Teman-teman, sebagai orang tua pastinya mencari informasi parenting dari berbagai sumber ya. Namanya belajar, kita memang disarankan tidak hanya dari satu sumber saja. Masalahnya sekarang ini sumber informasi bertubi-tubi sehingga seringkali membingungkan.
Belum lagi bagi keluarga muda, peran keluarga atau kakek-nenek cukup besar juga. Nasehat-nasehat yang seringkali mengandung mitos. Mau dibantah, takut kualat, tapi mau diikuti, korbannya anak sendiri.
Sudah sering juga, friksi terjadi antar suami-istri karena perbedaan pola asuh yang mereka alami semasa kecil dan menentukan arah pengasuhan anak sendiri.
Gaya Pengasuhan Anak dan Pengaruhnya
Zaman dulu menjadi orang tua seringkali “learning by doing”, karena tidak ada sekolah untuk menjadi parents. Paling-paling yang kita lakukan adalah mengulang kembali pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua sendiri.
Zaman sekarang berbagai teori dan edukasi parenting bisa kita pelajari dari berbagai media offline maupun website parenting secara online. Tentu saja gaya pengasuhan juga tergantung pada pola norma sosial, nilai yang diterapkan, agama, bahasa, dan perilaku masing-masing individu.
Akibatnya, setiap orang tua memiliki pendekatan berbeda dalam berinteraksi dan membimbing anak-anaknya. Moral, prinsip, dan perilaku seorang anak pada umumnya dibentuk melalui ikatan ini.
Para peneliti telah mengelompokkan gaya pengasuhan menjadi 3, 4, 5, atau lebih konstruksi psikologis. Kita bisa mengadopsi 4 gaya pengasuhan di bawah ini.
Umumnya, setiap orang tua bisa secara tidak sadar masuk dalam salah satu kategori tersebut. Tapi ada juga yang memiliki beberapa karakteristik dari kategori lainnya, tergantung pada situasi, dan bisa sangat fleksibel.
Authoritarian Parenting
Sering juga disebut sebagai pola asuh otoriter.
Hum…zaman saya sepertinya jamak, pola pengasuhan orang tua bergaya otoriter. Orang tua dengan gaya ini cenderung memiliki cara komunikasi 1 arah, ketika orang tua menetapkan aturan ketat yang harus dipatuhi oleh anak.
Ada sedikit atau tidak ada ruang untuk negosiasi dari anak tersebut, dan peraturannya biasanya tidak dijelaskan. Mereka mengharapkan anak-anak mereka menjunjung standar-standar ini dan tidak membuat kesalahan.
Kesalahan umumnya berujung pada hukuman.
Orang tua yang otoriter biasanya kurang mengasuh dan memiliki ekspektasi yang tinggi dengan fleksibilitas yang terbatas.
Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang otoriter bisa jadi akan berperilaku baik karena takut akan konsekuensi dari perilaku buruknya.
Selain itu, mereka dapat lebih mematuhi instruksi tepat yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.
Sisi kurang baiknya, gaya pengasuhan ini dapat mengakibatkan anak-anak memiliki tingkat agresi yang lebih tinggi namun mungkin juga pemalu, tidak kompeten secara sosial, dan tidak mampu mengambil keputusan sendiri.
Perilaku agresif bisa jadi semacam pemberontakan dan akibat kesulitan mengelola amarah karena kurang mendapatkan bimbingan yang tepat.
Sering terjadi, anak yang semula menurut ketika kecil, setelah dewasa menjadi pemberontak. Tetapi bisa juga sebaliknya, anak yang terlalu ditekan, ketika dewasa memiliki harga diri yang buruk dan tidak mampu mengambil keputusan.
Authoritative Parenting
Disebut juga pola asuh otoritatif menempatkan orang tua sebagai pengambil keputusan, tetapi memberi kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dua arah.
