Seminggu sebelum Ramadan keluarga kami mendapat undangan acara turun tanah cucu adik saya di Jakarta. Qadarullah dia sendiri sakit dan dirawat di rumah sakit. Pas banget sebelum bulan puasa biasanya menurut tradisi, kami nyekar ke makam orang tua. Kebetulan lainnya, makam bapak-ibu saya, bapak-ibu mertua, kakak saya, dan kakak-kakak suami, ada di Jakarta. Saya pun koordinasi dengan adik bungsu, apakah dia mau ikut nyekar lalu menghadiri acara adik saya juga.
Rencana ke Jakarta semula hari Sabtu, saya undur menjadi hari Minggu, karena suami masih mengajar hari Sabtu itu. Jarak dari suatu tempat ke tempat lain di Jakarta yang lumayan jauh, dan waktunya mepet, adik saya menyarankan, gimana kalau dari Bandung ke Jakarta naik Whoosh.
Dulu saya pernah naik Whoosh waktu uji-coba Bandung-Jakarta-Bandung sebelum dibuka untuk umum, diajak teman saya yang staf PUPR. Kalau bener-bener naik dan mengatur perjalanan menggunakan Whoosh, saya belum pernah. Kebetulan lagi, saya akhir-akhir ini trauma naik mobil melalui tol Cipularang, akibat seringnya terjadi kecelakaan di spot/kilometer tertentu.
Memesan Kereta Cepat Whoosh
Saya tinggalnya di Buah Batu, posisi di Bandung itu letaknya agak arah Tenggara. Dari segi jarak kira-kira 6 km dari Stasiun Bandung, sambung kereta feeder ke Stasiun Padalarang. Sedangkan dari rumah ke Stasiun Tegalluar sekira 13 km.
Setelah menimbang-nimbang terutama dari segi waktu, saya pun memesan tiket Whoosh melalui aplikasi KAI Access, Bandung-Jakarta, dari Stasiun Padalarang ke Stasiun KCIC Halim. Di aplikasi ini sudah terintegrasi dengan pemesanan berbagai moda transportasi termasuk Whoosh.
Nah, di hari Minggu ini, ternyata jadwal paling pagi 07:53 dari Padalarang, dan sampai di Halim 08:29. Cukup waktu untuk ziarah ke dua tempat, sebelum menghadiri acara di sebuah hotel di jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan, pukul 12:45.
Melalui aplikasi KAI Access saya memesan dua tiket, dan memilih tempat duduk kereta no 5, tempat duduk 5D dan 5F.
Saya pun cek lagi di tabel, keberangkatan dari Padalarang pukul 07:53 tuh, kalau naik kereta feeder, dari Stasiun Bandung berangkat pukul berapa?
Hitung mundur lagi, pukul berapa kami harus berangkat dari rumah, kaitannya dengan pemesanan taxi Blue Bird. Kalau tujuan ke Stasiun Bandung atau mau ke suatu tempat keesokan harinya, saya memang lebih nyaman memesan sehari sebelumnya.
Di tabel, kereta feeder berangkat pukul 07:16 dari Stasiun Bandung, jadi saya minta dijemput taxi pukul 06:30. Hitung-hitung Blue Bird tuh kalau jemput selalu kepagian 15-30 menit.

Perjalanan Naik Whoosh
Ternyata hal-hal yang sudah saya perhitungkan matang, termasuk prediksi taxi jemput kepagian, dalam perjalanan dari rumah ke stasiun, ada kemacetan. Saya lupa kalau hari Minggu.
Di Bandung tuh, hari Minggu suka banyak acara. Kalau ga car free day (CFD) jalan ditutup, ada event runner dari berbagai brand atau institusi.
Untungnya waktu itu minggu ke 4, CFD di Bandung di minggu ke 1 dan minggu ke 3. Tapi hari itu ada event lari yang titik kumpulnya di samping Gedung PLN jalan Asia Afrika, jalannya ditutup. Pas banget dengan rute ke stasiun Bandung.
Akhirnya suami memberi arahan ke driver supaya lebih cepat sampai, kalau mengandalkan google map kan seringnya malah diputer-puterin engga jelas.
Tiba di Stasiun Bandung pukul 06:30, lalu menuju ke ruang tunggu khusus penumpang Whoosh, yang letaknya di kiri bangunan Stasiun Hall Utara (dari jalan Kebon Kawung).


