Teman-teman narablog masih belum bosan, kan, ikut perjalanan saya semasa di Flores? Ini belum setengah jalan, lho. Masih ingat perjalanan kami sebelumnya? Dari Danau Kawah Tiga Warna Kelimutu kami turun ke kota terdekat yaitu Ende, untuk makan siang. Rencananya sesudah makan siang kami akan menyambangi Rumah Pengasingan Ende. Sebuah rumah tempat Bung Karno diasingkan oleh Belanda.
Sejarah Pengasingan Bung Karno
Dr. (H.C) Ir. H. Soekarno, terlahir sebagai Koesno Sosrodihardjo, di Surabaya, 6 Juni 1901, adalah Presiden Pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945-1967.
Peranan Soekarno sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, terutama buah pikirannya tentang kemerdekaan Indonesia. Bersama-sama Mohammad Hatta beliau yang memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau pula pencetus konsep dasar negara Indonesia yang dinamai Pancasila.
Hayo … masih ingat tidak sila-silanya …
Masa mudanya Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. Kemudian bergabung dengan organisasi pemuda yang diganti namanya menjadi Jong Jawa (Pemuda Jawa). Ketika melanjutkan pendidikan teknik sipil ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), beliau juga banyak berinteraksi dengan tokoh-tokoh politik seperti Haji Sanusi, Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker.
Kiprahnya dalam komunitas yang menggagas kemerdekaan membuatnya mendirikan organisasi sebagai cikal bakal Partai Nasional Indonesia. Aktivitasnya di PNI menyebabkan ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta, dan keesokan harinya dipindahkan ke penjara Bantjeuy di Bandung.
Selanjutnya beberapa kali Soekarno dipindahkan ke penjara lain, antara lain ke Sukamiskin di tahun 1930. Kemudian dibuang ke kota Ende-Flores, dari tahun 1934 hingga 1938.
Perjalanan dari pulau Jawa ke pulau Flores memerlukan waktu selama 8 hari mengarungi lautan. Rupaya Belanda sengaja membuang beliau sangat jauh untuk meredam semangat memerdekakan diri yang menguat di kalangan pemuda-pemudi Indonesia. Beliau dibuang bersama istri beliau, Inggit Ganarsih, dan anak angkat berikut ayah mertuanya, menetap di rumah pengasingan Ende.
Tak cukup sampai di sini, pengasingan beliau masih berlanjut dengan menempatkan Soekarno di rumah pengasingan di kota Bengkulu, dari tahun 1938 hingga 1942. Setelahnya barulah Soekarno bebas di masa penjajahan Jepang.
Pendek cerita, seperti kita tahu Soekarno turut aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya merumuskan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Soekarno pun menjadi Presiden pertama Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, didampingi oleh Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.
Di kemudian hari, masih ada masa-masa Soekarno ditahan kembali di masa agresi Belanda yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia, yaitu di Berastagi tahun 1948 dan di Bangka tahun 1949.
Rumah Pengasingan Ende, Flores
Selepas makan siang di Rumah Makan Pari Koro, Ende, dan sholat lohor, kami mampir ke Rumah Pengasingan Bung Karno yang beralamat di jalan Perwira. Setelah melalui berbagai tahap renovasi, Rumah Pengasingan Ende yang dulunya milik Abdullah Amburawu, sejak tahun 2013 telah ditetapkan menjadi Situs Cagar Budaya.
Dulunya rumah pengasingan tersebut beratap rumbia sama halnya dengan rumah tradisional setempat. Setelah direnovasi tanpa merubah bentuk asli, rumah tersebut tampak sederhana, tidak besar, dan tampak terawat. Kusen-kusen dan kolom-kolom kayu pada dindingnya bercat hijau, sedangkan daun pintu dan jendela berwarna kuning.
Begitu kami masuk, diterima oleh penjaga Rumah Pengasingan dan kami mengisi buku tamu yang telah disiapkan.
