Sebuah buku berjudul “Digital Public Relations” berwarna cover abu-abu dengan jenis huruf merah terang sampai ke tangan saya dengan selamat. Buku karya Dudi Rustandi ini, menarik perhatian karena disertai kata “digital” pada judul bukunya. Sedangkan public Relations yang saya pahami berkaitan dengan ke”humas”an pada sebuah instansi.
Digital sendiri sejatinya merujuk pada sesuatu yang berhubungan dengan angka, data, atau informasi yang direpresentasikan dalam bentuk angka biner (0 dan 1).
Dalam dunia informasi pun peran digital turut memengaruhi kita dengan terciptanya komputer, internet, dan telepon pintar. Sehingga teknologi informasi ini memungkinkan kita untuk memproses, menyimpan, dan mengirimkan data digital.
Tentang Buku Digital Public Relations
Judul Buku: Digital Public Relation
Nama penulis: Dudi Rustandi
Penerbit: Simbiosa Rekatama Media
ISBN: 978-623-6625-85-9
Ukuran : 15,5 x 24 cm
Halaman : 262 Halaman
Harga: Rp100.000,-
Cetakan Pertama: April 2024
Profil Penulis
Dudi Rustandi, dosen tetap program studi Ilmu Komunikasi Telkom University, menempuh S-1 di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, S-2 di Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, dan sedang menempuh S-3 di Program Studi Ilmu Komunikasi UNPAD. Berkat kegemarannya menulis sejak SMA, maka karya-karyanya banyak dimuat di media masa cetak, media digital, dan menjadi instruktur penulisan di berbagai komunitas. Dudi juga seorang bloger dengan nama blog Abah Raka.
Daftar Isi
Membaca buku sarat ilmu ini dapat kita simak dari daftar isi berikut:
- 1 – Pendahuluan High Tech High Touch; Membangun Relasi-Reputasi Melalui Teknologi
- 2 – Digital Public Relations: Dari Komunikasi Digital ke PR 1.0 Hingga PR 5.0
- 3 – Konsep Dasar Digital Public Relations
- 4 – Elemen Digital Public Relations
- 5 – Memahami Media Digital, Dari Aktual ke Hiperrealitas
- 6 – Strategi dan Taktik Digital Public Relations
- 7 – Email, Bukan Hanya Sarana Pengirim & Penerima Data
- 8 – Media Sosial untuk Public Relations
- 9 – Corporate Blogging
- 10 – Search Engine Optimization untuk Public Relations
- 11 – Strategi Buzing dalam Digital Public Relations
- 12 – Digital Branding: Dari Optimasi Media Internal Hingga Aktivasi Jurnalisme Jenama
- 13 – Penutup: Public Relations 4.0 yang Memanusiakan
Public Relations atau PR konvensional yang kita kenal, diartikan hubungan masyarakat, merupakan upaya terencana untuk membangun dan menjaga hubungan baik suatu organisasi dengan masyarakat. Organisasi ini bisa berupa perusahaan, lembaga, instansi, bahkan individu yang berhubungan dengan masyarakat termasuk karyawan, pelanggan, investor, media, hingga pemerintah.
Buku ini membahas dengan lengkap lingkup PR yang menjawab tantangan zaman. Diawali dari Pendahuluan bahwa membangun relasi-reputasi bisa banget melalui teknologi, tentu saja teknologi informasi.
Dilanjutkan pada bab-bab selanjutnya. Mengingatkan kembali ketika kita sekian tahun belakangan saat pandemi Covid-19 merebak. Ketika kita gagap berkomunikasi secara digital, antar guru-murid, dosen-mahasiswa, dan tentu saja kehumasan yang tetap dituntut terkoneksi dengan publik.
Dedi dengan runut menjelaskan seputar Komunikasi Digital, Konsep Dasar, dan Elemen Digital dari Public Relations. Selain itu pembaca mendapatkan pencerahan untuk memahami Media Digital dan bagaimana mengatur Strategi dan Taktik Digital Public Relations ini.
