Mentang-mentang sekarang ada virus Covid-19, saya jadi membahas soal virus juga. Ramai dibagikan cara mencuci-tangan yang benar, yang durasinya sepanjang menyanyi lagu “Happy Birthday” dua putaran itu. Padahal sebelum-sebelumnya boro-boro kita cuci tangan kalau mau makan. Ingat tidak, kita hanya mencelupkan tangan di kobokan, lalu makan dengan tangan, lahapnya tidak kira-kira. Bahkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyarankan untuk salaman gaya Namaste, ala India, untuk mencegah penyebaran virus melalui jabatan tangan. Yah Mas Menteri, jauh-jauh ke India, di Sunda sejak zaman Pangeran Kornel menentang Belanda, sudah ada Salaman ala Sunda, salaman anti virus.
Penyebaran Virus Melalui Salaman
Teman-teman sudah tahu banyak pasti ya, sejak virus Covid-19 atau Corona mendunia, kita panik banget. Selain masker dan hand sanitizer hilang dari pasaran, berbagai ilustrasi pun beredar tentang mekanisme beredarnya virus.
Ternyata penyebaran virus tidak melulu melalui udara, tetapi droplet (tetesan ludah, riak dan saudara-saudaranya) kala kita bersin atau batuk, lalu menempel di benda-benda sekitar. Kemudian kita memegang benda-benda tersebut, termasuk berjabatan tangan dengan orang lain. Dari sinilah asal penularan virus tersebut. Oleh sebab itu warga berbagai belahan dunia pun mencari akal mencari gaya salaman anti virus, a.k.a gaya salaman tidak menularkan virus.
Berbagai Gaya Salaman di Dunia
Ternyata selain jabatan tangan, gaya salaman atau bertemu dengan orang lain ada banyak gayanya. Dari satu negara ke negara lain ada yang mirip walaupun namanya beda. Gaya bersalaman menjadi semacam kode. Kode bukan hanya berlaku untuk kode atau aturan berbusana saja.
Menangkupkan Tangan dan Mengulurkan
Saya lama tinggal di Bandung, jadi sudah biasa dengan gaya salaman menangkupkan dua tangan depan dada. Ada yang lalu mengulurkan tangan ke kawan, ada yang tidak. Bisa saja ujung jari saling bersentuhan dengan kawan yang mau diajak salaman. Salaman antar lawan jenis biasanya tidak bersentuhan.
Menangkupkan Tangan depan Dada
Gaya salaman menangkupkan tangan depan dada menjadi ciri khas salaman warga Thailand (Wai), India, dan negara-negara lain sekitarnya dengan istilah berbeda. Selain menangkupkan tangan juga disertai anggukan kepala, bagi warga India, juga diikuti dengan mengucapkan “Namaste”, konon mengandung doa.
Membungkukkan Badan
Gaya salaman ala Jepang dan Korea ini biasanya saling membungkuk dengan sudut bungkuk tertentu. Tidak 90 derajat juga membungkuknya. Posisi tangan rapi di kiri-kanan badan.
Berjabatan Tangan
Sepertinya berjabatan-tangan merupakan gaya salaman yang dibawa Belanda di zaman kolonial. Kemudian menjadi semacam simbol kesepakatan atau janji suatu hal.
Tentang kisah Pangeran Kornel yang saya tuliskan di atas adalah, ketika beliau menolak bersalaman dengan Belanda.
Jadi ceritanya, Pangeran Kornel, seorang bangsawan dari Sumedang curiga dengan Belanda. Waktu Gubernur Jenderal Daendels menyodorkan tangan untuk berjabatan tangan, Pangeran Kornel menyodorkan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya memegang kujang (senjata tradisional Sunda) siap menghunus. Konon, maksudnya, awas aja, kalau Belanda macam-macam. Tetapi ya, memang benar juga, Belanda ingkar janji, kok.
Patung keduanya ada di sekitar Cadas Pangeran, jalan yang kita lalui dari Bandung ke Cirebon.
Bersentuhan Hidung
Gaya salaman saling bersentuhan hidung, merupakan gaya salaman warga asli Maori di Selandia Baru. Di Maori dinamakan Hongi.
Sedangkan bagi suku Inuit di Alaska, dinamakan Kuni.
Menjulurkan Lidah
Salam unik, menjulurkan lidah dilakukan oleh warga Tibet. Mungkin bagi kita, dikira menghina, tetapi tidak bagi warga Tibet.
Salam Toss
Aslinya merupakan salam dari salah satu suku di benua Afrika. Kemudian salam ini marak di kalangan anak muda di Amerika dan negara-negara lain.
