Ketika Bantala Bicara Cinta – Sabtu, 14 Oktober 2023 pukul 07:57 tibalah saya di hadapan gedung yang menjulang tinggi, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta. Perjalanan dari Bandung saya lalui dengan naik kereta api pukul 05:00 dini hari dan tiba 07:50, tepat waktu di Stasiun Gambir.
Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) ini merupakan gedung baru, dibangun di belakang gedung lama, Gedung Pusat Pembinaan Perpustakaan. Alur masuk menuju Perpusnas ini kalian bisa masuk melalui gedung lama, diterima oleh ruang pamer kemudian menuju ke plaza di depan gedung baru.
Gedung Perpusnas merupakan perpustakaan nasional tertinggi di dunia (126,3 meter) dengan 24 lantai, ditambah tiga lantai parkir bawah tanah (basement), yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, 14 September 2017.
Perjalanan saya ke Jakarta ini adalah turut menyaksikan Parade Peluncuran 6 Buku Elang Nuswantara, yaitu buku-buku antologi dari para “elang”, julukan untuk penulis buku yang tergabung dalam sebuah komunitas penulis.
Komunitas penulis ini bernama Elang Nuswantara dibidani oleh Kirana Kejora, seorang novelis, produser film, dan writerpreneur.
Transformasi Si Elang Biru Bantala
Keterlibatan saya sebagai “elang”, karena tertarik dengan peluncuran antologi tahun 2022 yang lalu, “Berikan Aku Cerita Yang Tak Biasa”, antologi penulis yang tergabung di IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis).
Berbeda dengan beberapa antologi yang saya ikuti, antologi Elang Nuswantara sepertinya tidak boleh asal tulis dan gaya penulisan bergaya fiksi serta filmis. Suatu gaya penulisan yang tidak biasa atau malah sulit dilakukan, karena saya biasa menulis nonfiksi.
Ketika tahun 2023 diluncurkan flyer Writing Academy ke 5 oleh IIDN, maka saya pun cus mendaftar.
Kelas yang diadakan kali ini merupakan kelas pendampingan oleh Kirana Kejora dan Widyanti Yuliandari (Ketua IIDN), temanya adalah travel notes konservasi alam yang mengangkat cerita perjalanan bersama alam. Kelas dibuka tanggal 27 Mei 2023 hingga 3 Juni 2023.
Sesuai temanya tentang lingkungan, maka “elang” satu ini merupakan Elang Biru Bantala, karena ada banyak “elang-elang” lain sesuai dengan tema cerita yang akan diangkat. Ada Elang Merah, Elang Kembara, Elang Tempur, Elang Putih.
Jadwal proses penulisan yang dibagikan ke para peserta cukup padat. Berikut lini masanya proses penulisan antologi berjudul “Ketika Bantala Bicara Cinta”:
28 Mei – 1 Juni : persiapan pra penulisan (pengumpulan ide, premis, logline, outline)
2 Juni : Zoom Class sesi 2 – Dasar Environmental Science
3 Juni : Bonus Class via WhatsApp Group – Membuat Konten Promo Menarik
4 Juni : Bonus Class via WhatsApp Group – tutorial Book Teaser
5 Juni : Hari Lingkungan Hidup Sedunia (serentak share book teaser)
5 – 31 Juni : proses penulisan
1 – 22 Juli : proses editing
10 Agustus : Soft Launching (Hari Konservasi Alam Nasional)
14 Oktober : Grand Launching di Perpusnas
Walaupun kami hanya diwajibkan menulis 5 halaman A4, Times New Roman 12, spasi 1,5, ternyata kalau belum menemukan Ide, Premis, dan Logline, apa pula yang akan ditulis, kan…
Akhirnya saya menuliskan tentang perubahan cuaca ekstrim dan pemanasan global yang terjadi di kota Bandung.
Tidak mudah memang menuliskan sebuah karya yang harus bernada fiksi dan filmis, bukan jurnal seperti yang biasa saya tulis. Juga bukan bergaya santai seperti tulisan blog.
