Menyelenggarakan perhelatan pernikahan ditengarai membutuhkan biaya hingga ratusan juta. Akibatnya, banyak calon pasangan yang menunda pelaksanaan pernikahan hanya karena masalah biaya. Apabila dicermati dengan baik, sebenarnya ada komponen-komponen yang biayanya bisa ditekan tanpa mengurangi kekhidmatan hari yang bersejarah tersebut. Pada dasarnya pernikahan bukan pada pestanya (wedding) tetapi ya pada pernikahannya (marriage). Bila biaya menjadi pokok jadi atau tidak jadi menikah. Maka kita bisa menyelenggarakan pernikahan do-it-yourself, yang banyak dilakukan sendiri, mari kita pilah komponen-komponen tersebut yang terdiri dari:
1. Tema pernikahan
Sekarang ini sudah lazim sebuah pesta pernikahan diselenggarakan dengan tema-tema tertentu. Tidak seperti zaman dahulu yang selalu terikat dengan tema tradisional. Kalau orang Jawa, sudah pastilah mempelai, kedua orangtua, dan among tamu memakai busana adat Jawa. Pelaminan pun didekor dengan ukir-ukiran Jawa.
Apabila tema pernikahan tradisional diikuti dengan sangat detail, akan membutuhkan waktu tiga hari tiga malam. Contohnya pernikahan adat Jawa. Ada upacara pemasangan bleketepe, pengajian, upacara siraman disambung jual dawet, lalu malam midodareni. Keesokan harinya akad nikah, dilanjutkan dengan resepsi. Semua acara tersebut pasti mengundang tamu, menyediakan hidangan, serta memerlukan busana yang berbeda-beda.
Pada pernikahan do-it-yourself, tidak ada salahnya memilih hal-hal yang penting saja. Buatlah tabel khusus anggaran, lalu di-breakdown agar anggaran tidak jebol.
2. Tanggal, bulan, tempat, dan waktu
Masyarakat Indonesia masih percaya dengan hari baik dan bulan baik dalam menentukan tanggal pernikahan. Alhasil, ada hari-hari ketika gedung yang disewakan untuk perhelatan pernikahan penuh dari pagi sampai malam. Ada pula yang mencocokkan dengan kalender Islam.
Bisa juga dipertimbangkan menyelenggarakan resepsi pernikahan di sore hari, misalnya pukul empat sore hingga menjelang magrib. Dengan demikian hidangan yang disajikan tidak terlalu berat.
Biasanya sewa gedung di sore hari pun tidak semahal resepsi yang diadakan malam hari.
Pertimbangkan juga jarak antara gedung resepsi dengan rumah tinggal. Di kota-kota besar, karena jarak antara gedung resepsi dan rumah tinggal cukup jauh, petugas KUA pun disiapkan yang dekat dengan gedung resepsi. Tentunya segala urusan administrasi harus disiapkan jauh hari sebelumnya, termasuk biaya untuk petugas dan tim yang menjemput.
The Marriage is more important than the Wedding.
3. Panitia penyelenggara pernikahan
Pembentukan panitia perlu dilakukan karena banyak hal yang harus dipikirkan dan diserahi tanggung jawab, terutama apabila tidak seluruhnya dapat ditangani oleh kedua calon mempelai. Kadangkala harus disiapkan pula honor atau tanda terima kasih ala kadarnya bagi panitia.
4. Undangan
Undangan tidak harus ribet supaya terlihat indah. Desain undangan sebaiknya yang ringan, indah, tapi informatif. Kenapa harus ringan? Sebagian besar kartu undangan mungkin harus dikirim melalui pos. Berapa biaya yang harus dikeluarkan apabila, undangan sangat tebal dengan model berbentuk scroll tergulung seperti pengumuman raja-raja di dalam dongeng?