Tentang Perenungan Pancasila
Susunan ruangannya, ruang depan sebagai ruang penerima. Beberapa lemari kaca ditata dan berisi barang-barang peninggalan Bung Karno semasa diasingkan. Ada sendok-garpu, ceret alumunium, setrika besi, dan perabot rumahtangga lainnya. Di dinding kanan tampak sebuah lukisan. Menurut bapak penjaga, lukisan tersebut Bung Karno sendiri yang melukis. Di lukisan berjudul “Pura Bali”, tampak semacam pura, ada bendera merah di atap pura. Kemudian di latar depan tampak punggung 4 orang yang menghadap ke pura.
Menurut bapak penjaga (maaf, saya lupa tidak menanyakan nama pak penjaga), di rumah pengasingan Ende inilah Bung Karno merenungkan Pancasila sebagai konsep dasar-dasar negara Indonesia nantinya. Di sisi kanan ada ruangan ruang tamu dengan meja dari marmer yang merupakan hadiah dari almarhum Hj. MH Rotta. Di belakang ruang tamu itu berada kamar tidur Bung Karno.
Sumur di Rumah Pengasingan Ende
Masuk ke dalam di kanan-kiri ruangan terdapat ruang-ruang tidur yang diperuntukkan sebagai ruang tidur Bung Karno dan keluarganya. Pintu diarahkan ke belakang, ada halaman yang cukup luas, lebih luas sedikit daripada halaman depan. Terlihat sumur kuno yang masih memakai timba ada di halaman belakang.
Saya bersama Elly menyempatkan cuci muka sih memakai air sumur tersebut. Elly yang menimba. Kata penjaga, yang cuci muka pakai air sumur, nantinya akan jadi orang berpangkat dan terpandang.
Lepas dari kepercayaan ini-itu tentang air sumur tersebut. Bagi saya sih, cuci muka air sumur di tengah terik matahari menjelang sore, ya asyik-asyik saja, segar banget.
Pancasila
Teman-teman, kalau lupa sila-sila Pancasila, boleh direnungkan ini:
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan dan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Bagus banget kalau memang sila-sila Pancasila di atas sudah dilaksanakan dalam seluruh tatanan bernegara. Kita sebagai generasi penerus bangsa, bisa tidak melaksanakan dasar-dasar bernegara tersebut?
Sudah cukup merenungkan perjuangan Bung Karno di rumah pengasingan Ende. Kis sebagai ketua tim, sudah ayo-ayo supaya segera masuk ke dalam bus, untuk melanjutkan perjalanan.
Ke mana? Kami menuju Riung. Di peta sih menuju Utara pulau Flores.
Oh ya, mampir dulu ke Pantai Batu Biru (Blue Stone Beach).
Sambung ke kisah berikutnya saja ya…
Bandung, 30 Maret 2019
baru tau.. ternyata dari Rumah Pengasingan di Ende ada bulir2 Pancasila disana. Kupikir di Ende kalau ga rumah adat ya wisata alam. ternyata ada wisata sejarah juga.
Rumah yang sangat berjasa bagi Nusantara. Semoga pemilik yang mewakafkan tanah dan rumah mendapat pahala berlipat amin…
Ternyata di rumah Ende ini konsep Pancasila dibuat. Btw sumurnya itu mengingatkan pada sumur di samping rumah orang tua.
