Tugas orang tua antara lain adalah menggali potensi yang dimiliki oleh anak-anak mereka, apalagi setiap anak memiliki bakat yang berbeda. Namun, apa yang terjadi, bila ternyata mempunyai anak berkebutuhan khusus? Untuk menemukan jalan dan mengembangkan bakat anak spesial ini diakui lebih menantang dan nyaris sepanjang hayat.
Seni, diakui menjadi salah satu bentuk terapi dan ekspresi yang ampuh. Beberapa klinik maupun sekolah telah membuktikan bahwa seni menjadi alat yang luar biasa dalam membantu anak berkebutuhan khusus. Seni bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan meningkatkan keterampilan mereka secara keseluruhan.
Anak berkebutuhan khusus mencakup berbagai kondisi, mulai dari gangguan spektrum autisme hingga keterlambatan perkembangan, dan perjalanan setiap anak berbeda serta unik.
Seni, dalam berbagai bentuknya, dapat menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak ini untuk mengeksplorasi, berkomunikasi, dan tumbuh.
Kreativitas dan Kebutuhan Khusus
Pada artikel sebelumnya, di sini, saya telah menuliskan tentang neurodivergen, yaitu pengertian bahwa otak setiap manusia mempunyai cara kerja berbeda. Kebalikan dari neurodivergen adalah neurotipikal, atau kondisi rata-rata individu normal.
Individu neurodivergen ini ada yang nyata terlihat secara fisik, sehingga sering dicap difabel, tetapi ada pula yang tidak langsung terlihat.
Kreativitas merupakan kekuatan dahsyat yang melampaui batas dan keterbatasan. Bagi anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk anak-anak neurodivergen, merangkul potensi kreatif mereka dapat membuka pintu menuju bentuk-bentuk baru ekspresi diri dan pertumbuhan pribadi.
Melalui seni, anak-anak dapat memanfaatkan imajinasi mereka dan menjelajahi dunia dengan cara yang unik.
Seni juga mendorong keterampilan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan kemampuan beradaptasi – kualitas yang penting untuk menghadapi tantangan yang sering dihadapi anak-anak berkebutuhan khusus.
Proses menciptakan seni memungkinkan mereka untuk bereksperimen, membuat pilihan, dan belajar dari pengalaman mereka, yang semuanya berkontribusi pada perkembangan kognitif mereka.
Selain itu, terlibat dalam kegiatan kreatif dapat sangat memotivasi anak-anak berkebutuhan khusus. Kegiatan ini memberi mereka rasa pencapaian dan kebanggaan, meningkatkan harga diri mereka, dan mendorong mereka untuk terus mengeksplorasi bakat kreatif mereka.
Tentang Tab Space Studio
Pertama kali saya mengenal Tab Space, ketika menemani Mama Bara dan Bara untuk mencoba menggali potensinya berkesenian. Bara adalah anak dengan gangguan sensory, lebih dikenal SPD (sensory processing disorder) dan belum lancar berkomunikasi.

Di website Tab Space ini tertulis bahwa Tab Space merupakan sebuah usaha sosial yang berbasis di Bandung yang menghasilkan karya-karya seniman penyandang disabilitas. Sejauh ini, Tab Space merupakan satu-satunya studio binaan yang memiliki ruang fisik yang bergerak di bidang disabilitas dan inklusi di Bandung.
Tab Space bertujuan untuk memungkinkan seniman/ilustrator penyandang disabilitas untuk berperan dalam ekosistem komunitas dan memperoleh penghasilan. Di sini bakat dan usaha para seniman mendapat sistem dukungan yang tepat, supaya mereka dapat menjadi praktisi profesional.
Founder dan pemrakarsa yang mengelola Tab Space ini ada empat orang yaitu:
- Imaniar Rizki – founder dan creative director
- Nurul Lathifah – managing director
- Rizka R. Safitri – art & program director
- Ario Abadi – project manager
Para inisiator Tab Space ini semuanya berlatarbelakang pendidikan seni dan desain serta pemerhati individu berkebutuhan khusus. Mereka telah berpengalaman mengajar seni dan craft untuk anak-anak ABK dan menjalin kerjasama baik nasional maupun internasional.
Kolaborasi Nasional
Di tahun 2022 silam, Tab Space berkolaborasi untuk JNE Anniversary yang ke-32. Ilustrasi yang dihadirkan memiliki tema ‘Bangkit Bersama’, terlebih di tahun tersebut Indonesia tengah memulihkan diri dari pandemik COVID-19. Tema ini melahirkan ilustrasi yang menyampaikan kebahagiaan dan connect with others.


Kolaborasi Internasional
Kolaborasi tidak hanya dilakukan dengan berbagai brand di dalam negeri, tetapi juga dengan seniman di luar negeri. Kolaborasi yang telah dilakukan adalah program peer to peer. Pengertian peer to peer sendiri artinya melibatkan kontak langsung atau pertukaran antara individu dengan pangkat atau posisi yang sama.
Program yang diinisiasi oleh Art et al yang mengkoneksikan dua seniman neurotipikal dan neurodivergen. Waktu itu terpilih Tab Artist, Suzanne M Yazid, penyandang cerebral palsy, berpasangan dengan seniman asal Inggris, James Lambert.
Kemudian artis berikutnya Angkasa Nasrullah Emir, penyandang autisma, berpasangan dengan Richard Phoenix.
Masing-masing seniman didampingi oleh fasilitator Annisa Fanny dan Nurul Lathifah dari Tab Space serta Lisa Slominski dan Jennifer Gilbert dari Art et al. Walaupun kolaborasi ini dilakukan secara daring melalui beberapa sesi, tetapi menghasilkan karya unik dan dilengkapi dengan animasi digital.