Di akhir sesi, pengumpulan naskah antologi karya Elang Biru Bantala, seluruhnya ada 32 penulis, berjudul “Ketika Bantala Bicara Cinta” yang menuliskan tentang konservasi alam.
Saya sendiri mengalami beberapa kali tahap editing menjelang pengumpulan akhir dan memperbaiki judul yang dianggap belum filmis. Diksi penulisan menggunakan POV “aku”, tidak ada dialog, dan judul diusahakan memakai kata-kata tak biasa. Misalnya bahasa Sansakerta atau bahasa Indonesia puitis.
Menulis buku antologi sebetulnya tidak sulit, karena hanya 3-5 halaman, rata-rata 1000 kata. Tetapi khusus untuk antologi pasukan Elang Biru Bantala, ternyata saya cukup berkali bongkar pasang alias self editing.
Gempita Peluncuran 6 Buku Elang Nuswantara
Nah, di hari Sabtu yang indah bercuaca terang ini ada 6 buku antologi yang diluncurkan, yaitu:
- “Rembulan dalam Pangkuan Savana”, buku antologi puisi modern, yang setiap puisi memuat minimal 2 kata dari bahasa Nuswantara, bersama Miyaz Script Agency dan Azkiya Publising dengan Pasukan Elang Merah Savana.
- “Ayah Pemilik Kasih Tersembuyi”, buku antologi cerpen bertema ayah, bersama Dandelion Publisher dan Pasukan Elang Kembara.
- Buku Trilogi Sahabat dari Pasukan Elang Kembara:
- “Terima Kasih Telah Setia”, buku antologi cerpen persahabatan dengan benda,
- “Kamu Tak Pernah Melukai”, buku antologi cerpen persahabatan dengan flora/fauna dan
- “Jangan Lelah Menemaniku”, buku antologi persahabatan dengan manusia.
- “Ketika Bantala Bicara Cinta”, merupakan buku antologi travel notes bertema Konservasi Alam, bersama Ibu-ibu Doyan Nulis dan Pasukan Elang Biru Bantala.
Mengingat acara baru dimulai pukul 09-an, jadi saya masih punya waktu untuk explor gedung Perpusnas, dong. Saya menyempatkan naik ke lantai 24, kebetulan pintu ke arah balkon di buka. Berfoto selfie lah saya di balkon lantai 24 tersebut.
Lantai 24 sebetulnya merupakan ruangan executive lounge dan koleksi buku langka.
Kalau waktunya cukup dan sedang melakukan penelitian, bisa, nih, baca-baca dan mencatat informasi di Perpusnas ini.
Tak lama saya explor gedung, karena segera meringankan langkah ke auditorium di lantai 2, tempat diselenggarakannya Parade Peluncuran 6 Buku Elang Nuswantara.
Di layar latar belakang panggung berulang ditayangkan teaser video clip teman-teman “elang”. Di grup wa Travel Notes Nuswantara, kami memang ditawarkan untuk membuat teaser atau video pendek masing-masing. Boleh menceritakan proses kreatif penulisan buku.
Beberapa hari sebelum peluncuran buku, kami diminta merekam sambil mengucapkan “Ketika Bantala Bicara Cinta” kemudian dikompilasi. Saya sempat juga mengirimkan rekaman.