5. Hidangan
Hidangan tergantung pada jumlah undangan dan jumlah menu. Hidangan untuk perhelatan pernikahan biasanya ditentukan dengan biaya per porsi. Oleh sebab itu, hitung dengan cermat jumlah undangan dan siapa-siapa saja yang akan datang. Misalnya akan menyebar 200 undangan, maka pesanlah porsi makanan untuk 600 orang. Mengapa demikian? Sudah lazim di Indonesia, orang menghadiri pernikahan bersama pasangan dan anak-anak, apalagi bila yang menikah adalah keluarga dekat. Ini pun masih ditambah dengan hidangan ekstra yang sering ditawarkan oleh jasa katering.
Bisa terjadi, niat mengundang 400 tamu sesuai ketersediaan dana, membengkak menjadi 600 orang. Cara praktis untuk menentukan prioritas yang akan diundang, coba ingat-ingat lagi siapa teman-teman yang sudah tidak berhubungan selama satu tahun terakhir.
Menu yang ditawarkan biasanya terdiri dari menu utama yang merupakan hidangan makan siang atau malam disertai lauk-pauknya. Ada pula yang dilengkapi dengan meja-meja―atau lazim disebut stall―yang menyediakan jenis hidangan khusus, misalnya baso tahu, buah-buahan, dan hidangan penutup.
Di zaman yang serba sulit dan penuh perhitungan ini, sudah lazim, koq, tidak mengundang semua kenalan. Teman-teman yang tidak terundang pun tidak perlu sakit hati, cukup mendoakan supaya kedua mempelai dapat membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.
6. Dekorasi
Pilihan dekorasi, terutama dekorasi pelaminan, sangatlah beragam, apalagi jika akan menerapkan tema tertentu. Semakin tampak mewah dan ramai tentunya semakin mahal. Sekarang ini menjadi tren di kalangan anak-anak muda bahwa mereka nanti tidak akan memakai pelaminan. Jadi, tamu, dan pengantin bersama kedua orang tua mereka akan membaur.
7. Busana dan rias pengantin
Untuk busana pengantin, dapat memesan busana yang terbuat dari bahan istimewa berharga ratusan ribu per meter di desainer terkenal. Dapat juga menjahitkan di penjahit langganan dengan bahan yang cukup bagus dan harga terjangkau, atau bahkan cukup menyewa dari jasa penyewaan baju pengantin. Ketiganya tergantung pada bagaimana calon mempelai perempuan memaknai baju yang akan dipakai pada hari istimewanya.
Ada juga gadis yang berkeinginan memakai baju pengantin ibunya dulu. Kebetulan baju ibunya tersebut masih disimpan dan dirawat dengan baik. Mungkin dengan memakai baju ibunya, sang gadis mengharapkan pernikahannya kelak akan seistimewa pernikahan ibu dan ayahnya.
Baju pengantin biasanya terbuat dari bahan halus yang bernama tulle atau brokat. Bahannya seperti renda atau jaring dan mempunyai kesan melambai. Untuk kesan mewah, biasanya desainer atau penjahit menambahkan bordir atau sulaman yang disertai payet atau manik-manik.
Biasanya penjahit membagi biaya pembuatan baju pengantin menjadi tiga komponen yaitu:
• Desain dan pembuatan baju pengantin,
• Penambahan bordir atau renda, dan
• Pemasangan payet serta manik.
Jika calon mempelai bisa menjahit dan mempunyai tangan yang terampil, tidak ada salahnya memasang payet dan manik-manik sendiri. Dengan begitu, yang namanya pernikahan do-it-yourself, biaya pembuatan baju pengantin dapat ditekan.
Bisa juga memilih kain yang sudah lengkap dengan bordir dan payet, sehingga sejak awal kain tersebut sudah cukup mewah dan tidak perlu tambahan apa-apa lagi, tinggal memilih warna yang serasi. Pemilihan warna ini penting karena walaupun bahan baju tersebut seharga jutaan per meter, kalau pemilihan warnanya tidak berselera maka kesan keseluruhan menjadi tidak berselera pula.
