Tahun lalu saya berkesempatan wisata ke Pattaya dan Bangkok bersama teman-teman kuliah. Ini kesekian kalinya saya jalan bareng teman-teman kuliah. Pernah ke Phnom Penh dan Siem Reap, lalu ke Yogya, bahkan ada teman menikahkan anaknya pun kami jabanin kondangan ramai-ramai.
Biasanya teman-teman mengajak suami atau istrinya, maka kali ini saya pun mengajak suami wisata Pattaya Bangkok di Thailand ini.
Supaya praktis, kami memakai jasa Trip Tour yang kantor pusatnya di Jakarta, jadi sudah ada yang menghandle tiket wisata, hotel, transportasi, dan kulinernya.
Berikut saya sematkan saja ya itinerary dari agen wisatanya. Kalau kekhasan tiap objek wisata nanti menyusul deh lengkapnya.
Itinerary Wisata Pattaya Bangkok
Grup kami terdiri dari 20 orang, 14 orang di antaranya merupakan teman kuliah dan pasangannya, yang berasal dari Jakarta, Bandung, Solo, dan Bogor.
Sedangkan peserta lain merupakan peserta yang mendaftar ke agen wisata, dan berasal dari kota Palembang, Jakarta, Yogyakarta.
Hari ke 1 : JAKARTA – BANGKOK – PATTAYA
Kami berkumpul sebelum subuh di Bandara Soekarno-Hatta Terminal 2F. Penerbangan menuju Bangkok, Thailand, durasinya selama lebih kurang 3 jam.
Setibanya kami di Don Mueang International Airport, Bangkok, telah siap bus yang akan mengantarkan kami ke Pattaya.
Seorang pemandu wisata lokal amat fasih berbahasa Indonesia, yang akan mendampingi kami selama berwisata di Pattaya-Bangkok ini. “Mbak” Siska ini ternyata pinter ngabodor (becanda) yang membuat segar suasana serta tidak membosankan.
Waktu telah menunjukkan saat makan siang sehingga kami mampir terlebih dahulu ke sebuah rumah makan halal bernama Sophia Restaurant.
Menu lengkap tersaji di meja bundar merupakan nasi dengan lauk pauk terdiri dari ikan gurame goreng mirip dabu-dabu, capcai, ayam goreng, udang goreng tepung, lalap, dan tentu saja sup tom yam yang luar biasa lezat.
Big Bee Farm
Bangkok-Pattaya berjarak ~150 km yang ditempuh kurang lebih dua jam melalui jalan tol.
Di jalan kami mampir terlebih dahulu ke sebuah peternakan lebah “Big Bee Farm”. Di sini kami mendapatkan penjelasan tentang seluk-beluk peternakan lebah, jenis dan berbagai rumah lebah dari berbagai belahan dunia.
Setelahnya ada penjelasan berbagai produk dari lebah mulai dari madu hingga royal jelly. Lanjut dong toko oleh-oleh aneka produk lebah tersebut.
Pattaya Floating Market
Perjalanan kemudian dilanjutkan dan mampir terlebih dahulu ke Pattaya Floating Market.
Bagi teman-teman yang pernah ke Floating Market di Lembang, Pattaya Floating Market ini jauh lebih kecil, sih. Dan atraksi yang ditawarkan juga tidak banyak.
Hanya danau buatan kecil, kemudian ada toko-toko souvenir, kerajinan, pakaian, camilan, dan jajanan yang dijual mengelilingi danau.
Sambil menunggu saat berkumpul melanjutkan perjalan, jajan juga kue yang rasanya mirip kue cubit tapi lebih terasa santannya. Kuenya putih bulat ada irisan nangga di atasnya. Sedangkan suami jajan jagung bakar.
Pattaya
Menjelang masuk ke kota Pattaya, kami mampir lagi ke sebuah restoran halal dekat Pattaya.
Makan lagi deh, makan malam. Saya tidak ingat nama restonya, lihat dari foto pun, tulisan Thailand. Hanya logo halal saja yang meyakinkan resto tersebut resto halal.
Pertimbangan guide waktu itu, makan malam dipercepat, supaya praktis dan engga bolak-balik. Kemungkinan besar juga, restoran ini sudah direservasi untuk kami.
Kira-kira magrib tibalah kami di Pattaya, sebuah kota wisata yang terletak di tepi pantai. Pasirnya lumayan putih, tapi engga seputih pasir pantai pink di Lombok sih.