Orang tua ini biasanya mengembangkan hubungan yang erat dan mengasuh dengan anak-anak mereka. Mereka memiliki pedoman yang jelas mengenai ekspektasi mereka dan menjelaskan alasan mereka terkait dengan tindakan disipliner.
Metode disiplin digunakan sebagai cara untuk mendukung, bukan sebagai hukuman. Anak-anak tidak hanya dapat memberikan masukan mengenai tujuan dan harapannya, namun juga terdapat tingkat komunikasi yang sering dan tepat antara orang tua dan anak mereka.
Secara umum, gaya pengasuhan ini memberikan hasil yang paling sehat bagi anak-anak tetapi membutuhkan banyak kesabaran dan usaha dari kedua belah pihak.
Pola asuh otoritatif menghasilkan anak yang percaya diri, bertanggung jawab, dan mampu mengatur diri sendiri. Mereka dapat mengelola emosi negatif dengan lebih efektif, sehingga menghasilkan hasil sosial dan kesehatan emosional yang lebih baik.
Hal ini mengakibatkan anak tumbuh dengan harga diri yang lebih tinggi, lebih mandiri, dan memiliki prestasi akademik dan prestasi sekolah yang tinggi.
Permissive Parenting
Pola asuh permisif memposisikan orang tua yang terlalu menyayangi anaknya sehingga terlihat kurang menerapkan disiplin.
Seringkali orang tua memosisikan lebih seperti teman ke anak-anaknya daripada sebagai orang tua. Walaupun komunikasi biasanya terbuka, tetapi membiarkan anak memikirkan sendiri masalahnya.
Kurangnya disiplin, seolah, segalanya boleh-boleh saja dan tidak ada aturan yang tegas dalam keluarga. Misalnya memilih makanan atau jajanan, disiplin dalam belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.
Anak di usia Golden Age (usia 2 hingga 5 tahun) merupakan masa-masa menyerap segala macam informasi harus belajar mandiri.
Pengasuhan permisif, misalnya membebaskan anak menentukan waktu tidur, tidak mengerjakan PR, tidak ada batasan waktu main game atau menonton televisi.
Kebebasan pada tingkat ini dapat menyebabkan kebiasaan negatif lainnya karena orang tua tidak memberikan banyak panduan mengenai hidup yang teratur.
Secara keseluruhan, anak-anak dari orang tua yang permisif biasanya memiliki harga diri dan keterampilan sosial yang baik. Namun, mereka bisa menjadi impulsif, menuntut, egois, dan kurang mampu mengatur diri sendiri.
Uninvolved Parenting
Pengertiannya adalah pengasuhan orang tua yang cuek dan cenderung mengabaikan. Orang tua ada, tetapi tidak turut campur dalam pengasuhan.
Akhir-akhir ini kita sering mendengar tentang fatherless home, artinya di dalam keluarga, ayah tidak berperan secara nyata/aktif.
Dulu memang ada masanya berlaku di masyarakat, ayah mencari uang di luar rumah, sedang urusan anak-anak adalah urusan ibu di rumah.
Perilaku bahwa ayah sudah merasa memenuhi kebutuhan dasar anak secara fisik, membuat komunikasi antara anak dan ayah menjadi terbatas.
Anak-anak dari uninvolved parent biasanya lebih tangguh dan bahkan mungkin lebih mandiri dibandingkan anak-anak dengan pola asuh lain. Namun, di sisi lain, mereka mungkin kesulitan mengendalikan emosinya.
Penutup
Menjadi orang tua perlu kesadaran bersama antara Ayah dan Ibu, mau dibawa ke mana arah pengasuhan anak dalam keluarganya. Keluarga yang sehat dan mempunyai komunikasi yang hangat bermula dari komunikasi yang hangat juga antar pasangan suami-istri.
Sebagai orang tua kita bisa menggali banyak informasi melalui website parenting awalcemerlang.com, sebuah website yang berisi konten-konten, yang menekankan bahwa pengasuhan adalah tanggung jawab Ayah-Bunda, bukan hanya Bunda saja.