Salam Tinju
Salam kepalan tinju yang saling diadu juga merupakan bentuk salam lain selain jabatan tangan. Salam gaya ini marak dipakai akhir-akhir ini untuk meminimalisir salam dengan berjabatan tangan.
Cium Tangan (Salim)
Salam ini biasanya dilakukan dalam keluarga. Antara istri ke suami, anak ke orang yang lebih tua, bahkan di sekolah, antara murid ke guru. Salam seperti ini untuk menunjukkan rasa hormat.
Berbeda dengan budaya Barat cium tangan (hand-kissing) seorang pria ke tangan wanita biasanya menunjukkan pesan romansa.
Bahkan di kampus pun, mahasiswa bila selesai kuliah dan akan meninggalkan ruangan, salim heula. Sepertinya ini hanya berlaku di Bandung dan Jawa Barat. Saya kurang tahu di lingkungan sekolah atau kampus di kota-kota lain di Indonesia.
Salam Cipika-Cipiki
Salam cium pipi kanan cium pipi kiri ini umumnya dilakukan antar keluarga atau antar perempuan. Sejak budaya moderat melanda, salam cipika-cipiki pun dilakukan antara perempuan dan laki-laki. Sudah umum pula di kalangan tertentu, salam cipika-cipiki dilakukan antara sesama laki-laki.
Budaya Arab jamak dilakukan salam cipika-cipiki, bahkan sebetulnya sih, malah tiga kali. Jadi kanan-kiri-kanan, gitu. Tiga kali, kan.
Salam Pengganti Jabatan Tangan
Bersalaman menunjukkan bahwa kita akrab dengan orang lain. Anak-anak, sejak mulai belajar jalan pun diajarkan mengulurkan tangan untuk bersalaman. Bisa dilanjutkan dengan cium tangan atau salim, bisa saja tidak.
Menolak berjabatan tangan dianggap tidak sopan dan tidak menghargai orang yang lebih dahulu menjulurkan tangan. Bahkan seorang teman editor, sampai nyetatus di Facebook, dia tersinggung. Ketika dia menjulurkan tangan, temannya malah menangkupkan tangan, tidak mau bersalaman. Ketika saya jelaskan bahwa di Bandung sudah biasa hal tersebut dilakukan, terutama bila bersalaman dengan lawan jenis. Baru deh, teman saya mengerti. Tapi euy, sudah kadung nyetatus. Waktu itu belum marak virus Covid-19. Sepertinya sekarang, orang akan otomatis maklum bila tidak ingin berjabatan tangan.
Maraknya berita penularan virus melalui jabatan tangan merubah gaya bersalaman hampir di seluruh dunia. Hanya melambaikan tangan dan senyum dirasa cukup sebagai pengganti berjabatan tangan. Bahkan di Amerika ada usul memberi salam gaya Mr. Spook dari film Star Strek, sebagai salaman anti virus.
Informasi terakhir, salam pengganti jabatan tangan adalah meletakkan tangan kanan di dada kiri, sebagai tanda hormat. Tahun-tahun terakhir, bila teman-teman naik kereta api, salam seperti ini sudah dilakukan oleh petugas perkereta-apian di peron. Mulai porter hingga kondektur memberi salam khas tersebut, membersamai kereta api mulai berangkat.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan edaran khusus tentang etika bersalaman. Saya dengar dari teman yang seorang guru, di sekolah sudah diterapkan salam Namaste ini, baik antara lawan jenis maupun tidak. Salam mengatupkan kedua tangan pun menggantikan salam cium tangan antara murid ke guru.
Bagus juga diterapkan salaman ala Sunda ini, supaya tidak ada celetukan, ketika selepas yudisium dan mahasiswa akan menyalami pembimbing, lalu ada yang komen:
“Sudah pada pakai hand sanitizer belum?”
Nah, teman-teman, ada gaya salaman anti virus tidak di tempatmu?
Bandung, 9 Maret 2020
Yang terbaru tangan di dada kiri ya kalau nggak salah sambil senyum. Eh sudah disepakati pas ketemu teman tetap aja cipika cipiki
Iya. Kemarin ke acara kawinan, tetangga mantu. Udah siap salam ala Sunda, eh…tetangganya cipika-cipiki. Hihi…namanya tetangga dekat siiii…
Tantangannya adalah, ketika kita mau salaman model begitu, suka dibilang sombong, nggak tau tata krama, padahal ini model yg paling aman.
