Artikel ini tulisan ringan-ringan saja, sih, mengomentari yang sedang ramai di Facebook, mungkin Twitter juga. Skincare-mu untuk siapa, mengulas sedikit, kita sebenarnya merawat diri untuk diri sendiri atau orang lain?
Jadi ceritanya begini, ada Sesemas yang nge-twitt:
“Masih ada gak CEWEK yang cuma pakai sabun pencuci muka aja? Ga pakai SKINCARE ini itu tapi cantiknya udah natural, cuma pakai bedak aja.
Apa masih ada??
Pokoknya kamu idaman”
(sesemas)
Skrinsyut twitter itu ada di lini masa seorang teman di Facebook. Ramailah perempuan sejagad merundung Sesemas tersebut. Ada yang menganggap naif. Ada yang mempertanyakan, ngapain Si Mas nanya-nanya, kayak yang mau bayarin skinker aja. Atau ada yang heran, bukannya sabun pencuci muka itu skinker juga ya?
Jangan-jangan si Mas terlalu banyak menonton iklan TV jadi risau, untuk cantik, kok, mehong, yak. Jangan khawatir Mas, saya juga bingung sih sebenernya. Tahu aja yang namanya iklan, kan mempersuasi, khawatir kepincut terus beli. Barangkali saja kulit wajah saya bisa se flawless model iklan.
Jangan-jangan lagi, si Mas rancu antara skincare dan make-up.
1-Beda skincare dan makeup
Saya menduga si Mas yang nge-twitt memang rancu antara skincare dan makeup. Soalnya twit tentang ini sudah beberapa kali saya lihat dan berujung si Mas dirundung beramai-ramai.
Skincare, kalau diterjemahkan berarti perawatan wajah. Sabun pencuci muka yang dimaksud di Mas itu termasuk rangkaian perawatan wajah, lho. Ada berapa urutan perawatan wajah? Jangan terlalu percaya juga, sih, dengan 10 langkah perawatan wajah ala Korea itu.
Kalau basic skincare ala saya cukup 3 langkah saja: sabun pencuci muka, pelembab, sun block. Tujuan akhirnya supaya kondisi kulit terjaga. Nah, namanya juga perawatan, pemakaiannya harus kontinu tanpa putus, supaya ada hasilnya.
Saya tidak membahas komen-komen di timeline tersebut. Ada saja Emak yang mengaku malas cuci muka, memang tidak memakai skincare, dan lain sebagainya. Takut berkembang jadi Mom’s War.
Nah, kalau makeup, terjemahannya dandan atau merias. Sudah jelas ya bedanya. Dandan atau merias, ya puguh menambahkan dari sebelumnya supaya menjadi lebih (= berwarna, baik, rata, dan lain-lain). Tujuan akhirnya, supaya indah dalam sesaat.
Saya sendiri tidak memakai makeup yang berlapis-lapis itu, bahkan tidak memakai bedak. Bedak menyumbat pori-pori, berujung muncul lagi jerawat.
2-Kapan mulai memakai skincare?
Skincare sebetulnya sudah dimulai sejak bayi. Memilih sabun, memberi lotion kalau kulit kering, dan banyak lagi. Soalnya, kulit itu area yang paling bersentuhan dengan dunia luar. Kalau ada apa-apa, kulit duluan yang terkena. Itu sebabnya saya pribadi memang sudah care dengan perawatan wajah sejak SMP. Soalnya kulit wajah saya berminyak dan jerawatan. Minder gitu, kalau ngobrol dengan seseorang, yang dilihat bukan wajah saya, tetapi jerawat saya, dong. Hiks…
Sampai sekarang saya masih skincare-an dengan kandungan dan tujuan akhir yang berbeda, tergantung usia. Zaman ABG, skincare supaya tidak jerawatan. Sudah usia segini, ya memakai anti-aging, gitu. Walaupun menua itu pasti.