Disiplin tetap perlu tetapi tidak dengan tangan besi atau seketat gaya militer. Rutinitas kehidupan dalam keluarga yang itu-itu saja, bisa kok diselingi dengan berwisata bersama, untuk mempererat komunikasi antar anggota keluarga.
Semoga bermanfaat.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK568743/
Photo by Emma Bauso
I was a victim of strict parenting and yes, the result is a rebel girl. Namun tak usah melihat ke belakang karena yang penting adalah masa depan. Jadi Saladin kudidik dengan penuh kasih sayang tapi juga disiplin plus demokrasi. Yang paling penting adalah menumbuhkan inisiatif dan kemandiriannya.
Kalau aku sih untuk menghindari konflik dengan kakek neneknya iya-iya aja, nggak ambil pusing, hehe. Karena mereka juga punya sudut pandang tentang pengasuhan yang berbeda, jadi aku tetap hargai aja. Kalau sesuai dengan anakku aku terapkan, kalau nggak ya aku nggak ikuti dengan bilang baik-baik.
Sama suami juga gitu banyak perbedaan pendapatnya yang penting diskusikan dulu mau pakai metode apa biar anak juga nggak bingung.
Senangnya sekarang semakin dimudahkan menjadi orang tua dengan banyaknya buku, seminar dan pakar yang membahas tentang parenting. Ilmu semakin berkembang, pola asuh juga.
Setiap orang tua pasti mempunyai gaya pengasuhan yang berbeda ya. Klo aku sendiri gimana ya kalo gaya pengasuhan authoritarian dan authoritative ini dikombine. Karena ada kalanya anak memang harus patuh kepada orang tua.
Kedua orang tuaku bukan tipe orang tua yang otoriter. Mereka mungkin mengambil keputusan. Tapi, tetap saja melibatkan anak-anaknya untuk memberi pendapat. Jadi, saat sudah diputuskan, anak tidak merasa yang dipaksa gitu.
Ngobrolin parenting, khususnya metode pengasuhan ada banyak, dan itu bisa disesuaikan dengan bagaimana kita mau mengasuh anak kita. Mau authoritative, demokratis, dan lain sebagainya. Paling penting, orang tua harus paham bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak, serta karakternya. kalau karakternya positif didukung, kalau ada karakter kurang baik, diarahkan.
Senengnya jad ortu jaman now tuh udh banyak info teori parenting ya, tinggal kita sesuaikan aja sama nilai2 keluarga kita, mau adopt yg mana aja, yg penting sih anak dan ortu bisa konsisten
Mengasuh anak pun butuh kekompakan antara ayah dan ibu. Bersyukur jaman sekarang banyak ilmu parenting yang bisa kita pelajari. Terbayang jaman dulu bisanya cuma ngikut cara orang-orang tua kita mengasuh anak cucunya. Dengan adanya ilmu parenting kita bisa menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Dan kalau kuperhatikan, Mbak, keluarga muda sekarang banyak juga yang pakai gaya otoriter, karena itu yang mereka pelajari dari orangtua mereka. “Ayahku dulu keras dan otoriter. Lihat nih, sekarang aku sukses. Jadi aku begitu juga ke anakku.”
Cuma bisa elus dada ayam goreng deh kalau nemu yang begitu.
Ada tipe-tipe parenting yang ternyata harus disadari oleh para orangtua, dan juga calon orangtua ya, agar dalam mendidik anak bisa memilih yang terbaik dan bukan yang ke arah kurang baik
Penting bgt nih mengetahui gaya parenting sblm punya anak. Jd kita bs menerapkan yg cocok bg org tua dan masa depan anak. Ga terlalu keras tp jg ga terlalu lembek. Kalo aku sih dulu diberi kebebasan tp tetap tanggung jwb ke setiap keputusan yg dipilih. Demokratis gt lah ya.