Bayangin yg saling julurkan lidah haha
Kl aku biasa salim cium tangan hehe
Menarik nih salaman anti virus, bisa di pilih untuk mencegah ya kan
pakai sarung tangan ajalah aku haha, kadang suka reflek soalnya tetap salaman. ya udah terbiasa, baru ingetnya pas beres salaman. jadi pakai sarung tangan aja dulu buat jaga-jaga. haha. makasih ya bun infonya
Saya cuman tau 2 cara bersalaman kak. sekarang saya jadi tau nih kak ada banyak macam cara bersalaman. Beda negara beda caranya, beda sukunya beda adatnya . The best
Ternyata macam-macam ya, Bun. Itu enggak kebayang kalau diajak salaman yang hidung dan keluarkan lidah. Saya pasti senyum senyum duluan??
Salaman hidung sama hidung auto virus pindah itu. Yang paling nyaman dan aman memang salaman versi sunda yg ga menyentuh lawan, hehe
Nah,,, Nah,,, mulai sekarang pilih salaman ala-ala yang aman. Aman dari virus, aman juga secara agama. Hehehe
Iya Bun di sekolah anakku juga udah gak pake Salim tangan. Diganti dengan menangkupkan kedua tangan di dada. Tapi ya masih ada aja sih yang maunya salim. Soalnya udah kadung kebiasaan sih hehehe. Aku juga mulai membekali anak-anak cairan antiseptik ke mana-mana. Jaga-jaga itu perlu asal gak panik. Semoga kita sehat-sehat ya
baru tahu aku ada banyak gaya salaman di dunia
yang hongi, gaya suku maori di selandia baru itu mirip dengan eskimo kiss ya
ciuman pake hidung
Aha membaca artikel ini, saya jadi ingat diajari teman cara salaman ala daerahnya.Dia dari Sumba Barat NTT dan awalnya terkesan aneh buat saya cara salamannya. Jadi setiap bertemu teman maka ujung kedua hidung dipertemukan sejenak. Iya seperti suku Maori.
Yang paling lucu salam dengan menjulurkan lidah. Kalau di Indonesia dilakukan nanti dikira meledek. Untungnya itu dilakukan ditibet. Hehhe
Gokil ih tulisannya kali ini, Mbak Hani… Hehe… Selain aktual krn isu virus Corona sdg melanda dunia, informasi ttg macam² salam seperti ini menarik juga nih diketahui asalnya dr mana aja. Kl sy pilih salaman ala Sunda aja euyy lbh sehat kayanya hihii
Wah saya baru tau ada salam menjulurkan lidah. Unik juga ternyata banyak juga ya jenis bersalanan.
Wai atau salaman kebudayaan Thailand itu merupakan salam yang sangat universal dan diterima di dunia luas.. apalagi saat outbreak corona saat ini.
Lucunya yang menjulurkan lidah itu ya, hehe. Eh karena ga terbiasa di kita aja sih ya.
Saya sendiri sejak berhijab di th 2001 terbiasa bersalaman ala Sunda, Bund. Awalnya ada juga yg seperti gak ngeh. Lalu cukup terbantu dg adanya syiar lewat film hits macem Ayat2 Cinta atau KCB. Sepertinya skrg banyak org udah ngeh dg gaya salaman ala Sunda sekaligus ‘Islami’ ini. So far, ternyata ini gaya bersalaman aman dari virus ya. Sip.
Sejak hebos virus Corona, ada edaran dari sekolah anak-anak, salam cium tangan ke guru ditiadakan diganti menangkupkan tangan di dada saja.
Kalau di lingkungan Ibu sekitar juga, biasa cipika cipiki waktu arisan RT, kemarin enggak lagi, tapi masih salaman tangan.
Ternyata banyak cara salaman ya..informatif artikelnya Mbak Hani
Tradisi warga Tibet aneh² aja ya. Mungkin bagi mereka suatu kewajaran bahkan mungkin mereka anggap sopan meskipun menjulurkan lidah.
Sekarang salaman mulai diganti dengan saling tos menggunakan siku ya. Di luar itu artikelnya menarik banget, mengulik berbagai budaya salaman di dunia, pas pula dgn adanya wabah virus ini yg mengharuskan kita lebih waspada utk salaman
Wah, iyayah. Pantas anak saya kemarin kasih contoh. Adu siku…Haha…
Bener juga mba, salaman ala sunda meminimalisir penularan virus melalui tangan, dan juga sekarang ada banyak berbagai jenis salaman dengan gayanya masing-masing bahkan ada yang dengan saling senggol kaki.
Pingback: CoViD-19 Merebak, Kok Memilih Mudik? - blog hani
Pingback: The New Normal, Menyikapi Hidup Bersama CoViD-19
Pingback: Tetap Bermaafan Walau Lebaran Tanpa Salaman