Sekarang ini sudah lazim jasa penyewaan busana pengantin berbagai adat dan budaya, lengkap dengan jasa perias pengantinnya. Busana-busana pengiring pengantin, serta pager ayu-pager bagus atau among tamu juga disediakan oleh jasa tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan apabila akan menyewa busana pengantin adalah sebagai berikut.
• Sewa perdana
Baju yang kita pesan ke penyedia jasa bukan merupakan baju “bekas” orang lain, tetapi baju yang dipesan dan dibuatkan khusus oleh pasangan yang akan menikah. Jadi, baju tersebut bersifat sewa pakai tetapi baju baru.
• Sewa ready stock.
Merupakan baju yang tersedia apa adanya di rumah sewa tersebut. Umumnya baju-baju yang disewakan tersebut satu setel untuk sepasang pengantin.
Harga sewa perdana tentu lebih mahal daripada harga sewa ready stock. Harga sewa perangkat
busana pengantin tersebut sering kali justru lebih mahal daripada membuat kebaya pengantin yang didesain sendiri dan dijahitkan di penjahit langganan.
Yang cukup menyita perhatian adalah riasan pengantin. Riasan pengantin gaya tradisional yang memakai roncean bunga melati asli pasti jauh lebih mahal daripada bunga melati palsu yang dibeli di toko perlengkapan pengantin. Riasan pengantin Jawa, yang lazim disebut paes, sekarang bahkan banyak dijual di toko perlengkapan pengantin berupa stiker sekali pakai, dengan gaya riasan pengantin Solo atau Yogya.
Air muka bahagia dan pasrah jauh lebih bersinar daripada riasan mahal.
Perias pengantin sering menawarkan paket-paket, dari perawatan kecantikan sebelum menikah, riasan pengantin dan keluarganya, sampai ke penyewaan baju-baju lengkap untuk seluruh keluarga.
Sah-sah saja seorang pengantin, terutama pengantin perempuan, mengharapkan riasan istimewa yang membuat pangling semua orang. Akan tetapi, air muka yang merupakan cerminan hati berbahagia jauh lebih bersinar daripada riasan yang paling mahal.
8. Foto dan video shooting
Foto pernikahan merupakan momen tak terlupakan sepanjang sejarah pernikahan pasangan yang bersangkutan. Sesi foto-foto bahkan sering kali sudah dimulai jauh hari sebelumnya, yang sering disebut sebagai foto prewedding atau prewed. Sesi foto ini sering kali diperdebatkan, pantas atau tidaknya diselenggarakan karena pasangan yang ada di foto tersebut sejatinya belum menikah secara resmi. Oleh karena itu, harus diatur sedimikian rupa supaya sesuai dengan adab yang berlaku. Selain itu, foto pada saat pernikahan lebih penting dan lebih dibutuhkan.
Penyedia jasa pemotretan biasanya menyediakan jasa video shooting satu paket dengan foto pernikahan. Pernikahan do-it-yourself, bisa saja meminta bantuan keluarga untuk mengambil foto, tetapi tentunya tidak bisa terlalu berharap menjadi foto yang profesional.
9. Musik
Iringan musik merupakan salah satu unsur yang menunjukkan ekspresi kegembiraan dalam suatu kesempatan, apalagi dalam pesta pernikahan. Pilihannya beragam, dari yang sederhana seperti lagu-lagu dari CD player, organ tunggal, organ tunggal dan seorang penyanyi, hingga sebuah band yang terdiri dari lima personel. Keluarga yang berkecukupan bahkan bisa menanggap satu nayaga lengkap musik tradisional atau orkes dangdut yang tampil tiga hari tiga malam.
10. Suvenir
Pilihlah suvenir pernikahan yang bermanfaat, bukan sekadar hiasan. Selain harga per satuan, pertimbangkan pula besar kecilnya suvenir, apakah memberatkan tamu atau tidak. Pernah terjadi, begitu cintanya pasangan mempelai terhadap lingkungan, maka setiap undangan mendapat suvenir satu bibit tanaman. Boleh banget pada pernikahan do-it-yourself adalah membuat sendiri semua pernak-pernik souvenir tersebut.