Bisa dijadikan referensi juga nih website awalcemerlang untuk kebutuhan parenting dan kalau sedang ada masalah
Authoritative Parenting sih yg paling patut ditiru yah. Asalkan, jangan ada pengaruh² buruk dari lingkungan di luar keluarga. Ngeri² sedap juga.
Anak2 dari keluarga yang uninvolved parents bisa jadi mengalami kebingungan. Tidak adanya bimbingan membuat anak mencari role model sendiri. klo pas dapat yang benar sih oke2 aja ya. Takutnya tuh klo pas dapat contohnya yang ga karuan, huhuuu…
Sesungguhnya jadi orang tua itu tidak mudah. Sekarang hanya berusia untuk bisa menjadi orang tua yg suportive untuk anak sambil belajar dari banyak sumber. Untungnya sekarang ilmu parenting udah banyak dan mudah diakses seperti di awalcemerlang
Iya banget mbak. Sekarang ini jadi orang tua emang gak mudah. Apalagi kalau anak udah terpengaruh dengan lingkungan bermainnya yang nano-nano, musti ada barier dari orang tua
Membangun keluarga yang sehat dan bahagia berawal dari komunikasi yang hangat antar pasangan suami-istri. Hal ini penting untuk menentukan arah pengasuhan anak.
Saya kayaknya lebih banyak diasuh secara otoriter. Bahkan hampir 100% mendekati mungkin. Hehehe…. padahal bagusnya mungkin harus sesuai kondisi kali ya. Kapan harus otoriter kalan harus enggak.
Masing-masing metode pengasuhan tentu ada plus dan minusnya ya, jadi lebih baik dipelajari secara mendalam terlebih dahulu tergantung kesepakatan dan kebutuhan keluarga
butuh banyak website-website parenting seperti awal cemerlang ini karena orangtua jaman sekarang kudu persiapan ekstra untuk mendidik anak-anaknya
Mengasuh anak itu butuh ilmu ya
Klo ada website parenting seperti ini, tentu akan sangat membantu proses pengasuhan
Yang pasti tanggung jawab pengasuhan ada di kedua orangtuanya, jadi perbanyak ngobrol bareng, main bareng untuk mencari tujuan keluarga, adanya website parenting juga dapat menjadi rujukan diskusi bagi orangtua
zaman sekarang, sebagai orang tua harus banyak belajar ya. sumber pembelajaran juga sudah banyak, jadi seharusnya tidak sulit, tinggal mau atau tidaknya saja kita meningkatkan pengetahuan dan mengaplikasikannya
seandainya zaman sekarang nggak ada kecanggihan teknologi, ga bisa browsing dan nggak ada web khusus parenting kayak gini, bisa aja gaya pengasuhan anak akan ikut ajaran orang tuanya dulu. Karena udah jadi kebiasaan kalau dirumah diajarin secara militer, atau mungkin saling cuek, si anak bisa ikut-ikutan dan bisa terjadi akan melakukan hal serupa kepada anaknya kelak
Paling sulit kalau ayah dan ibu tidak bisa bekerja sama, plus tidak bisa komunikasi dengan baik pula. Jadinya kedekatan anak dan orang tua semata seremonial saja. Gak ada kehangatan dan ketulusan
Pola asuh anak padahal bercermin kepada akhlak orang tua di rumah ya
Betul sekali, Teh. Makanya perlu banget kesepakatan ayah dan ibu dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Kudu bisa bekerja sama, lhaa gimana kan anaknya ayah dan ibu.
Kalau saya pakai cara tahu diri.
Misal, kalau nitip anak ke ortu, kan saya yang butuh tuh, jadinya kalau masalah parenting, nggak terlalu kaku.
Selama masih dalam tahap aman, ya bismillah aja.