Sepanjang pantai terdapat jalan setapak yang bisa strolling sambil menikmati sun set. Seperti biasa, kami pun foto-foto dong. Lengkap dengan berbagai gaya.
Setelahnya kami pun check in ke sebuah hotel namanya Mood Hotel.
Sebetulnya malam hari grup kami ditawari untuk menonton pertunjukan Cabaret yang terkenal dengan tokoh-tokoh pemerannya merupakan transgender. Tapi saya dan suami mempertimbangkan skip tidak menonton sih, lagian lumayan biayanya 900 BHT (kalikan saja 400 rupiah). Kan..kan kalau berdua suami, jadi berapa?
Jadi malam hari itu kami manfaatkan jalan-jalan saja sekitar kota Pattaya, yang sepanjang jalan pun kalau berpapasan dengan seseorang, mikir dulu, ini cwk atau cwk?…hehe…
Hari ke 2 : PATTAYA – BANGKOK
Hotel yang kami inapi merupakan kecil yang tidak dilengkapi restoran atau ruang makan, sehingga untuk sarapan kami “nebeng” ke resto dari hotel besar di seberangnya. Sepertinya hotel dengan induk perusahaan yang sama.
Gem Gallery Pattaya
Setelah sarapan, kami check out untuk melanjutkan perjalanan ke Bangkok.
Di jalan kami mampir terlebih dahulu ke objek wisata yang bernama Gems Gallery Pattaya. Di tempat ini kita tidak hanya bisa berbelanja aneka perhiasan dan batu mulia, namun juga akan mendapat informasi, bagaimana perhiasan dihasilkan, mulai dari proses pembentukan di alam, sampai pengolahannya menjadi perhiasan yang indah.
Laser Buddha (photo stop)
Objek wisata ini merupakan objek wisata buatan, hanya dinding batu yang ditoreh oleh laser berbentuk sosok Buddha. Siluet yang terpahat di dinding cadas ini dilapis dengan emas.
Noong Noch Botanical Garden
Area wisata ini luasnya ratusan hektar, terdiri dari beberapa taman tematik. Misalnya ada Taman Kaktus, Taman Anggrek, Kebun Buah, dan lain-lain. Selain itu ada atraksi berupa permainan sepak bola antar gajah dan cabaret show. Tebak-tebakan juga sih kalau nonton ini, cwk atau cwk ya…
Sebetulnya kalau waktunya cukup bisa naik mobil shuttle untuk berkeliling kawasan. Kami hanya ada waktu sekitar 2 jam, menonton 2 pertunjukan dan makan siang di All You Can Eat restoran yang sudah termasuk harga tiket.
Erawadee Thai Herb
Erawadee adalah produsen obat-obatan alami dan produk kecantikan yang sangat efisien sejak tahun 1997, yang kualitas dan keberhasilannya telah disertifikasi dengan berbagai penghargaan internasional dan domestik.
Di sini selain obat herbal berupa aneka minyak gosok hingga obat kuat, juga ada aneka teh herbal atau teh artisan.
Dried food & Snack Shop
Thailand terkenal dengan produk camilan berupa buah-buahan yang dikeringkan dan aneka keripik. Keripiknya macam-macam, dari sayuran, buah-buahan, maupun seafood.
Metro Mall
Makan malam kali ini merupakan acara bebas. Artinya tidak termasuk dalam paket wisata. Kami didrop di sebuah mall bernama Metro Mall, dan silakan memilih kuliner di mall tersebut, bayar masing-masing.
Hari ke 3 : BANGKOK
Hari ketiga rencananya berwisata ke objek wisata yang ada di Bangkok. Kami diinapkan di sebuah hotel yang disainnya mirip apartemen, karena tiap kamar juga dilengkapi dengan kitchenette (dapur kecil).
King Power Duty Free
King Power Duty Free merupakan tempat belanja barang-barang branded duty free, yaitu barang-barang bebas bea. Biasanya toko-toko duty free ada di bandara, sebagai tempat belanja sambil menunggu keberangkatan pesawat.
Chao Phraya River (join boat) Wat Arun
Paket wisata siang ini diawali dengan makan siang halal di sebuah restoran di tepi sungai Chao Phraya, sungai yang membelah kota Bangkok. Setelah makan siang kami naik ke perahu dan menyeberang sungai menyambangi sebuah kuil. Perahu tidak merapat, kami hanya memberi makan ikan-ikan yang berenang di depan kuil.
