Indonesia baru saja meresmikan presiden ke-8, Prabowo Subianto, yang salah satu poin pada pidato perdana beliau adalah target swasembada pangan. Swasembada pangan sepertinya masih jauh panggang daripada api, tetapi kita harus semangat untuk mendukung target ini.
Populasi penduduk Indonesia pada semester pertama tahun 2024 lebih dari 280 juta jiwa merupakan persoalan yang tidak mudah bagi pemerintah. Apalagi sebagai penduduk terbesar nomor 4 di dunia ini, impor produk pertanian dan pangan meningkat dari tahun ke tahun. Pada web Kementerian memang kebijakan impor sifatnya “sementara”, tetapi seperti yang kita alami, ternyata kita belum swasembada pangan walaupun telah lebih dari 75 tahun merdeka.
Upaya berbagai pihak pun muncul untuk meningkatkan produk pertanian dan perkebunan ini. Selain mencetak lahan sawah dan kebun, teknik menanam yang lebih baik juga dipelajari.
Memperkenalkan Metode Hidroponik
Bagi teman-teman yang belum mengenal sistem menanam hidroponik, perlu diketahui bahwa metode ini merupakan metode budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanam seperti tanah.
Sebagai gantinya, tanaman ditanam dalam larutan nutrisi yang kaya akan mineral dan unsur hara yang dibutuhkan untuk tumbuh sehat. Air yang digunakan dalam sistem hidroponik ini mengandung semua nutrisi yang mudah diserap oleh akar tanaman langsung.
Metode hidroponik ini sempat sangat populer ketika pandemi melanda Indonesia empat tahun yang lalu. Ketika orang tidak bisa ke luar rumah dan harus melakukan kegiatan dari rumah, maka banyak keluarga yang mencoba menanam sayuran dengan metode ini.
Dibandingkan dengan metode penanaman konvensional hidroponik mempunyai kelebihan sebagai berikut:
Efisiensi Penggunaan Air
Penggunaan air dalam hidroponik jauh lebih efisien karena nutrisi larut dalam air dapat langsung diserap oleh akar tanaman.
Produksi Lebih Tinggi
Tanaman hidroponik biasanya adalah sayuran tertentu yang cenderung tumbuh lebih cepat dan menghasilkan panen yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
Kualitas Tanaman Lebih Baik
Sistem pemeliharaan yang tepat serta menambahkan nutrisi pada air membuat tanaman hidroponik umumnya lebih sehat dan memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi.
Tanaman Bebas Hama dan Penyakit
Dibandingkan dengan tanaman biasa yang ditanam di media tanah, maka tanaman hidroponik lebih rendah risiko terkena serangan hama dan penyakit.
Fleksibel
Sistem hidroponik dapat diterapkan di berbagai tempat, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, bahkan di daerah dengan keterbatasan lahan.
Berawal Dari Relawan
Seorang pemuda yang akrab dipanggil Nazri merupakan sosok yang jatuh cinta pada pertanian justru didapatkan ketika bertugas sebagai relawan pada korban bencana Gunung Sinabung. Muhammad Nazri Syahputra, nama lengkap Nazri, waktu itu melihat pertanian hancur lebur akibat abu vulkanik Gunung Sinabung, sedangkan untuk membangkitkan lagi pertanian ternyata tidak ada generasi muda yang tertarik dengan pertanian.
Hasil obrolan ketika pendampingan dengan petani di tanah Karo ini, rata-rata putra-putra mereka memang tidak menggeluti pertanian, bahkan ada yang merantau ke luar daerah hingga ke luar negeri. Waktu itu para petani tidak melihat ada titik cerah bila anak keturunan mereka di masa yang akan datang tetap menjadi petani.
Nah loh, siapa dong yang akan menanam? Padahal kan semua orang perlu makan?
Nazri sendiri pada waktu itu sudah jatuh bangun membangun bisnis dan mengalami kerugian. Pendidikannya ditempuh di sebuah perguruan tinggi ternama di Sumatera Utara, dan melanjutkan menempuh pendidikan matematika. Niatnya adalah menjadi guru.
Pemuda asli Medan yang hobi backpacker ini melanglangbuana untuk menenangkan diri dari satu kota ke kota lain. Hingga tibalah di Jakarta bertemu dengan pakar di dunia pertanian dan hidroponik, Bob Sadino. Melalui beliau, Nazri diarahkan untuk belajar menempa ilmu pertanian di Bogor di tahun 2013-2014.
Kita mengenal Bob Sadino sebagai sosok yang mengenalkan perladangan sistem hidroponik pertama di Indonesia dan juga mengenalkan telur ayam negeri.
Membangun Gerak Tani Muda Sumatera Utara
Setelah belajar hidroponik di Bogor, Nazri kemudian melakukan uji coba, terutama mencari teman-teman yang mempunyai minat sama.
Menurut Nazri, sektor pertanian mempunyai peluang luar biasa dan potensi besar untuk maju. Berjumpa dengan teman-teman sefrekuensi dan melakukan pendampingan ke warga tanah Karo untuk membangun kembali pertaniannya porak poranda karena bencana Gunung Sinabung.
Upayanya disambut dengan baik oleh warga sekitar dan sekarang sudah sekitar 30 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dan 200-an petani produktif yang bergabung dengan pola tanam yang lebih terstruktur.
Melalui Kewirausahaan Gerak Tani Muda Sumatera Utara, Nazri mengembangkan agrobisnis, yaitu menggabungkan pertanian dengan bisnis. Sektor pertanian dikelolanya melakukan pola tanam sesuai arahan SOP yang terpadu. Artinya tanaman, sayur, dan buah yang ditanam disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Sehingga tidak ada over produksi hanya dari satu jenis tanaman saja.
