Kedaily Coffee Malang, Coffee and Art, Ngopi Sambil Membatik

hani

Kedaily Coffee Malang, Coffee and Art, Ngopi Sambil Membatik

Beberapa kali ke kota Malang ikut suami acara reunian, saya seringnya walking tour sendiri menyusuri tempat yang unik atau foto-foto bangunan heritage. Dalam salah satu utas Thread, saya menemukan ajakan untuk mengunjungi Kedaily Coffee Malang, yang menawarkan ngopi sambil membatik di sana.
Saya pun kepo-in IG @kedailycoffee, nama brand-nya cukup unik dan lekat dalam ingatan. Bisa bermakna ajakan, ke daily coffee.

Ngopi Mbatik di kedailycoffee

Baru-baru ini saya pernah ke Kampung Batik Kauman di Solo, di salah satu rumah batik, juga ada kegiatan membatik untuk wisatawan yang berminat. Sebagai rumah batik, tidak aneh apabila salah satu bentuk edukasi adalah mengadakan workshop membatik.

Tetapi kalau di sebuah coffee shop juga menawarkan workshop membatik tentunya sebuah aktivitas hibrid yang cukup seru, bukan. Kita engga cuma nongkrong nyruput kopi, tetapi juga menghasilkan karya yang bisa dibawa pulang.

Saya pun mendaftar untuk ikut workshop membatik, waktu itu ada dua pilihan, mewarnai pola batik yang sudah ada atau membatik dari awal. Karena keterbatasan waktu, berhubung siangnya saya mendaftar untuk walking tour Malang Good Guide, jadi saya memilih mewarnai pola batik.
Biaya workshop tidak mahal, Rp50.000,- untuk mewarnai, dan Rp60.000,- untuk workshop membatik dari awal.

Selepas mengunjungi Omah Buku Wiromargo, dekat Pasar Besar Malang, saya pun memesan grab ride untuk membawa ke alamat kedailycoffee yaitu di Jalan PTP II PERMATA Jl. Soekarno Hatta No.A2, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65142

Cek peta ternyata lumayan jauh sih. Tapi berhubung sudah janji dan penasaran dengan workshop batiknya, yawda, gasss lah…

Setibanya di Kedaily Coffee Malang, terletak di ujung jalan setelah sebelumnya masuk dulu ke sebuah kompleks. Di sisi kanan terdapat toko batik Soendari, tepat di ujung jalan terlihat beberapa orang sedang mempersiapkan perangkat untuk membatik. Tempat ngopi yang saya tuju terletak di sebelah kanan dengan deretan beberapa bangku dan meja bambu di sebelahnya.

Saya menghampiri ke counter dan diterima oleh mbak Via yang ramah.
Sesuai dengan paket yang saya booking sebelumnya dari Bandung, mbak Via mengkonfirmasi kembali mau minum dan makan apa, sesuai pilihan yang ada.

Pilihan minum yang ada, bukan kopi atau non kopi seperti yang sering kita pesan di cafe-cafe.
Minuman yang disediakan di sini adalah Cascara.

Apa itu Cascara

Kalau biasanya kita hanya tahu kopi dibuat dari bijinya, ternyata ada bagian lain dari buah kopi yang bisa diolah jadi minuman enak dan menyehatkan, namanya cascara.

Cascara berasal dari bahasa Spanyol yang artinya kulit. Sesuai namanya, cascara adalah minuman yang dibuat dari kulit buah kopi yang dikeringkan. Biasanya, setelah biji kopi dipisahkan untuk disangrai, kulitnya dianggap limbah. Ternyata kulit kopi ini bisa diseduh dan menghasilkan minuman yang segar.

Cascara ini bisa diminum dingin atau hangat. Waktu itu saya pesan ke mbak Via, hangat saja.
Siang itu menyesap secangkir cascara, rasanya mirip teh herbal, ada rasa agak manis dan kesat. Ada pilihan racikan cascara yang ditawarkan di Kedaily Coffee Malang ini, campuran antara kulit buah kopi, buah kering atau bunga kering, dan rempah.

Tagline Kedaily Coffee ini Artisan Cascara Tea House, selain unik juga populer karena:

  • Kafeinnya rendah, jadi cocok buat kamu yang sensitif sama kopi.
  • Mengandung antioksidan, bagus buat kesehatan tubuh.
  • Bisa diminum hangat atau dingin, fleksibel sesuai suasana hati.
  • Ramah lingkungan, karena memanfaatkan kulit kopi yang biasanya dibuang.

Cara Menikmati Cascara

Buat cascara itu gampang banget. Cukup seduh 5–10 gram cascara kering dengan air panas, diamkan sekitar 5 menit, lalu saring. Jadi deh! Kalau mau lebih variatif, kamu bisa tambahkan madu, lemon, atau bahkan es batu biar jadi minuman segar ala summer drink.

Membatik Sambil Mengobrol

Lanjut, sekarang membatik nih. Kali ini bukan membatik dari awal memakai canting, saya hanya mewarnai di kain yang sudah diberi pola lilin. Ada empat gelas plastik yang sudah diberi cairan pewarna, merah-biru-kuning-hitam. Lalu beberapa gelas kosong dan air, untuk saya nanti mencampur warna, sehingga menghasilkan warna berbeda.