Ketika kita membuat akun Media Sosial sebagian besar adalah melalui E-mail. Itu sebabnya ada pembahasan khusus tentang Email dan Media Sosial di Bab 8 dan Bab 9. Menunjukkan bahwa justru melalui media sosial, salah satu media paling cepat PR untuk menyampaikan pesan.
Sebagai blogger, kita juga mempelajari tentang bagaimana menyikapi bahasa mesin pencari sebagai perantara antara blogger dan pembaca yang mencari artikel spesifik. Nah, Dedi pun menuliskannya pada bab khusus tentang Corporate Blogging, perusahaan pun bisa membangun media komunikasi melalui artikel di website perusahaan. Termasuk juga penanggung jawab website tentunya harus mempelajari Search Engine Optimization dan Strategi Buzing dalam Digital Public Relations tersebut.
Pada bab-bab akhir, penulis mengangkat pentingnya brand (jenama) melalui Digital Branding dan ditutup dengan, bahwa walaupun komunikasi melalui digital, PR masa kini tetap dituntut untuk memanusiakan audiens-nya.
Penutup
Tujuan utama public relations atau hubungan masyarakat adalah menciptakan citra yang baik di mata publik, membuat suatu jenama atau organisasi lebih dikenal masyarakat. Bahwa sekarang ini dituntut menggunakan digital untuk berkomunikasi, hubungan yang kuat dan saling percaya tetap dipertahanakan dan sebisa mungkin meminimalkan isu negatif yang dapat merusak reputasi.
Sepenggal ulasan dari sebuah website tentang buku “Digital Public Relations” bahwa buku ini tidak membahas PR konvensional, tetapi mengkaji secara konsep dan membahas secara praktis isu krusial komunikasi perusahaan dan masyarakat di ruang digital.
Walaupun di sana-sini banyak istilah asing yang mungkin penulis belum menemukan padanannya dalam bahasa Indonesia, buku ini layak untuk dibaca oleh dosen, freelancer, blogger, atau siapa saja yang sering berinteraksi dengan publik.
Semoga bermanfaat.
Sumber:
https://www.abahraka.com/2024/11/sekelumit-pengalaman-menulis-buku.html
https://digisense.id/refleksi-teknologis-dalam-buku-digital-public-relations/
Buku ini penting bgt loh, terutama kalo dilihat dr daftar isinya. Kita jg bs melakukan digital public relation terutama di era sekarang yg serba digital. Dan bgm bs terlihat bersinar dan mengatasi masalah saat di media sosial.
Krn zaman now, nggak bs sembarangan dlm public relation. Perlu aturan tertentu biar ga sekadar viral tapi malah melanggar. Perlu kesopanan biar viralnya jg sesuai aturan.
Congrats untuk kelahiran bukunya Pak Rustandi.
Kalau baca ulasannya, terutama bagian daftar isi ada bahasan yang menarik ternyata dikupas di situ ya, tentang Konsep Dasar Digital Public Relations. Bisa nih jadi buku pedoman juga
Buku yang sangat bagus untuk dimiliki. Membangun relasi di dunia digital ini sangat penting, bahkan untuk semua aspek kehidupan. Pemilik bisnis harus bisa membangun relasi baik dengan konsumen untuk meningkatkan kepercayaan atau citra perusahaan. Pun, dengan masyarakat sebagai pengguna media sosial harus tetap berpegang pada adab dan sopan santun.
Jika yg nulis akademisi biasanya akan banyak bahasa2 ilmiahnya ya bu. PR ini nyaris dibutuhkan di semua lini. Dan menarik jika ada yg bisa mengemas PR konvensional menjadi lebih orkatis dan mudah dipahami
Review buku Abah Raka atau kang Dudi memberikan secercah informasi terkait pentingnya masa kini memahami public relations. Karena bukan hanya menyampaikan informasi, namun juga tepat sasaran ke penerimanya dengan bahasa yang tetap santun.
Seringkali kalau blogger tuh yang dipikirkan adalah PV yaa…jadi kudu belajar mengenai faktor-faktor penyebabnya melalui SEO optimation, dan lain-lain.