Sering kita dengar ketika petani mengalami panen yang berlebihan sehingga harga jatuh bahkan membuang hasil panennya. Di satu sisi, ketika tiba musim tanam, petani terlilit biaya bibit dan pupuk yang cukup mahal.
Berkat tangan dingin Nazri bersama komunitasnya bisa mengubah mindset petani dengan pola tanam yang dipikirkan secara matang dari hulu ke hilir. Sekarang ini produk pertaniannya bisa memenuhi kebutuhan pasar Sumatera Utara dan di luar provinsi.
Penutup
Sebagai Ketua Komunitas Hidroponik Sumatera Utara sekaligus Duta Petani Milenial Kabupaten Deli Serdang, Nazri berperan banyak bagi generasi muda. Nazri pun mendirikan usaha CV Hidro Sinergi Utama, menjadi mentor UMKM Sumatera Utara dan juga sebagai konsultan training.
Semangatnya membangkitkan pertanian di kalangan generasi muda ini membuatnya mendapatkan penghargaan melalui program SATU Indonesia Awards dari Astra di tahun 2023 untuk bidang UMKM/Kewirausahaan.
Sebagai informasi SATU Indonesia Awards adalah ajang penghargaan yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk untuk memberikan apresiasi kepada anak muda yang berkontribusi bagi masyarakat
Kisahnya diharapkan bisa memotivasi banyak generasi muda untuk tak memandang sebelah mata profesi sebagai petani. Bukan tidak mungkin target swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto bisa terpenuhi dalam waktu dekat. Dengan demikian kita tidak perlu lagi impor produk pertanian yang selama ini “terpaksa” dilakukan.
Seperti yang disampaikan oleh Nazri pada suatu wawancara dengan Radio Idola Semarang:
Sektor pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata. Negara kita dikenal sebagai negara agraris. Kalau tidak ada anak-anak muda yang bertani, siapa lagi?
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Semoga bermanfaat.
Sumber:
https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/pidato-perdana-presiden-prabowo-subianto-serukan-kepemimpinan-yang-berani-dan-berpihak-pada-rakyat/
https://www.radioidola.com/2024/muhammad-nazri-syahputra-pendiri-komunitas-hidroponik-sumatera-utara/
https://olret.viva.co.id/life/17947-jadi-petani-muda-muhammad-nazri-syahputra-jadi-inisiator-tani-muda-di-deli-serdang/
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/watampone/id/data-publikasi/berita-terbaru/3689-dampak-kebijakan-impor-terhadap-ketahanan-pangan-di-indonesia.html/
Foto oleh Jatuphon Buraphon: https://www.pexels.com/id-id/foto/pemandangan-sayuran-348689/
hidroponik ini cocok banget dengan mereka yang takut cacing serta “kekotoran” lain yang biasanya merasuk generasi muda akibat orang tuanya banyak ngelarang
Nazri cerdas nih, ngajak generasi muda bertani tanpa kotor dan hasilnya organik sehingga bisa dihargai mahal oleh supermarket
Inspiratif banget Nazri Syahputra ini.
Secara umum hidroponik itu sudah banyak dikenal publik, yang menjadi istimewa adalah keterlibatan anak muda yang berkenan menjadi petani. Meskipun bukan petani tradisional, kemajuan teknologi pada dunia pertanian membuat segala kendala, khususnya kepemilikan lahan, bisa teratasi. No wonder jika Nazri mendapatkan SATU Awardnya ASTRA.
Saya loh pengen nyoba juga Mbak. Karena rumah saya tidak punya halaman dan luasnya cuma sekepotan, saya sepertinya mau coba hidropik yang di wadah bak dengan tatakan bolongan gitu. Penasaran saya. Meski kata ibu saya “tangan saya panas” yoweslah hahahaha. Siapa tahu berhasil dengan hidroponik ya. Lumayan buat salad segar di rumah.
Penanaman Hidroponik menjadi salah satu solusi yang efektif untuk penanaman di lingkungan sekitar rumah. Apa yg dilakukan oleh Nazri ini menjadi inspirasi dan penggerak di kampungnya utk lebih berdaya salah satunya lewat pertanian ini yang hasilnya bisa diputar baik utk kebutuhan sendiri atau dijual yg tentu bisa menjadi pendapatan
Ini pentingnya anak muda yang cerdas dan peka terhadap lingkungan.
Dengan inovasinya, mempu menciptakan harapan swasembada pangan yang dicanangkan Bapak Presiden menjadi semakin nyata.
Salah satunya dengan program hidroponik, yang banyak sekali manfaat dan kebaikannya untuk manusia.
Seneng sih kalo di rumah rumah punya kebun hidroponik sendiri yang ijo-ijo segeerr.. Apalagi kalo pas panen yaa.. auto bahagiaaa.. makan sayur dari kebiun sendiri.
Anak muda jadi petani? itu gakmudah lho… Pasti banyak banget tantangannya. Hydroponic farm jadi solusinya.
Dulu sempat belajar tentang metode ini, tapi gak kesampaian praktik di rumah karena kesibukan. Singkat kata, metode ini tuh cukup rumit tapi hasilnya bagus banget.
Salut deh buat Mas Nazri Syahputra mellui Gerak Tani Muda Sumatera Utara.
Suka banget malo ada lahan yang figunakan buat hidroponik..
Emang kalo liat yang hijau-hijau tuh bikin teduh di mata, adem di pikiran, tenang di hati…
Masalahnya aku ga pinter bercocok tanam mau hidroponik atau konvensional selalu aja tanemannya berumur pendek huhu