Tapi Alhamdulillah ortu saya tipe yang menghargai parenting anak-anaknya sih
Wah benar banget pengasuhan setiap orang tua berbeda ditambah lagi nanti pendapat dari kakek nenek dan saudara.. tapi apapun itu pengasuhan yang utama ada di tangan orang tua
Wah, awalcemerlang bisa jadi referensi baru nih untuk ilmu-ilmu parenting ya. Memang mendidik dan membesarkan anak itu memang perlu banyak ilmu. Idealnya semua orang ingin menjadi orangtua yang terbaik bagi anaknya. Tapi kadang penerapannya memang banyak tantangan.
mengasuh anak emang tanggung jawab bersama sih ya, tidak hanya Ibu saja yang harus hadir dalam pengasuhan tapi Ayah juga harus terlibat bersama.
miris sih ya, fatherless itu ada meski sebenarnya ayahnya masih ada di antara anak-anak.
otw ke web Awalcemerlang juga aahh biar bisa baca artikel tentang parenting lebih banyak lagi ya 🙂
Semua gaya pengasuhan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing ya. Kayaknya saya dulu diasuh dengan gaya pengasuhan nomor 2, tapi ke anak-anak, rasanya lebih memanjakan sedikit. Onde mande.. kayaknya kudu sering baca-baca Awal Cemerlang nih.
Perlu banget mantengin website Awal Cemerlang, karena aku butuh ilmu-ilmu seputar pengasuhan. Rasanya gak ingin meninggalkan luka yang sama saat pengasuhan kedua orangtua. Tapi juga ga ingin anak menjadi egois karena apa-apaaa dibolehin.
Mengasuh kudu banyak belajar, membaca dan melihat kebutuhan masing-masing karakter anak.
Aku termasuk gaya apa ya dalam mengasuh anak-anak. Sebagai ibu tunggal, kadang ngrasa butuh partner juga untuk mengasuh anak tapi dijalani aja deh keadaan yang ada aaat ini
Sepakat, ilmu parenting ga hanya untuk ibu saja tetapi untuk kedua orang tua. Selain itu keduanya juga harus sepakat mau dibawa kemana nih arah keluarganya karena pola asuh orang tua pada anak sangat berpengaruh di usia dewasanya kelak
Menjadi orang tua itu, tidak mudah ya perlu banyak hal yang harus dipelajari. soalnya kalau ortu tidak mau belajar nanti pola pengasuhan yang kita berikan tidak tepat kan kasian anaknya. Beruntung sekarang banyak website parenting yang dapat diakses dengan mudah oleh ortu
wah ternyata banyak jenis parenting ya. Sepertinya masih banyak ornagtua yang menerapkan Authoritarian Parenting dan univolved parenting ya, apalagi zaman sekarang ada gadget. Anak-anak dipisahkan gadget.
Parenting terbaik itu perlu ya agar anak menjadi pribadi yang baik dan tidak suka melawan. Kebanyakan anak sekarang karakternya gampang menyerah karena terlalu banyak dimanja.
asiknya sekarang ada website rujukan parenting agar kita bisa menyesuaikan gaya parenting yang sesuai dengan value atau nilai2 keluarga. Mantap deh.
Pola asuh dan gaya pengasuhan ini juga dipengaruhi oleh budaya tempat anak tinggal. sebab pengasuhan erat sekali dg budaya. Bahkan kondisi gaya pengasuhan di lingkungan negara ASIA otoriter memang cenderung lebih dipakai dibanding yang autoritatif atau demokratis sebagaimana negara2 bagian barat. Penelitian menyebutkan jika ini berkaitan dg budaya dari sebuah keluarga itu.Tapi karena informasi makin banyak dna terbuka tampaknya ortu2 kekinian mulai lebih menerapkan yang demokratis ada juga model pengasuhan. mungkin kapan2 bisa sharing ya mba
Setelah jadi orang tua aku paham pov orang tuaku dulu gimana, dan berusaha tidak mengulang rantai yang tidak baik namun mengadopsi beberapa hal yang bisa kulanjutkan.
Bener-bener nggak mudah jadi orang tua, nggak cuma mainkan role tapi juga bikin rule dan model. Untung udah banyak website2 parenting kayak awalcemerlang gini yaaa makasih informasinya.