Tak apeu lah, kalau tiap malam suami mengamati saya yang oles-oles sebelum tidur, lalu dia komen:”Namanya usaha ya, Bu…”
Lhah, kalau usahaku berhasil, kan dia senang, thoh…
Misalnya, ketemu teman, terus temannya komen, istrimu awet muda ya…
M.i.s.a.l.n.y.a…
3-Harga skincare
Si Mas sepertinya khawatir, sang Idaman yang dinanti, masa depan bersamanya jadi boros gara-gara skincare.
Waktu itu ada, nih, Mas lain lagi yang nge-twit tentang pemborosan kalau memakai skincare. Terus para perempuan mandiri ramai-ramai komen. Ada yang sampai menunjukkan profesinya ini-itu, punya penghasilan, jadi tidak tergantung orang lain (baca: suami) untuk membiayai perawatan wajahnya.
Memang diakui, harga skincare ada yang mahal ada yang murah. Mahal kalau buatan luar negeri. Murah kalau buatan dalam negeri. Begitu saja perbandingannya. Lagipula produk skincare itu cocok-cocokan. Ada yang padahal kelahiran dalam negeri sini, kok ya, cocoknya memakai produk buatan luar negeri. Ya resikonya harus sedia dana lebih untuk ini.
Tinggal kita mau masuk lingkaran yang mana. Yang hemat atau tak hemat.
Saya akui, dulu saya terjebak memakai produk luar negeri. Mulai tahun lalu, saya beralih ke produk buatan Indonesia. Ternyata ya fine-fine saja. Irit malah …
4-Skincare untuk siapa?
Sudah dua akun twitter yang berbeda nih, yang risau soal perilaku para perempuan terhadap skincare. Dua-duanya pria pula. Herannya, kenapa juga Mas-mas itu, kok ya rese sih dengan per-skincare-annya perempuan. Wong, engga minta dana ke mereka juga.
Lho, saya ikut sewot.
Saya sebetulnya kurang setuju bila perempuan bersuami, kalau merawat wajah itu, konotasinya ditujukan untuk suami.
Kalau saya sih perkara perawatan begini lebih ke self respect saja, sih. Jadi, skincare untuk siapa itu sebetulnya untuk menghargai diri sendiri saja. Setiap hari melihat wajah di cermin, sambil oles-oles bersyukur diberi kenikmatan oleh Allah swt.
Alhamdulillah, suami juga tidak pernah tanya-tanya saya pakai produk apa, luar negeri atau dalam negeri. Harga berapa dan memakai uang belanja atau tidak. Paling kalau saya izin mau facial, dia hanya, “Oh …”, saja. Jarang juga sih …
Sama halnya perawatan-perawatan yang lain, tidak khusus wajah, ujungnya supaya sehat. Saya sehat, sekeluarga sehat, semua senang. Begitu, kan?
Jadi, teman-teman skincare-an ga?
Bandung, 19 Januari 2020
Sepakat! Qiqiqi, sesemas ini caper apa gimana sih. Mending mikirin yang lebih penting mas. Biarlah Skincare menjadi urusan kami kaum wanita. Hahaa
Setuju bun, pakai skincare tujuannya buat diri sendiri. Sebagai self respect, bersyukur sama nikmat Allah udah dikasih tubuh yang utuh tanpa cacat dengan di rawat ya bun hihi aku juga skincare-an bu. Yang simpel aja tapi cuma fasial wash, toner dan moisturaizer hihi
Hihihi aku jg sempet liat postingan skrinsyut itu di medsos. Tapi males mau ngorek2 lagi. Si mas kayaknya lagi galau antara nyari pacar yg low maintanance tapi kinclong apa high maintanance tapi gak punya cicis hahaha. #hush suudzon akumah
Awalnya saya cuek banget soal perawatan, sampai saya jadi volunteer uji kompetensi perawatan wajah. Teman yg instruktur tata perawatan wajah ngomel habis ttg kulit sy yg gak dirawat. Sekarang saya perawatan pakai sabun muka yg dibuat teman. Dia vegetarian, jadi bahannya ringan banget, harganya murce dan kulit saya cocok. Setelah pakai skincare terkenal dan bikin kulit kering, sekarang pakai yg cocok saja.
