Banyak keluarga di kala Lebaran seperti sekarang ini ada acara masak-memasak hidangan khusus Lebaran.
Resep-resepnya sudah dihafal luar kepala oleh koki andalan keluarga, alias Eyang Putri, Mamah, Bude, Tante, Ibu Mertua dan lain-lain. Generasi mudanya, anak-mantu-keponakan-cucu belum tentu faham berbagai bumbu dapur dan masuk dapur juga paling-paling bikin telur ceplok.
Saya termasuk generasi cucu yang lumayan mau lah masuk dapur. Masih mau nyoba-nyoba resep, punya beberapa buku resep, punya catatan berbagai resep sejak SMA yang didapat dari mana-mana. Jadi keidean untuk mencatat resep-resep warisan keluarga, aneka masakan yang hanya muncul pas acara kumpul keluarga, terutama Lebaran.
Beberapa resep di bawah ini adalah resep-resep hasil wawancara tanya-tanya ke nara sumber yang sahih, yaitu Eyang Putri Alibasah, ibunda Mamah saya. Akibat membantu Mamah saya bikin cake, jadi ya memang punya catatan resepnya. Tanya ke Ibu Mertua, resep kue, yang tiap berkunjung, kok kue yang sama selalu dihidangkan. Tanya ke Tante, yang tiap arisan keluarga, menu ini yang ditunggu pas acara pot luck.
Petis Bumbon
Asal resep: Eyang Putri Alibasah
Cerita: Iseng-iseng saya tanya resep ini ke Eyang. Namanya juga piyayi sepuh, tidak ada lah catatan resep. Pun tidak ada komposisi aneka bahan tersebut. Beliau hanya menyebutkan bahan dasarnya antara lain: brambang-bawang, lombok, salam-laos, kunci, santan, petis, dan telur burung puyuh rebus.
Akhirnya saya reka-reka saja kebutuhan komposisi bumbunya.
Apakah se maknyus masakan Eyang saya?
Lumayan lah untuk nostalgia.
Bahan-bahan:
5 butir bawah merah
2 siung bawang putih
4 buah cabai merah
Seiris laos
2 lembar daun salam
Seiris kunci
150 cc santan kental
2 sendok teh petis dicairkan dengan sedikit air panas.
10 butir telur burung puyuh, rebus.
Beberapa buah cabai rawit.
Cara membuat:
- Ulek jadi satu bawang merah, bawang putih dan cabai.
- Tumis hingga harum.
- Masukkan bumbu lain, tuang santan kental dan petis.
- Aduk-aduk.
- Terakhir masukkan telur dan cabai.
Fancy Cake
Asal resep: Mamah
Cerita: Cake ini hanya dibuat dan disajikan pada waktu Lebaran. Saya bagian mengolah dan mengaduknya. Biasanya Mamah memodifikasinya menjadi Marmer Cake.
Mamah saya anak sulung dan Papah selalu open house waktu masih dinas. Jadi tiap Lebaran, kami membuat tak kurang 4 loyang untuk tamu-tamu yang berkunjung.
Bahan-bahan:
4 kuning telur
4 putih telur
250 gr mentega atau margarine
250 gr gula halus
250 gr tepung terigu
½ sendok teh baking powder
100 gr sucade atau kismis, taburi tepung
Vanili
25 gr coklat bubuk, bila ingin variasi menjadi Marmer Cake
Cara membuat:
- Ayak tepung terigu dan baking powder, sisihkan
- Mixer terpisah putih telur sampai putih dan mengembang, sisihkan.
- Mixer mentega dengan gula halus sedikit-demi sedikit hingga tercampur rata.
- Masukkan kuning telur satu persatu, mixer dengan kecepatan sedang.
- Masukkan tepung terigu, aduk perlahan dengan sendok kayu.
- Terakhir masukkan kocokan putih telur, aduk dengan sendok kayu.
- Masukkan vanili.
- Siapkan loyang loaf, ukuran 9X22X8 cm, olesi margarin atau minyak, taburi tepung. Alasi dasar loyang dengan kertas roti.
- Masukkan adonan, taburi sucade dan kismis
- Panggang selama 40 menit, atau bila distusuk lidi sudah kering.
- Catatan: bila ingin membuatnya menjadi Marmer Cake, ambil kira-kira ½ mangkuk adonan, campur dengan bubuk coklat. Tuang adonan putih ke dalam loyang, ambil sesendok adonan coklat bergantian. Atur alur-alur dengan garpu sehingga menyerupai pola marmer.
