Perjalanan Tahun 2022 Januari – November

Perjalanan Tahun 2022 – Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog akhir bulan November 2022 ini rada unik. Saya sampai baca berulang kali, padahal ya cuma dua kata. Tahun 2022, udah gitu aja.
Engga ada keyword-keywordan yang biasanya suka saya dapatkan kalau ada job nulis artikel.
Ternyata maksudnya adalah resolusi tahun 2022 yang sudah kita jalani bersama ini.
Rasanya saya belum pernah bikin resolusi, atau pernah tapi lupa…

Sejak pandemi tahun 2020, lalu berlangsung hingga tahun 2022, rasanya hidup cuma menjalani kewajiban saja. Engga pengen aneh-aneh, kalaupun ingin jalan-jalan bersama teman, lihat grafik dari Perupa Data dulu virus Covid naik atau turun.

Mengingat apa saja yang telah berlalu 11 bulan ini tentunya tidak mudah. Beruntungnya saya punya folder foto-foto tahun 2022, Januari sampai November. Cukuplah bahan untuk bercerita perjalanan tahun 2022, tambah lagi beberapa kenangan yang diupload ke Instagram.

Dunia kecil saya ya cuma keluarga, kampus, teman-teman, ada teman lama teman baru dan komunitas. Kejadian dunia sesungguhnya di tahun 2022 ini kok saya tidak terlalu action gimana gitu. Misalnya pencemaran, sampah, limbah medis, harga BBM, G20, perang Rusia-Ukraina, politik, dan akhir-akhir ini berita resesi.

Keluarga

Bulan Januari diawali dengan Widi dan Mumu pindah ke rumah sebelah yang baru direnovasi. Sudah hampir tiga tahun mereka tinggal di apartemen Gateway di Cicadas. Rencananya apartemen type studio tersebut akan kami jual, tetapi ternyata tidak mudah menjual property setelah pandemi.

Kemudian di bulan Januari juga, suami memasuki masa pensiun. Masih lanjut diminta mengajar sebagai tenaga pengajar kontrak, yang tentunya akan dievaluasi setiap tahun.
Melihat suami memasuki masa pensiun ini menjadi pelajaran buat saya, karena tahun 2023 saya pun pensiun. Bolak-balik tanya ke suami, “apa rencana Bapak setelah pensiun?”, ternyata bikin dia setres. Yawsudah, saya engga tanya-tanya lagi dan ternyata dia masih diminta mengajar.

Kalau saya ditanya, “mau ngapain kalau pensiun?” Sudah siap jawaban sih, mau ngeblog, jalan-jalan ke kota yang belum dikunjungi, main piano, nonton Disney Hotstar, jahit baju, bikin roti, kue, beres-beres rumah, hibahkan buku-buku lawas.
Kayaknya semangat saja sih engga akan gabut engga ada yang dikerjain.
Rupanya tidack demikian bagi bapack-bapack.

Sedangkan keluarga Diani-Luky-Bara juga sedang menata rumah mereka. Program homeschooling sudah mantap disiapkan untuk Bara yang special needs. Sebagai anak dengan SPD (sensory processing disorder) belum menemukan komunitas atau playdate yang pas. Kadang heran juga sih, mosok se Bandung Raya, terutama area Buah Batu, engga ada ya keluarga yang sama-sama punya anak SPD yang sepantar. Sudah tanya ke klinik terapi tempat Bara rutin terapi, belum mendapatkan info lebih lanjut.

Kampus

Bulan Januari merupakan akhir semester ganjil dan siap-siap memasuki semester genap. Waktu itu masih pandemi Covid type Omicron, jadi kegiatan belajar-mengajar masih online. Saya mengampu mata kuliah seminar di sebuah PTS dan di bulan Januari tersebut mahasiswa berduyun-duyun ke rumah untuk minta tandatangan makalah seminar mereka.
Sampai satpam kompleks beberapa kali lewat rumah, mungkin heran, dikira rumah saya digerudug.

Lanjut bulan April saya mulai menyiapkan pemberkasan untuk pensiun. Infonya kalau ASN pemberkasan harus disiapkan satu tahun sebelumnya. Beruntungnya sekarang serba online, jadi tidak perlu lagi kirim berkas hardcopy ke KeMenDikNas (DIKTI), yang banyak cerita, hilang atau terselip ke mana…

Ada yang aneh sih dari 14 surat yang harus saya upload.
Saya diminta upload surat nikah yang dilegalisir KUA tempat asal menikah. Ya kalik menikah puluhan tahun yang lalu di Jakarta Timur, entah kantornya di mana, saya pun tak tahu.
Dan repot kan ya, masih pandemi gini, harus ke luar kota…
Akhirnya saya nekat saja mendatangi kantor KUA Kecamatan Lengkong, kecamatan tempat saya tinggal. Awalnya petugas menolak, saya diminta ke Jakarta.