Klik link berikut untuk melihat karya kolaborasi peer to peer:
https://tabstudio.org/wp-content/uploads/2024/09/ezgif.com-animated-gif-maker.gif
Berkarya Bersama Tab Space

Sistem pendampingan di Tab Space ini melalui fasilitator. Artinya setiap fasilitator akan mendampingi 1-2 orang artist untuk menghasilkan sebuah karya.
Seperti halnya Bara, setiap minggu berkegiatan di studio Tab Space ini bersama-sama Kak Fili, fasilitatornya untuk menghasilkan karya.
Karena Bara masih muda dan baru mulai, belum nampak ciri atau gaya karyanya. Berbeda dengan seniman-seniman lain yang lebih dewasa dan sudah mempunyai karakter.



Berbagai kegiatan Tab Arstist
Berikut adalah beberapa karya seniman di website Tab Space:

Penutup
Menggali potensi dan bakat anak memang tidak mudah. Perlu waktu, biaya, dan ketelatenan sampai terlihat hasilnya. Apalagi pada anak-anak berkebutuhan khusus, beberapa diantaranya adalah individu non verbal, artinya kita harus mencari cara berkomunikasi yang tepat untuk mendapatkan hasil.
Di Indonesia individu berkebutuhan khusus sering terpinggirkan dan tidak punya tempat untuk menunjukkan potensi. Belum lagi maraknya perundungan, karena tampilan fisik berbeda, atau kesulitan berkomunikasi.
Fasilitator di Tab Space merupakan sosok pendamping calon artis neurodivergen yang punya panggilan jiwa luar biasa, agar individu berkebutuhan khusus ini berkilau. Beberapa karya artis Tab ini kemudian diolah kembali oleh para desainer yang bekerjasama dengan Tab Space sehingga layak jual. Misalnya dipajang di beberapa art shop di galeri seni, kerjasama dengan IKEA, Selasar Sunaryo, dan lain-lain. Hasil penjualan kemudian diberikan ke artis bersangkutan sebagai pemilik karya aslinya.
Terima kasih Tab Space Studio. Semoga makin banyak social enterprise sejenis yang mewadahi para seniman disabilitas.
Buat kalian yang ingin tahu lebih banyak tentang Tab Space Studio, bisa diikuti di IG-nya di @https://www.instagram.com/tab____space/ atau cek di marketplace Tab Space Shop karya-karya mereka:

Sumber:
https://brainart.co/how-art-helps-special-needs-children/
https://www.idntimes.com/life/inspiration/profil-tab-space-studio-seni-grafis-yang-digandeng-jne-00-mm7zv-9xzsm8?page=all
https://tabstudio.org/about/




Setiap anak memang punya bakat maaing-masing. Dan agar potensinya berkembang, orang tua harus mengarahkan. Dan keren Tab Space ini ya karena membantu Anak Berkebutuhan Khusus untuk mengembnagkan potensinya dalam dunia ilustrasi, agar nantinya mereka juga bisa berkontribusi dan mendapat penghasilan juga. Apalagi Tab Space ini digawangi oleh orang-orang berlatar belakang seni dan desain.
“Seni, diakui menjadi salah satu bentuk terapi dan ekspresi yang ampuh. Beberapa klinik maupun sekolah telah membuktikan bahwa seni menjadi alat yang luar biasa dalam membantu anak berkebutuhan khusus. Seni bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan meningkatkan keterampilan mereka secara keseluruhan.” Di banyak kesempatan saya sering mencatat tentang hal ini Mbak Hani. Apalagi kebetulan, ada beberapa keponakan yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Saya sempat memperhatikan bagaimana para keponakan ini gigih dan sabar mengajarkan beberapa hal di dunia seni untuk anak-anak tersebut. Mulai dari musik, melukis, bahkan ilustrasi digital. MashaAllah, mereka benar-benar orang tua terpilih yang rela meninggalkan jabatan professional demi anak-anak mereka.
Tahunan saya mengamati, sungguh hasilnya istimewa. Anak-anak ini mampu mandiri dan menunjukkan kelebihannya dibantu oleh seni yang mereka kuasai. Luar biasa lah pokoknya.
Seneng bacanya, sekarang semakin banyak yang menyediakan tempat dan tenaga ahli untuk ABK ini
Sangat jauh dibanding beberapa puluh tahun silam ketika teman saya membuka rumahnya untuk ABK dan sayangnya belum bisa merangkul banyak pihak
sehingga cuma bisa menemani mereka belajar musik dan membuat keramik
Iya Ambu. Salah satunya karena peran medsos juga sih, jadi semakin mudah berjejaring.
Semangat ya, Dek Bara. Meski belum terlihat gaya seninya, minimal kamu happy berkarya bersama tap space studio ya.
Mbak, senangnya Bara bisa mengikuti kegiatan di tab space studio yang bermisi mendampingi seniman neurodivergen, para penyandang disabilitas dan inklusi ini sehingga bisa berkarya dan berpenghasilan. Melihat karya mereka acung jempol saya…saya teringat ada dipajang di IKEA karya serupa. Baru tahu jika ada kerjasama dengan mereka.
Terus semangat buat Bara, semoga makin sukses berkarya.
Masyaallah. Baru tahu soal Tab Space. Ini hanya menyediakan pembinaan offline, ya? Kali aja bisa online buat yang enggak tinggal di Bandung gitu