RANGKAIAN ACARA PELUNCURAN 6 BUKU ELANG NUSWANTARA, Sabtu, 14 Oktober 2023 (WIB)
- Registrasi tamu dengan prokes
- Pembukaan dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
- Pembacaan Doa
- Laporan Ketua Panitia
- Tari Jaipong Jalatunda
- Perkusi Dol Madina
- Sambutan Kemenparekraf – Bapak H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. (secara online)
- Sambutan Kemendikbudristek – Ibu Dewi Yulianti, S.IP., M.Hum
- Sosialisasi Koleksi Digital Perpusnas dari Kelompok Bimbingan Pemustaka Pusat Jasa Perpustakaan Nasional RI – Ibu Yuli Maryani, S.Sos., M.Si
- Pidato Kebudayaan Penggiat Budaya dan Sejarah, Pembina Elang Nuswantara – Bapak Dr. Ir. Hedy Rahadian, M.Sc
- Talkshow Elang Nuswantara by Kirana Kejora & 6 Wakil Elang Nuswantara
- Hiburan dan Penampilan Elang Nuswantara
- Penutupan dan Foto Bersama
Hiburan dan penampilan Elang Nuswantara merupakan perwakilan dari para “elang”.
Ada pembacaan puisi dan tarik suara. Khusus untuk Elang Biru Bantala diwakili oleh Ibu Tisnawati Simowibowo sebagai wakil dari generasi Boomers dan Lemuel sebagai wakil dari Gen Z.
Keunikan dari para “elang” ini adalah kami terdiri dari berbagai lapisan generasi yang cinta dengan kebudayaan Nusantara.
Tak salah bila slogan pasukan “elang” adalah:
“Menerbangkan Karya Membuanakan Jiwa Tanpa Ketaksaan”
moto pasukan Elang
Kira-kira pukul 13:30 acara selesai, kami para peserta dipersilakan mengambil paket konsumsi di meja panitia. Dan saya pun bergegas pesan gojek kembali ke stasiun Gambir, untuk pulang ke Bandung, naik kereta keberangkatan pukul 15:15.
Penutup
Jujur, saya surprise dengan effort teman-teman menggawangi peluncuran buku antologi ini. Dalam beberapa hal, buku antologi kurang dilirik penerbit karena dianggap belum layak jual. Bahkan tidak mudah mendapatkan ISBN untuk buku antologi.
Ternyata antologi Elang Nuswantara ini dikemas sedemikian apik. Angkat topi untuk teman-teman yang mencetuskan ide, editor, video editor, narasi, dan juga teman-teman penulis sebuku yang bersedia mewakili untuk mengisi acara. Parade peluncuran menggunakan auditorium megah dengan akustik prima pun membuat kami para undangan berdecak kagum.
Terima kasih buat teman-teman yang begitu menjiwai dalam membacakan puisi. Saya yang blas engga paham puisi, sedikit-sedikit mampu menyimak dan berusaha memaknai.
Memang ya…semua itu tentang jam terbang. Rajin mendengar pusi, lama-lama biasa dan paham.
Rajin menulis buku fiksi, lama-lama akan cepat saja merangkai kata.
Buat teman-teman yang ingin tahu apa saja tulisan karya teman-teman Elang Biru Bantala, silakan memesan buku “Ketika Bantala Bicara Cinta”. Ada 32 karya bernas yang semuanya bercerita tentang bantala yang berarti bumi atau tanah dan konservasi alam.
Semoga bermanfaat.
barakallaohu ya mabk. Keren perjalanan mengikuti pasukan elang ini. Sy pun niat ingin ikut, tapi belum nemu waktu yang tepat. Karena sy rasa butuh fokus lebih. Sekelas mbak kirana kejora, sy percaya betul kualitasnya sbg writerpreneur. Smg next sy bisa jadi elang berikutnya ya mbak
Wow wow wow
Membaca beberapa nama di balik layar buku-buku keren ini, saya yakin betul akan kualitasnya. Percaya banget bahwa memang gaya penulisannya tak biasa, cara penyajiannya juga luar biasa. Saluuuut
Selamat mbak, tergabung dalam tim keren ini
Pasti tak mudah, tapi mbak Hani bisa menyelesaikannya dengan baik
Btw, dimana bisa saya pesan bukunya?
Selamat ya sudah berhasil berpartisipasi dalam proyek antologi kece ini. Semoga diterima masyarakat luas dan menebar manfaat.