Di IG kedailycoffee tertera, berdiri sejak tahun 2019, Tempat Rasa Bertemu Karya.
Bisnis hibrid yang dikelola pasangan Mbak Via dan suaminya Mas Uut, ini memang mempertemukan rasa dan karya. Rasa, dari olahan cascara diracik oleh Mas Uut, yang bernama lengkap Syahrer Dwi Utomo. Sedangkan karya, dari pendampingan membatik oleh Via, yang bernama lengkap Avia Eka Havsari.

Saya mewarnai kain putih dalam bingkai pralon, melalui alat bantu jegul, yaitu berupa sepotong bambu kecil yang ujungnya dibalut busa.

Tak terasa, kita tuh kalau sudah mewarnai lupa segala, pikiran jadi kosong. Yang ada adalah keasyikan menorehkan/mencolet warna ke kain, kadang terlalu encer, kadang terlalu tebal, atau kadang luber ke luar dari garis pola lilin.
Ditambah pula bila kita mencampur warna, maka akan tercipta warna-warna baru.

Sambil saya asyik mewarnai, kami mengobrol macam-macam dengan Mbak Via. Sesekali putri cantiknya bernama Andin, memberi saran atau menanyakan, saya mau menorehkan warna apa lagi.

mencolet kain berpola ditemani mbak Via

Mbak Via, semula adalah karyawan sebuah bisnis ekspedisi, kemudian ganti haluan menjadi ibu rumah tangga, dan mendampingi suaminya yang wirausaha menjadi barista.
Tak terasa, hampir dua jam saya asyik mewarnai hingga penuh seluruh kain yang berukuran 30×30 cm. Tidak besar, tetapi cukup memakan waktu.
Kebayang kan betapa lamanya proses membatik sesungguhnya bila dimulai dari membatik memakai canting.

kenangan ngopi sambil membatik

Penutup

Selepas kain sudah penuh warna, masih ada proses lanjutan agar saya bisa membawa pulang hasil karya tersebut. Kain dilepas dari bingkainya kemudian diproses diberi waterglass, untuk mengunci warna agar tidak luntur, lalu dijemur sampai kering.
Setelah kering, dicuci menggunakan air dingin sampai waterglass hilang, kemudian direbus atau dilorod, untuk menghilangkan lilin malam, selanjutnya dijemur sampai kering.

Proses tersebut tidak bisa hari itu juga, jadi saya pesan untuk mengirim ke hotel selama stay di Malang.

Hari itu saya banyak mendapat ilmu baru, pertama tentang cascara, jenis pilihan minuman dari kulit buah kopi, lalu membatik dengan teknik menggunakan jegul.
Tentu saja hari itu saya menambah pertemanan nun di Jawa Timur.
Boleh juga nih kapan-kapan kalau ke Jawa Timur lagi, selain mampir ke Malang, juga kopdaran dengan Blogger Surabaya.

menyesap seduhan cascara di rumah

Also Read

Bagikan:

hani

Halo, saya Tri Wahyu Handayani (Hani), tinggal di Bandung. Pemerhati arsitektur dan pelestarian bangunan, main piano, menjahit, dan jalan-jalan. Kontak ke bee.hani@gmail.com

Tags

4 pemikiran pada “Kedaily Coffee Malang, Coffee and Art, Ngopi Sambil Membatik”

  1. Aaaih pucuk dicinta ulam pun tiba!

    Hani mau dong rekomendasi wisata kuliner Malang dan sekaligus wisata yang recommended.

    beneran ga terlalu percaya banget sama review viral yang beredar di sosmed hehhehe karena yang udah udah, malah kena prank ..

    Balas
  2. Aku baru tahu ada yang namanya Cascara. Atau mungkin sebenarnya, aku sudah pernah dengar ya sebelumnya.

    Soalnya, pas PKL jaman kuliah tuh, ada kelompok yang PKLnya ke kebun kopi gitu. Aku sendiri di Kakao.

    Mungkin pas itu pernah dengar. Cuma karena nggak pernah nemu ada bisnis yang minumannya dari cascara jadi informasinya ilang dari ingatan.

    Balas
  3. wah jadi penasaran dengan cascara

    selama ini yang saya tahu, kulit kopi hanya jadi limbah dan akhirnya bisa jadi pupuk

    kedai kopi merangkap belajar ngebatik emang menyenangkan

    di Bandung juga ada kedai merangkap belajar bikin keramik

    tempatnya di jalan Riau, jadi di pusat kota

    kapan-kapan yuk kesini?

    Balas
  4. Ngisi waktu liburan dengan kegiatan seperti ini tuh merabuk jiwa ya Mbak Hani. Saya suka dengan kegiatan-kegiatan slow seperti ini. Bekerja dalam keheningan atau bahkan bisa sambil ngobrol, bersenda gurau, untuk mempererat persahabatan atau sekedar bertemu dengan orang baru. Apalagi kemudian disempurnakan dengan minum Cascara hangat dengan tambahan tetesan lemon. Asyik juga kali ya sambil ngemil jajan pasar.

    BTW, saya juga baru tahu CASCARA ini Mbak. Dari tulisan ini. Gak menyangka kalau kulit buah kopi yang sejatinya adalah limbah, bisa tetap dinikmati. Ah, jadi kangen Malang saya tuh. Pengen nostalgia di Malang. Mengingat saat masih sekolah di sana. Mudah-mudah nanti bisa mampir KEDAILY COFFEE MALANG jika ada rezeki mengunjungi Malang.

    Balas

Tinggalkan komentar

DMCA.com Protection Status