Setelahnya melanjutkan perjalanan menuju Wat Arun, juga sebuah kuil Buddha yang merupakan icon kota Bangkok.
Icon Siam (Sook Siam)
Icon Siam juga sebuah pusat perbelanjaan di kota Bangkok. Kami hanya diberi waktu 2 jam untuk melihat-lihat maupun berbelanja. Berhubung bertepatan dengan antara waktu shalat Dhuhur dan Ashar, jadi kami mencari mushola saja dulu.
Asiatique The River Front
Asiatique The River Front adalah sebuah pasar malam yang terletak di tepi sungai. Areanya kecil dan dilengkapi dengan bianglala yang tidak terlalu besar.
Sama dengan malam sebelumnya, kami dibebaskan untuk mencari makan malam sendiri-sendiri. Harus hati-hati juga kalau mau mencari makan di Thailand karena sedikit yang memberi logo halal.
Hari ke 4 : BANGKOK
Hari ini merupakan hari terahir kami berwisata ke Bangkok. Jadi oleh pemandu wisata kami diarahkan untuk berbelanja dari mall ke mall. Seperti banyak diberitakan di media, Bangkok merupakan surga bagi yang suka belanja. Bahkan baru-baru ini ramai diberitakan tentang pembatasan barang yang dibeli dari luar negeri. Apalagi bagi yang bepergian ke Bangkok juga sering menerima “jastip” (jasa titipan) produk-produk yang ingin dibelikan dari mal-mal di sana.
Platinum Fashion Mall
Sesuai namanya yaitu Platinum Fashion Mall, di sini dijual aneka model baju dan pelengkapnya, misalnya tas dan sepatu. Kalau kalian cek Youtube, umumnya jastip membeli barang titipan di Platinum ini. Bahkan ada tutorialnya, seperti apa proses jastip tersebut, meliputi merekam produknya secara live untuk dishare ke calon pembeli. Mal ini dulunya bernama Pratunam Market.
MBK Shopping Mall
MBK Shopping Mall tidak terlalu besar, tetapi mall ini sambung menyambung dengan beberapa gedung tinggi di seberangnya. Saya dan suami pun memanfaatkan saja jalan-jalan di ruang terbuka di atas jalan raya dan mengunjungi Bangkok Cultural Art Center untuk melihat pameran.
di Bangkok Cultural Art Center & sekitar Mall MBK Center
Bagi yang tidak membawa Baht (atau kehabisan), bisa menarik tunai dari ATM. Tetapi biaya tarik uang tunai di Thailand sangat mahal. Biaya penarikan tunai di ATM adalah 220 Baht (BHT) per transaksi. Mau tarik 500 BHT atau 1000 BHT, sama saja.
Jadi tipsnya, janjian saja sama beberapa teman, pakai ATM satu orang teman yang rekeningnya lumayan, tarik jumlah banyak, misalnya 5000 BHT. Nanti bagi rata saja biaya transaksinya. Jangan lupa transfer patungannya, setelah dikalikan kurs ke rupiah ke pemilik rekening yang dipinjam ATM-nya ya…
Hari ke 5 : Tiba di Jakarta
Di itinerary wisata Pattaya Bangkok dari agensi, pesawat yang akan membawa kami pulang ke Indonesia flightnya pukul 00:00 tengah malam, artinya kami harus tiba di bandara pukul 20:00.
Beberapa teman kami harus mengatur ulang bagasi di bandara, apalagi kan acara terakhir justru kami di arahkan ke dua mall. Bagi yang kalap belanja, ya siap-siap kelebihan bagasi atau titip-titip sementara ke teman seperjalanan yang masih ada space di kopernya.
Penutup
Berwisata bareng teman semasa kuliah memang seru. Apalagi kami sudah kenal lama juga dengan pasangan dan keluarga masing-masing, jadi sudah tidak asing dengan karakter dan kelakuan mereka. Becanda dan saling ledek, no hard feeling, jadi seperti zaman kuliah dulu, engga ada jaim-jaiman.