Banana Cake
Asal resep: Ibu Mertua
Cerita: Ibu Mertua punya langganan tukang sayur yang selalu membawa pisang. Bila Mang Sayur ini pulang kampung sebulan sekali, maka Mang Sayur ini selalu menitipkan rombong/ gerobak dorong sayurnya di halaman rumah Ibu Mertua. Nah, karena menjelang pulang, maka sisa jualan sering diberikan saja ke Ibu Mertua. Dan seringnya adalah memberikan pisang Ambon. Pisang Ambon banyak nian diapakan? Salah satunya ya dibuat Banana Cake
Bahan-bahan:
2 butir telur
12 pisang Ambon kecil
2 cangkir tepung terigu
1 cangkir gula pasir
1 cangkir minyak goreng
2 sendok teh baking powder
1 sendok teh soda kue
Vanili
Kismis, keju sesuai selera.
Cara membuat:
- Lumatkan dengan garpu seluruh pisang, sisihkan.
- Ayak tepung terigu dengan baking powder dan soda kue.
- Kocok telur dengan mixer, beri gula pasir sedikit demi sedikit sambil terus dikocok.
- Masukkan tepung terigu, bergantian dengan pisang halus.
- Aduk dengan sendok kayu perlahan, dengan gerakan memutar atas ke bawah (balik).
- Tuang minyak goreng, aduk perlahan.
- Beri vanili
- Tuang adonan ke dalam loyang loaf yang telah diolesi margarin dan ditaburi tepung.
- Taburi kismis atau keju.
- Panggang dalam oven, 40 menit atau sampai matang bila ditusuk dengan lidi.
Tape Ketan
Asal resep: Mamah
Catatan: Tape Ketan ini andalan Mamah dan selalu dicari kala Lebaran. Ya memang munculnya setahun sekali. Mamah biasanya membuat sampai 3 panci aneka warna, hijau muda daun suji, pink ayu, dan ketan hitam. Langkah-langkahnya saya hafal betul. Resep ini belum pernah saya coba sendiri. Pertama keluarga saya tidak begitu suka, jadi sering sisa. Kedua, di depan rumah sering lewat, tukang jualan tape ketan dan ulen.
Kasihan, kan kalau si Mamang tidak dibeli jualannya.
Bahan-bahan:
1 liter beras ketan
1,5 ragi (kecil), bisa dibeli di pasar, di tukang beras. Atau 1 ragi (besar).
Gerus ragi dengan 1 sendok makan gula pasir.
Cara membuat:
- Ketan direndam air +/- 1 jam.
- Bila ingin berwarna, beri air daun suji untuk warna hijau. Atau setetes pewarna kue warna merah, untuk warna pink.
- Kukus ketan di dandang selama 30 menit, sesekali siram dengan air panas.
- Ambil ketan dan tempatkan di panci, siram dengan air dingin 2 gelas.
- Aduk-aduk dan diamkan sampai lengket (kekel, bahasa Jawa).
- Kukus lagi selama 30 menit.
- Ambil ketan dan digelar di tampah beralaskan daun pisang.
- Bila sudah agak dingin, taburi gerusan ragi.
- Lipat daun pisang beserta ketan di dalamnya tersebut.
- Tempatkan dalam panci tertutup rapat.
- Simpan di tempat gelap selama beberapa hari.
Catatan: Pesan Mamah saya, membuat tape ketan harus dalam keadaan bersih.
Bukan Cuma wadahnya, tetapi yang membuat juga harus bersih, minimal cuci tangan.
Ada kepercayaan, harus “bersih”, tidak sedang haid.
Entah, apa hubungannya.
Macaroni Schotel
Asal resep: Tante Poen, adik Mamah saya.
Catatan: Resep ini lumayan jadi resep andalan keluarga saya, kalau bingung mau masak apa. Itu sebabnya saya selalu sedia makaroni di lemari.
Bahan-bahan:
1 pak macaroni.
1 bagian dada ayam filet, potong kecil.
2 butir telur.
750 cc susu UHT.
½ siung bawang Bombay.
Garam, merica, dan bumbu penyedap.
Cara membuat:
- Rebus macaroni sesuai petunjuk pada kemasaan bersama dengan dada ayam filet.
- Tumis bawang Bombay.
- Kocok telur, masukkan susu, bawang Bombay, dan campuran macaroni-ayam.
- Beri garam-merica- bumbu penyedap sesuai selera.
- Olesi loyang pirex dengan margarin.
- Tuang adonan macaroni ke dalam loyang, taburi keju bila suka, panggang 45 menit, atau kuning kecoklatan.
Setup Buah Kayu Manis
Asal resep: Ibu Mertua
Bahan-bahan:
1/3 bagian papaya
1 buah nanas
1 buah mangga
2 potong kayu manis
2 gelas gula pasir
750 cc air
1 sendok teh Citroen Zuur
Sejumput kapur sirih
Cara membuat:
- Potong-potong kecil semua buah-buah, rendam dalam air yang telah diberi kapur sirih.