persiapan naik kereta feeder bandung-padalarang
Sambil menunggu, suami tanya, apakah Bandara Halim masih dipakai? Setahu saya masih dipakai.
Lalu iseng-iseng saya cek di Traveloka, penerbangan ke mana saja nih dari Bandara Halim Perdana Kusumah.
Kaaan jadi keidean, bisa nih, suatu waktu, dari Bandung-Halim naik Whoosh, lalu lanjut naik pesawat.
Tepat pukul 07:10 kami diperbolehkan naik ke kereta feeder. Kereta warna hijau ini termasuk harga tiket Whoosh yang akan mengantarkan kami ke Stasiun Padalarang. Jadi free untuk pemegang tiket Whoosh.
Karena berupa feeder, jadi kami boleh duduk di mana saja. Engga terlalu repot sih, karena kami berdua bawa ransel. Beda cerita kalau mau ke Bandara Halim dan bawa koper. Saya masih harus eksplorasi lagi deh…
Di hari Minggu itu, saya tidak duga, ternyata peminat Whoosh cukup banyak, feeder jadi penuh. Mungkin digabung juga dengan keberangkatan berikutnya.
Jadwal keberangkatan Bandung Jakarta Whoosh ini cukup padat, berangkat hampir setiap 30 menit sekali.
Feeder berangkat tepat pukul 07:16, rutenya berhenti di Cimahi pukul 07:27, dan sampai di Padalarang pukul 07:34.
Jadwal keberangkatan dari Padalarang pukul 07:53, berhenti di Karawang pukul 08:14 dan tiba di Halim pukul 08:29.


kereta feeder dan nomor kereta di peron KCIC
Dalam waktu 10 menit di Stasiun Padalarang ini, kami harus naik tangga, pindah peron, turun tangga lagi. Sehingga saya hanya sempat beli roti di sebuah stal, ke toilet saya tunda, takut lama menunggu. Sebelum masuk ke peron Whoosh di Padalarang, barang-barang kami harus diperiksa dulu melalui X-ray, seperti halnya kalau naik pesawat.
Kami pun menunggu di peron Whoosh dan berdiri tepat di nomor sesuai nomor kereta yang tercetak di lantai peron. Nanti kereta akan berhenti tepat sesuai nomornya. Pintu terbuka di dua ujung tiap kereta, penumpang masuk dan memilih tempat duduk.
Saya tidak melihat porter sih di Stasiun Whoosh, berbeda dengan berbagai stasiun di pulau Jawa, selalu ada porter.
Ternyata saya salah pilih nomor tempat duduk. Nomor ganjil, tidak mendapatkan jendela yang besar, terhalang badan kereta.
Saya bilang ke suami, nanti pulangnya pilih nomor genap ah…

Ya sudahlah, kereta juga sangat cepat, malah pusing kok melihat ke luar jendela. Kecepatan tertinggi waktu itu 333 km/h. Maksimal konon 350 km/h. Mungkin saya terlewat memperhatikan.
Sempat ke toilet yang tadi tertunda di stasiun. Sayang saya engga bawa HP, jadi engga memotret toilet difable yang sangat lega.
Kereta berhenti di Karawang 2 menit, lanjut ke Halim, dan tiba di Stasiun KCIC Halim, tepat pukul 08:29.
Saya pun telpon-telponan dengan adik saya, yang sudah standby menjemput, untuk sama-sama ke TMP Kalibata makam bapak, lalu lanjut ke Menteng Pulo, makam ibu dan kakak sulung.


ziarah ke makam bapak, ibu & kakak sulung
Sesudahnya sarapan dulu deh, di sebuah rumah makan Soto Ayam Blok M.
Penutup