Hanya saja semakin bertambah usia, kesempatan untuk bersilaturahmi mungkin semakin jarang, bisa jadi karena alasan kesibukan, kesehatan, dan lain-lain. Seperti kata pepatah, silaturahmi akan memanjangkan usia, karena biasanya kami akan saling mendoakan satu sama lain, bukan…
Seru sekali jalan-jalan ke wisata Pattaya Bangkok ya, Mbak. Apalagi bareng teman kuliah yang sekarang tinggal di berbagai kota. Jadi sekalian bisa reunian. Dan itu tarik ATM mahal juga, sekitar 88 ribu. jadi tipsnya memang pinjam punya teman yang isi banyak dulu. Atau bisa sudah transfer ke teman sejak masih di Jakarta.
Semenyenangkan itu wisata ke Pattaya, banyak juga tujuan yang dikunjungi. Tapi tetap harus berhati-hati cari makanan halal ya, Mbak… Kalo di sana tiap papasan sama orang, apa jadi mikir cwk atau cwk? Hehe
Jadi bener kalau Thailand itu dunianya transgender ya. Itu sampai ada pertunjukan cabaret yg pemainnya para transgender
Lumayan mahal ya tiketnya
Udah mending nonton konser artis besar kelas dunia saja. Hehe…
Setengah juta per orang emang cukup mahal ya
Eksotik batu-batuannya. Ciamik ya berlibur ke sana. Daku mah kenal Pattaya ini karena pernah nonton drama Thailand sama baca ulasan, tetapi belum kesempaian ke sana hehe. Semoga bisa berkesempatan berkunjung suatu saat.
salah satu destinasi impian saya nih: Thailand
dulu, sewaktu kakak saya masih buka open trip, dia beberapa kali ngajakin, sayang sitkon saya gak memungkinkan
dan cabaret transgender jadi salah satu yang bikin penasaran. Ternyata mahal ya? 360 ribuan/orang
Suamiku pas ke Thailand menolak diajak ke Pattaya hihi… Banyak cerita soal makanannya aja dan beli oleh2. Baca ini jadi pengen juga ke Thailand semoga suatu hari kelak
Aku setuju, Kak Hani. Wisata bareng teman emang terasa menyenangkan. Pingin juga rasanya liburan bersama gitu. Tinggal ikut tour guide aja. Jadi, kita tinggal ikut sesuai itinerary yang sudah disusun sama pihak tournya.
Menurutku nih, Kak. Kalau di artikel ada informasi mengenai estimasi biaya yang perlu kita kumpulkan untuk wisata Pattaya Bangkok pasti lebih menarik.
Secara, mungkin ada pembaca Kak Hani yang belum pernah liburan ke Pattaya Bangkok dan ingin ke sana karena membaca tulisan ini (kayak aku).
Penasaran dengan Erawadee Thai Herb
Di Erawadee ini ada tanaman herbal apa saja dan khasiatnya untuk apa. Siapa tahu di kita juga ada, atau kita bisa nanam juga dan mengolahnya seperti di Erawadee sana ya…
Kalo perginya sebatalion memang enaknya dipasrahkan kepada tour & travel aja. Karena gak gampang loh mengatur sekian banyak orang. Apalagi terus tujuannya banyak dan perlu perhatian khusus dalam mengatur jadwal dan melakukan reservasi on-line.
Duh saya jadi kangen sama Bangkok dan Pattaya. Seumur-umur belum pernah ke sana dalam konsep jalan-jalan. Dulu beberapa kali ke Bangkok untuk urusan pekerjaan.
Wah salah satu wishlist akutuh ke platinum market pengen bgt ke sana buat belanja2 baju. Seru juga yaa mba jadi pengen ke Bangkok semangat nabung deh
Wahhhh seru liburan bareng teman-teman kuliah jaman dulu. Yang pasti kalau ketemu temen lama, kita berasa masih muda dan di usia dulu lagi ya (soalnya aku ngalamin gini tiap reunian ketemuan ama teman lama).
Apalagi liburannya ke luar negeri nih, kayaknya bisa dicoba juga buat reunian ama teman lama ke LN. Jadi pengen ke Pattaya juga nih, soalnya belum pernah. Dan ternyata cuman dua jam yaa pakai bus padahal jaraknya 150 km. Kebayang kalau di Indo mah jadi berapa jam itu heuheu.
Wah banyak juga tujuan wisatanya, enaknya kalau pakai agensi kita ga ribet atur itenary tinggal bayar aja total biaya perjalanan sekaligus akomodasinya
Salam kenal.. gila mantap mas keren,, moga moga saya bisa liburan juga ke bangkok