Pake, Bu. Alhamdulillah, pak suami nggak komplain dan curigation gitu, tentanng dananya.
Yang penting dia dan anaknya masih terawat dengan baik. Hehehe
Yup, saya juga skincare-an Bun. Minimal pakai pelembab, supaya kulit gak terlalu kering. Sedangkan untuk make up hanya saya gunakan untuk menghadiri acara spesial saja.
Skincare butuh banget Bun, meskipun yang basic saja. Mulai dari pembersih muka, serum dan krim. Lainnya aku nggak paham cara pakainya, hehehe …
Skincare juga nggak selalu butuh yang mahal. Murah kalau cocok di kulit, jadi pilihan tepat pastinya.
Aku sih pakai skincare buat diri sendiri. Senang aja gitu punya kulit wajah yang bersih. Masa iya sudah dianugerahi wajah eh malah nggak dirawat, hihihi …
Aku gemes deh kalau ada laki ikut komen soal skincare atau makeup, apa coba ikut-ikutan ngerti belum tentu hahah, merawat diri itu penting ya sebagai cara kita bersyukur dan menjaga apa yang sudah diberi Allah
Poinnya di self respect ya, Bun. Setuju ah klo bagian ini mah. Saya yang pemalas pun sekarang mulai basic skin care-an kali ya, cuci muka sama pelembab tok sih?
Sebabnya faktor U, kulit bisi keriput?
Iya Mbak, tetep skin carean juga kan sebagai bentuk rasa syukur kita, dengan merawat apa yang sudah Allah anugerahkan. Kalau benda yang kita miliki aja dirawat, masak wajah dan tubuh anugerah Allah nggak? Yekan…?
Yuni pakai skincare, Mbak Hani. Buatan dalam negeri. Jadi lebih hemat…
Oh pasti, emskipun yang paling basic. Dan dari tahun ke tahun tuh tujuan memakai skincare ala aku terus berubah. Kalau dulu jelas, buat mengurangi jerawat. Kalau sekarang, aku harus jujur kalau skincare-an itu me time sederhana yang membuatku gembira.
Sesemas itu harus baca tulisan Bunda, hehe. TapiBun, memang perlu banget ya merawat wajah, karena ini bukan hanya soal cantik saja, tapi juga kesehatan.
Euuumm, saya pakai skincare jugalah, Bun, namanya juga sesemak (ehehe)
Saya skincare an tapi masih yang simple aja belum yang pake semua rangkaian perawatan. Dan yaaa skincare an buat diri sendiri. Tanda syukur kita atas apa yang udah Allah kasih
Wah…aq termasuk yang malas perawatan wajah, cukup pakai sabun, contoh yang buruk, jangan ditiru, yass
Oo awal trending topik di twitter itu, karena cuitan sesemas ini, toh. Dan akhirnya banyak yg ngeluarin semua peralatan tempur perawatan wajahnya di jagad twitter, hehe.
Btw bagi kaum hawa merawat tubuh dan wajah itu sebuah kenikmatan tersendiri, ya Bun. Jadi apa salahnya me time nya kaum hawa, gitu. Asal nggak merugikan si mas-nya, kenapa juga repot, hehe.
Alhamdulillah udah setaun lepas dari skincare bun. Sekarang pake produk yang di drugstore aja, itu pun kadang ganti-ganti gimana kondisi keuangan hehe. Yang terpenting sunblock mah gak pernah lupa di pake
Weleh ada ada aja sesemasnya haha.. Bikin heboh jagad maya. Padahal aku borong diskonan di watson beli chusion lah, bedak lah, lipstik apalagi, ya buat ekye sendiri hihi. Pengen jadi ibu rumah tangga yang tetap mempesona meski dirumah dong. Pakai skincare standart aja sih. Gak harus yang kdu di klinik kecantikan juga. Hihi