Pagi-siang-sore-hingga malam hari jadwal saya dan suami cukup padat. Pagi nyekar ke dua area makam di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, sarapan, menjelang siang sudah standby di Hotel Veranda, jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan.
Setelah acara menjelang selesai, kami izin pamit duluan, karena mau menjenguk adik yang dirawat di rumah sakit di Bintaro.
Setelah kangen-kangenan dan mendengar paparan perjalanan sakitnya adik saya dari istrinya, kami pamit.
Kali ini ke hotel di Pondok Indah, tak jauh dari rumah kakak ipar/kakak suami. Kami di drop oleh adik, kemudian dia pulang ke rumahnya di Jakarta Timur.
Rencananya nanti malam keponakan dan keluarga akan kumpul di Pondok Indah dalam rangka silaturahmi menjelang Ramadan.

Wah, kalau tidak diantar adik dan suaminya, kami engga sampai mana-mana nih. Pakai taxi kalau tanya arah jalan, pasti kami tidak paham. Naik mass transportation boro-boro kami tahu yang mana kan…
Alhamdulillah hari Minggu itu pengalaman Bandung ke Jakarta naik Whoosh bisa mewujudkan silaturahmi dengan banyak saudara yang sudah lama tidak bertemu.
Istirahat semalam.
Besok kembali ke Bandung, dengan kisah perjalanan yang berbeda.
Paling menyenangkan bagiku memang silaturahim ke kerabat yang sudah lama tidak kukunjungi. Kayak saudara dari pihak bapak. Cuma memang, aku tidak akrab dengan semua saudara itu. Hanya beberapa saja. Jadi, kalau mudik ke sana ya paling main sama yang akrab saja. Hehehe
Senangnya bisa bersilaturahmi dengan sanak saudara ya Bu, biasanya jadi booster semangat lagi nih
Kebetulan lagi ada rencana buat naik whoosh nih tapi belum kesampaian, ngebaca ini jadi ada gambaran lah gimana mau pake whoosh nanti dan apa aja yang harus disiapkan
350km kalau dari tempatku Jawa Tengah – Bandung kayaknya cuma 2 jam sampe. Tapi woosh ini baru ada di kota besar kali ya. Kayak Bandung.
Kehadiran whoosh ini sangat membantu banget ya, jadi solusi banget buat yang pengen cepat ke Jakarta atau Bandung, jadi waktu nggak habis di jalan, sehingga berbagai kegiatan yang ingin kita lakukan jadi berjalan lancar semuanya ya. 🙂
Serunya perjalanan ini ya Mbak. Lebih banyak menghemat waktu dan tenaga.
Ada loh temen saya yang merasa terbantu dengan Whoosh karena dia kerja di Jakarta sementara keluarganya tinggal di Bandung. Kebetulan kantornya di daerah Duren Sawit yang mendekat ke Halim. Jadi efisien dan efektif banget. Jumat sore pulang ke Bandung, Senin pagi balik ke kantor. Bisa punya waktu lebih lama berinteraksi dengan keluarga.
Kalau saya sepertinya jauh rencana mau nyoba karena meskipun ada rumah di Cimahi yang deket banget sama stasiun di Padalarang, rumah di Cikarang itu terlewati Whoosh. Bisa sih ke Karawang dulu tapi jadi gak praktis. Kalaupun naik kendaraan umum biayanya lumayan tinggi (lebih mahal dari tiket Whoosh hahaha). Jadi cukup menikmati saja cerita-cerita para pejalan yang mencoba Whoosh dan tetap setia dengan tol Cipularang, yang memang sekarang harus lebih hati-hati ya Mbak.
Sejak adanya Whoosh, perjalanan dari Jakarta-Bandung atau sebaliknya jadi lebih cepat dan nyaman ya, Mbak. Apalagi di tiap stasiun sudah terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Kayak di Stasiun Halim, mudah mau ke mana-mana. Bisa naik Tije dan LRT. Alhamdulillah semua acara yang sudah dijadwalkan Mbak Hani, bisa diikuti semua.