Nah, teman-teman itulah komponen menyelenggarakan pernikahan do-it-yourself yang bisa kalian pilah-pilah anggarannya. Apalagi dengan adanya pandemi, banyak pernikahan yang memang harus diselenggarakan dengan sederhana. Utamanya untuk mengurangi pengumpulan orang dalam jumlah banyak dan menghindari kerumunan. Ingat yang penting adalah kesakralan pernikahannya bukan pestanya.
Semoga bermanfaat.
huhu kalo inget jaman nikah dulu, selalu berasa ada yang kurangs.. tapi apapun itu yang terpenting pernikahannya ya mba
Iya mbak Shona…Intinya adalah menjalani pernikahan itu sendiri…
Persiapan dana ya mba..ternyata realistis nya begitu..
Iya dana. Oleh sebab itu kita pilah, komponen yg bisa dibuat sendiri akan menghemat biaya. Trims ya sudah berkunjung… 🙂
November kemarin adikku barusan nikahan mba, tanpa EO juga karena sederhana saja. Tapi tetep sih, habisnya mayan juga hahaha
Momen menikah yang kita selalu jarapkan jadi yang pertama dan terakhir pasti pengennya ngasih kenangan indah ya mbak. Tapi mau yang ga nguras kantong juga. Pernikahan Do-it-Yourself ini memang bagus jadi bisa bantu nekan beberapa pembiayaan. Aku dulu bikin bunga tangan sendiri, desain undangan sendiri, ehehe..
momen seumur hidup sekali pasti dipersiapkan yang terbaik ya, perlu dukungan dari keluarga kedua belah pihak juga agar berjalan dengan lancar 😀
Persiapan resepsi pernikahan memang “sesuatu” banget, ya ..
Sepakat banget kalau “persiapan marriage” yang untuk selamanya memang lebih penting dari “persiapan wedding ceremony” yang hanya untuk beberapa jam, meskipun tetap harus direncanakan juga supaya “memorable” dan tidak mengecewakan.
Benar sih. Bahkan ada yang pinjam sana-sini hanya demi pernikahan yang meriah. Lalu, setelahnya sibuk membayar hutang. Padahal sejatinya, pernikahan adalah awal memulai hidup baru kan ya? Kalau sudah dimulai dengan membayar hutang…
Ya begitulah. Akan lebih baik jika melakukan pernikahan do it yourself seperti ini. Kita yang membuat list apa saja yang dirasa perlu dan mengabaikan hal yang nggak perlu tapi tetap nggak mengurangi kesakralan prosesi pernikahan itu sendiri.
Intinya semua bisa dilakukan sendiri asalnya terencana dan ketersediaan dana.
Saya banget ini bunda, menyelenggarakan pernikahannya DIY. Cuma rias aja yang manggil orang karena saya gak bisa rias sendiri,hehehe. Jadi persiapannya hampir 3 bulan mulai rancangan sampai hari H. Fiuh, pergelarannya cuma 2 hari doang,wkwkwkwk. Tapi seneng sih karena gak banyak juga duit yang keluar ^_^
Nih buat yang akan menikah, banyak tips bertebaran disini. Karena memang yang terpenting itu adalah pernikahannya, kehidupan after menikahnya, bukan pesta pernikahannya. Setuju banget sama statement ini
Nikah jaman now kayaknya emang lebih simple. Apalagi masa pandemi gini semua kegiatan dibatasi. Spertinya sih bisa untuk menghemar budget di sana sini juga ya harusnya. Dan aku setuju banget yg penting itu sah, indah, dan sakral. Kehebohan dan glamor di atas panggung terkadang gak harus selalu ada.
Saya terpukau dengan tanggal pernikahannya. Waktu itu umur sy belum ada 1 bulan lahir di dunia. Hehe. Btw, sy termasuk gak mau ribet sih, enaknya pesen WO aja langsung. Hihihi