- Masak air bersama gula dan kayu manis, sampai mendidih dan gula larut.
- Saring buah-buahan dan masukkan ke dalam rebusan gula.
- Matikan api. Bila telah dingin, tuang citroen zuur.
- Siap dihidangkan dengan kolang-kaling, agar-agar, atau jelly
Ketupat Presto
Asal resep: pribadi
Bahan-bahan:
2.5 kaleng beras, cuci bersih dan tiriskan.
10 cangkang ketupat.
Sejumput kapur sirih.
Cara membuat:
- Isi cangkang ketupat dengan beras, sampai kira-kira lebih ½ cangkang.
- Tuang air kedalam panci presto, beri sejumput kapur sirih.
- Masukkan ketupat ke dalam panci sampai terendam.
- Tutup panci, nyalakan dengan api besar.
- Begitu bunyi mendesis, segera kecilkan api, atau pindahkan ke pit yang apinya paling kecil.
- Masak selama 45 menit.
- Tunggu dingin, baru panci dibuka.
- Gantung kupat supaya awet.
Inilah berbagai resep yang saya catat dari keluarga dan praktekkan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri.
“taqabbalallahu minna wa minkum”
Bandung, 17 Juni 2017
Ibuku juga nggak pakai takaran kalau memasak sayur. Dikira-kira saja. Nah, disitu saya merasa kesulitan. Jadinya kalau bikin masakan nggak pernah bisa menandingi ibu.
Btw, petis bumbun itu kayaknya mirip dengan sayur petis di daerah saya. Kesukaan bapak. Ada telur dan tahunya, kuah santan kental.
Iya…uniknya Ibu atau Eyang yang masak, semua bahan dikira-kira dan enak…
Wah keres pewaris resep keluarga. NAnti bisa diturunkan lagi ke anak2 ya mbak 😀
Mudah-mudahan mbak April. Anak-anak zaman sekarang maunya yg praktis sih… Makasih sudah mampir… 😀
Yuni yang suka dari sekian banyak resep warisan itu adalah banana cake, setup buah. Yang lainnya asing sih kecuali ketupat. Eh tapi apa iya kalau emaknya yuni buat ketupat dicampur kapur sirih ya? Kayaknya nggak deh.
Ini bisa dicoba nih. Jadi gimana rasa dan teksturnya. Secara yuni nggak begitu suka ketupat. Lebih seneng lontong yang dibungkus dengan daun pisang itu lho, Mbak Hani.
Wah baru tau ada masakan telur pake petisi. Pengen nyoba ah. Makasih buat resep bencana cakenya loh. Saya suka bencana cake
Ibuku apa ya resep warisannya? Hehe, saking kerjaannya tiap ahri masak, jadi bingung apa yang khas banget dari ibu. Yang jelas kalau sayur lodeh beda sama mertuaku. Begitu pun opor dan rawon. Ibuku cenderung berani di bumbu. Karena terbiasa catering kan. Kalau mertua cenderung soft ala masakan rumah.
Nah, kalau di rumah mertua jarang bikin ketupat tapi lontong. Kalau di rumahku selalu ketupat.
Waah, makasih resepnya bunda. Enak-enak nih resepnya mau saya keep ah buat contekan
Bunda…saya ikut catet resep Banana cake dan makaroni schotel ya..
Kebetulan suami udah beberapa kali minta dibikinin bolu pisang.
Kalau makaroni schotel saya yang ingin coba bikin sendiri, biasanya beli hihihi
Makasih resepnya ya, Bun…
Luar biasa. Ada macam2 resep dalam satu naskah ini. Sip banget Mbaak. Sepertinya kudu saya save linknya biar bisa nyobain kapan2
Masakan menu lebaran spesial keluarga mb Hani bnyk dan enak-enak. Noted deh …pengen juga bikin ahh. Boleh ya mba? Makasih ya…
Waaah.. resepnya enak-enak nih mba’. Tape ketan juga salah satu resep warisan keluarga saya pas lebaran. Kalau di Sumatera Barat, namanya Lamang Tapai mba’..
Macaroni scotel bakal saya simpan nih resepnya, mau praktik mbak. Sepertinya enak apalagi jika ditaburi keju, hm..yammi.
wah bunda Hani idenya menarik sekali deh, mengumpulkan resep warisan keluarga. Aku kok jadi terinspirasi juga ya. Karena kadang masakan keluarga itu lezatnya beda dengan masakan orang lain, meski jenisnya sama. Entahlah kenapa hehe. Aku jadi pengen cobain juga tape ketannya Bund, soalnya kalo lebaran biasanya di desaku, nenekku bikin tape ketan juga. Coba deh entar kalo punya kesempatan mudik setelah Korona, bakalan aku catetin makanan enak dari desa hehe :))