Seru banget ya punya antologi yang peluncurannya di perpusnas nan mewah begini
Kalau menurut daku membuat cerita yang jumlah kata maupun halamannya makin terbatas, tantangannya itu luar biasa malah, ketimbang yang jumlah katanya panjang kayak nulis di blog hehe
Wah, ternyata ini ya para elang. Hehe.. awalnya bingung siapa dan kenapa menggunakan predikat elang.
Banyak komunitas penulis. Tentu masing-masingnya punya fokus sendiri. Elang dengan gaya penulisan filmis bagi saya juga hal yang baru. Semakin kaya nih warna penulisan di tanah air..sukses acaranya. Perpusnas menumbuhkan literasi di Indonesia.
Selamat atas peluncuran bukunya Mbak Hani
Alhamdulillah ya seluruh rangkaian acara sudah berjalan dengan baik dan lancar. Kesempatan bikin buku antologi dengan teman teman hebat tidak mudah lho
Keren banget pokoknya apalagi launchingnya diadakan di perpusnas yg megah dan bagus
Kerennnn…..selamat Mbak Hani, sukses yaaa…
Jadi inget pernah nulis tentang lingkungan juga bareng Mbak Hani
Rame dan seru banget karena ada deadline tulisan
Indah banget video teaser “Ketika Bantala Bicara Cinta”.
Aku salut dengan buku yang diterbitkan oleh penulis-penulis hebat IIDN. Membuka paradigma baru mengenai budaya, alam dan kekayaan yang dimiliki Indonesia dengan cara yang elegan.
Keren banget peluncuran bukunya. Jadi penasaran sama buku Ketika Bantala Bicara Cinta ini. Effort yang dikeluarkan tentu sesuai dengan hasilnya ya Mbak. Btw, spill harga bukunya dong. Bisa dibeli di mana?
Selamat ya kak atas perilisan bukunya, liat nama nama penulisnya pasti isinya bakal Keren banget sih, perlu kubeli sih ini bukunya. Aku beberapa Kali ikut Penulisan antologi tapi kayaknya belum pernah Yang seintens para elang ini deh
Makin banyak perempuan yang bisa berkarya, maka makin bahagia pula dunia. Keren banget, peluncuran buku antologinya diadakan di perpustakaan nasional.
Wah, senangnya bisa hadir di acara sekece ini mbak
Para elang sungguh sangat menginspirasi
Masya Allah.karya-karya luar biasa yang memotivasi perempuan untuk bangkit memberikan yang terbaik untuk negeri
Wah padahal aku pingin banget hadir tapi di tanggal itu ada keperluan pribadi, udah lama banget ngak baca buku dan salah satu buku favorit aku yah antologi, jadi ingat buku antologi pertama aku dibikin bareng IIDN juga sekitar tahun 2014, jadi kangen masa-masa nulis buku antologi bareng temen. Cussslah…penasaran pingin baca bukunya.
Buku antologi ini keren. Saya yakin setelah ini ada banyak penulis nya yang bisa bikin buku sendiri, gak keroyokan lagi. Secara Elang Nusantara terlatih untuk terus menghasilkan karya terbaiknya ya
Keren ya masyaAllah melestarikan kekayaan alam lewat tulisan. Semoga bisa menginspirasi ya
keren banget komunitas elang nuswantara yang selalu produktif melahirkan karya. semoga nanti saya juga bisa nih gabung sama komunitasnya
Wah, selamat untuk karyanya bersama teman-teman ya Mbak. Judulnya pun menarik. Memang menulis untuk buku itu benar-benar harus serius ya. Mulai dari mencari ide, self editing, sampai cek-cek referensi.
wah Mbak Hani bener-bener Ibu-Ibu doyan Nulis nih! ga cuma blog tapi buku fiksi non fiksi juga dilalap. MasyaAllah, ikut bangga sama komunitas ini yang melahirkan elang-elang. semoga bukunya sukses dan berdampak Mbak!
Mantap mba bisa gabung di poject penulisan yang keren ini. Semoga next banyak karya lain yang nggak kalah kece.