Setelah sedikit ngobrol kesana-kemari, cerita anak saya yang dinikahkan di KUA sini, akhirnya surat nikah saya dicap legalisir dan ditandatangani Kepala KUA-nya. Bebas biaya kok…
Sampai sekarang saya belum mendapatkan jawaban dari pejabat berwenang, kenapa juga harus ada legalisir surat nikah. Terus saya menduga, jangan-jangan untuk mencegah ada yang ngaku-ngaku istri atau suami ASN…
Pendek cerita, SK Pensiun saya malah sudah turun bulan September kemarin. Tapi ya tetaplah harus menjalankan kewajiban sampai D-day tmt pensiun, 1 Mei 2023 yad.

Semester ganjil ini mulai mengajar offline yang jujur banget saya mulai males banget ke kampus. Udah keenakan gitu mengajar dari rumah. Nyupir sendiri, lalu lintas Bandung sudah mulai macet, plus susah banget nyari parkir di kampus.

Akhirnya seringnya naik angkot saja, rute Buah Batu, turun UNLA, sambung angkot 02 Cicaheum via Aceh, kalau mau ke kampus jalan Pahlawan. Kalau mau ke kampus jalan Dipati Ukur, ya dari UNLA, naik yang ke arah Dago, terus jalan kaki sebentar.

Teman

Berkat komunikasi dan informasi digital saya mendapatkan teman-teman baru selain teman lama, yaitu teman SMP, SMA dan kuliah. Teman TK-SD gimana? SD saya pindah-pindah kota dan negara, paling satu-dua yang ternyata sekampus juga.

Teman-teman lama, adalah teman-teman sekelas dari SMAN IV Jakarta yang sesekali main ke Bandung. Kunjungan mereka memperpanjang tali silaturahmi kami yang selama ini hanya terjalin lewat grup WA.
Jumpa teman lama lainnya adalah reuni teman seangkatan di kampus kesayangan kita semua. Tapi mungkin karena sudah jarang berinteraksi dengan teman seangkatan kuliah, reuni serasa kurang seru, tidak ada bahan obrolan yang menarik. Paling pertanyaan, anak-mantu-cucu atau sekarang sibuk apa.

Teman-teman baru saya banyak sesama blogger dari berbagai grup ngeblog. Ada PAS Joeragan-Artikel, Blogwalking Asik, Berani Ngeblog, BRT Network, Blogging Happy Family, Mamah Gajah Ngeblog, Indscript Creative.
Lalu teman virtual sambung menyambung, join-leave group dari grup-grup job ngeblog. Jadi kalau ada job, join grup, kalau artikel sudah upload, sudah dicek OK, keindex Google, dan dapat fee, silakan left group.

Teman-teman ngeblog ini sesekali janjian kopdar, sehingga menambah keakraban yang telah dijalin secara virtual. Apalagi rata-rata teman ngeblog tuh jauh usianya di bawah saya dan menambah semangat saya untuk belajar dari mereka. Saya jadi belajar SEO, belajar ternak blog, bahkan sering dapat job dari mereka. Selain itu belajar ilmu lain juga mulai dari copywriting hingga investasi.

Teman baru lain adalah sesama dosen Teknik Arsitektur dari berbagai kampus di Indonesia yang sejak tahun 2019 membentuk grup jalan-jalan bernama Caraka.
Grup Caraka ini setiap tahun mengadakan acara jalan-jalan ke suatu kota, kemudian kami sepakat menuliskan dalam sebuah buku bunga rampai tentang objek yang kami kunjungi.
Memang sih arti “caraka” adalah penyampai pesan. Jadi pesan kami dalam bentuk buku.
Tidak banyak peserta jalan-jalannya, hanya sekitar 15-20 orang dosen.
Tahun 2019 ke Demak, menulis buku tentang Masjid Demak. Tahun 2020 ke Lasem, 2021 ke Sumenep, Madura, dan perjalanan tahun 2022 ke Banyuwangi. Tahun 2023 kemana ya?

Metode penulisannya free writing saja, setiap dosen menuliskan dari sudut pandang keilmuannya. Contohnya waktu menulis Masjid Demak, ada yang menuliskan dari ilmu bentuk, struktur, fisika bangunan, rasa ruang, hingga ke ornamen.

Ada pertemanan lain yaitu teman sesama instruktur piano di sebuah kursus piano. Saya sempat nyambi sebagai guru piano klasik untuk anak, kemudian resign beberapa tahun yang lalu. Tapi sesekali kami masih main bersama untuk lingkup kecil saja. Sempat terhenti selama pandemi, rencananya akhir tahun ini mau mulai main bareng lagi.

Penutup

Itulah sependek ingatan yang saya lakukan di tahun 2022 sampai bulan November ini. Tidak ada resolusi sih, paling kalau ingin belajar ya diniatkan saja dalam hati. Misalnya memperdalam bacaan dan kajian, ya ikut belajar secara online. Atau niat bikin roti yang empuk, ya belajar dari Youtube atau baca artikel dari Mamah Gajah yang pinter bikin roti.

Perjalanan tahun 2022 masih satu bulan lagi, kemudian berganti ke tahun 2023. Semoga dunia aman, resesi terkendali, Indonesia selamat dan tidak ambruk. Pemilu lancar, negara tidak terbelah-belah.
Berusaha tetap sehat saja sih saya, tetap berkarya walaupun tentunya tidak ngoyo. Kalau males mikir mau nulis apa, ya tiduran di sofa nonton Hotstar, yang seringnya tidur beneran.