walaupun difabel.

    Balas
  14. Tuhan tidak pernah menciptakan produk gagal, tugas kita manusia untuk menemukan hal istimewa tersebut sehingga bersinar bagaimanapun kondisinya. Terbukti jika seseorang yang memliki keistimewaan tertentu dan mendapatkan penanganan dan dukungan yang tepat, mereka akan berprestasi.

    Balas
  15. Sangat membuka cakrawala. Kaget juga ada neurodivergen. Selama ini saya tahunya autis dkk adalah gangguan otak sehingga harus dibantu potensinya agar bisa mencapai kondisi terbaik mereka, alias mendekati “normal”. Ternyata bisa dikatakan neurodivergen sehingga punya arti yang jauh lebih baik dan lebih manusiawi.

    Balas
    • Ma syaa Allah, semua manusia itu Allah ciptakan dengan segala keistimewaannya ya. Termasuk anak-anak spesial berkebutuhan khusus, seperti yang mengalami kondisi Neurodivergen ini, mereka pasti punya keunikan dan potensi, bahkan punya kesempatan yang sama juga seperti manusia lainnya untuk bisa sukses dunia-akhirat ya.

      Orang tua mereka juga pastinya spesial, punya kesabaran yang ekstra dalam mengasuh dan mendidik anak dengan kondisi Neorodivergen ini.

      Penting juga bagi semuanya untuk mendukung dan memahami kondisi Neorodivergen untuk bisa mendapatkan penanganan yang tepat ya. Jangan sampai ada stigma negatif yang membeda-bedakan mereka, karena semua manusia itu sama, sama-sama makhluk-Nya yang istimewa…
      Artikel Mba ini informatif banget saya jadi tahu tentang Neurodivergen.

      Balas
  16. benar banget ya Mbak, orang tua yang punya anak ND itu spesial, karena kesabaran dan kemurahan hatinya mendampingi anak sepanjang masa, MasyaAllah.
    banyak juga ya ternyata orang sukses ini mengalami ND yang malah punya kemampuan yang spesial juga ya di bidangnya masing-masing.

    Balas
  17. Saya baru dengar istilah Neurodivergen ini, mbak. Tapi memang Tuhan akan memberikan amanah anak Neurodivergen kepada orang tua yang tepat, dalam arti orang tuanya Insha Allah bisa mendidik dan telaten dalam melatih anak mereka yang spesial tersebut. Salut dengan anak ND yang ketika dewasa justru menjadi tokoh sukses dan menginspirasi

    Balas
  18. Ma syaa Allah, semua manusia itu Allah ciptakan dengan segala keistimewaannya ya. Termasuk anak-anak spesial berkebutuhan khusus, seperti yang mengalami kondisi Neurodivergen ini, mereka pasti punya keunikan dan potensi, bahkan punya kesempatan yang sama juga seperti manusia lainnya untuk bisa sukses dunia-akhirat ya.

    Orang tua mereka juga pastinya spesial, punya kesabaran yang ekstra dalam mengasuh dan mendidik anak dengan kondisi Neorodivergen ini.

    Penting juga bagi semuanya untuk mendukung dan memahami kondisi Neorodivergen untuk bisa mendapatkan penanganan yang tepat ya. Jangan sampai ada stigma negatif yang membeda-bedakan mereka, karena semua manusia itu sama, sama-sama makhluk-Nya yang istimewa…
    Artikel Mba ini informatif banget saya jadi tahu tentang Neurodivergen.

    Balas

Tinggalkan komentar

DMCA.com Protection Status