Saya sudah pernah cobain naik Whoosh. Kebetulan ada teman yang dapat tiket PP Jakarta-Padalarang.
huhuhu senangnya berdua naik Whoosh, sesampainya di Jakarta ada yang jemput pula
Saya pernah sekali dianter anak, kalo sendiri mungkin bakal bingung kalo harus naik whoosh, ups dimana-mana ada grab/go car, ngapain bingung ya? hehehe
eniwei baswey, kalo harus memilih, saya pilih KA Parahyangan yang bikin penumpang bisa menikmati pemandangan ^^
Akhirnya kesampaian ya Bu naik whoosh
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan, pilihan ada di tangan masing-masing menaiki kereta api cepat ini.
Yang ingin cepat sampai whoosh pilihannya. Yang ingin santai melihat pemandangan, mungkin sebaiknya pilih Kereta api Parahyangan aja. Hehe
Mamah saya sekarang kalau pulang pergi ke Bandung lebih suka naik Whoosh. Bahkan ketika pernah sama-sama mau ke Bandung, mamah nolak diajak bareng naik kendaraan pribadi. Katanya pake Whoosh aja. Gak cape di jalan, cepet sampenya. Ketemunya nanti aja di Bandung hehehe.
Syafakillahu untuk adiknya yaa, teh..
Semoga semangat untuk kesembuhannya dan bisa menikmati kembali berkumpul bersama keluarga besar.
Sejak ada Whoosh, beneran siih.. gak perlu rudet lagi.
Pilihan jadwalnya pun banyak untuk Jakarta Bandung, begitu pula sebaliknya.
Jadi jauuh lebih hemat sih.. apalagi bagi yang ada niatan PP aja..
Ga perlu keluar uang buat nginep di Jekarda.
Alhamdulillah semua perjalanan bisa ditunaikan semua dengan lancar. Meski ada beberapa halangan tapi bisa ada solusinya dengan segera. Tak ingat-ingat nih kalau naik kereta woosh pilih kursi ganjil. Meski tidak bisa maksimal lihat pemandangan tapi gak enak juga kalau naik kereta disisi dinding kereta. Selamat menjalankan puasa Mbak
Wah selamat ya Mbak Hani, udah nyobain Whoosh. Saya pengen banget nyoba ga keturutan deh. Katanya emang semodern itu ya mbak? Jadi bangga ada pencapaian baru lagi di tanah air.
Wah pernah naik whoosh PP Jakarta – Bandung dalam sehari. Waktu awal-awal masih promo dulu. Seru juga rasanya, gak pernah terbayang sebelumnya, waktu tempuh Jakarta Bandung bisa sesingkat itu. Malah lebih lama perjalanan naik kereta dari Bogor – Jakartanya hahahaha
Btw whoosh ini ngebantu banget untuk yang waktunya terbatas tapi harus berada di Bandung dan Jakarta dalam waktu yang berdekatan. Juga buat yang punya urusan dadakan tapi waktunya mepet. Temenku ada lho yang dalam seminggu bisa 3 kali bolak balik naik whoosh untuk bisnisnya.
wishlist pengen naik kereta Whoosh
seneng banget Indonesia punya kereta cepat, meskipun jalurnya masih terbatas Jakarta – Bandung aja. Semoga bisa terealisasi sampe ke jawa timur
Dengan adanya Whoosh mempermudah akomodasi ya, ke Jakarta gak pake lama apalagi macet macetan apalagi menjelang munggahan. bisa menghemat waktu jadi bisa ketemu keluarga lebih lama. sayangnya saya belum pernah nih, padahal stasiun tegaluar deket banget dari rumah saya, hehe. sehat selalu untuk keluarga ya Teh, sedih sih kalau ketemu ternyata karena sakit.
Fasilitas kereta cepat Whoosh kayak kabin peswat ya mbak, nyaman kayaknya, semoga bisa nyicipi naik kereta yang iconik ini