Menarik sekali datang kesini, seakan terbawa ke masa Pak Karno diasingkan disini. Dan menakjubkan kalau Pancasila , Dasar negara Kita direnungkan di rumah ini. Semoga selalu Kita ingat dan jalankan sebagai warga negara Indonesia
Oh iya, Bung Karno kan suka melukis ya. Btw, jadi, apa legenda yang terkait dengan sumurnya? Penasaran …
Katanya kalau cuci muka, bakalan jadi orang terpandang. Wkwkwk…Lah, kalo engga bisa dipandang, saya hantu dong. Hehe…
Sudah pernah ke sini dan jadi kangen lagi 🙂
Nggak mampir ke Taman Renungan Bung Karnonya kah? Konon di sanalah pancasila itu lahir 🙂
Sayang engga sempat. Iya…padahal katanya di bawah pohon sukun bercabang lima di tepi laut itu yaa dapat inspirasi Pancasila…
wah semua peninggalan bung karno di jadikan museum ya, keren. kebayang sih dulu gimana gentingnya mau merdeka ya. tidur enggak nyaman, makan enggak nyaman mau ngapain aja pasti deg-degan. Bersyukur banget sekarang Indonesia sudah merdeka, mau apa-apa udah aman. Emang pahlawan ya bun karno dan bung hatta. Masyaallah
Waw ternyata diasingkannya sama Bu Inggit, dan bapak mertuanya ya. Sedih banget akhirnya mereka tak bersatu, Bu Inggit udah segitunya sama Pak Karno, hiks *eh kogh malah sedih gini hehe. Kemerdekaan harus dibayar dengan sakit dan peluhnya pahlawan salah satu Bung Karno ini. Semoga Allah membalas jasa pahlawan, dan generasi kita merawat museum rumah pengasingan yang ada 🙂
Iya.Pengabdian Ibu Inggit luar biasa. Apalagi mendampingi di masa-masa sulit. Makasih sudah mampir ya…
Mantab nih bunda liburan sambil mengenang sejarahnya pak Soekarno. Kapan yah bisa jalan-jalan keluar pulau jawa dan menikmati petualangan sejarah kayak bunda. Huhu paling jauh saya ke Bali doang bun. Ditunggu cerita selanjutnya bun
Perjalanan ya mengasyikkan ya mba, sarat pengetahuan dan wawasan. Mau tahu, itu persis seperti itu dari dulu ya? Kalau iya, masa itu sudah lumayan maju juga ya
Wah ini salah satu tempat bersejarah yang mungkin luput dari perhatian. Alhamdulillah semuanya sudah terawat dengan baik.
Ternyata baru tahu kalau konsep Pancasila terlahir di tempat ini. Terimakasih ilmunya bunda
rumahnya cukup apik dan nyaman ya kak, namun yang namanya pengasingan, yaaa tetep aja nyesek kan ya? 🙂
Konon dulu atapnya rumbia. Setelah direnovasi jadi apik
Iya semula rumah milik warga
Pak Karno emang cakep dari lahir ya #ehh…
Maksudnya, emang cerdas dari sononya. Dipenjara dan diasingkan justru menjadi cara beliau untuk belajar dengan cara yg berbeda.
Ah, jadi kangen pengen ke makam beliau di Blitar, Jatim. Semoga bulan ini bisa dan akan saya tuliskan spt Bunda Hani 🙂
Masyaallah…. Jadi mupeng lihat langsung rumah bung Karno. Kisahnya luar biasa banget ya Bunda. Hehe.. ke makamnya yg deket aja saya belum pernah.
Makasih bunda sharingnya. Jadi tahu deh meski gak harus datang langsung
Melihat foto bung Karno lagi muda, mirip banget dengan buruh di usia yang sama ya mbak. Kalau dia masih asyik dengan suara Mahardika dulu.
Aku belum sampai ke tempat ini. Mudah-mudahan suatu saat. Karena sudah sering banget membaca cerita tentang bung Karno selama di rumah pengasingan ini. Nggak sah kalau nggak ikut mengunjungi;)
Ternyata Pak Karno memang seniman ya Bun. Selain membuat patung ternyata beliau juga pandai melukis. Multitaskin bener sih bapak ini.
Wah jalan-jalan sambil belajar sejarah itu sangan menyenangkan ya mb. Jadi tahu alur cerita yg sesungguhnya bila lgsg turun ke tkp. Pak Karno sebagai tokoh kemerdekaan dan presiden pertama RI bnyk mengalami kejadian hingga diasingkan ke Pulau Ende. Ok mb thx ibfo seputar Pak Karno saat di Ende jd dpt pencerahan nih…
Rumah pengasingannya masih terawat dengan bagus sekali ya. Aku belum pernah ke Flores, siapa tau nanti ada rejeki bisa main kesana sekalian mampir. Kalau anak sekarang belum tentu ada yang tau nih tentang bung Karno.
Salfok sama sumurnya, udah langka banget sekarang nemu sumur yang masih pake katrol gitu. Generasi milenial pasti ga ngerti itu cara pakainya
Bagus lho itu. Tiap hari aja nimba, pasti otot lengannya nambah kuat. Hehe…
Saya dua kali nulis tentang Bung Karno ini. Tapi yang di Blitar. Museum Bung Karno dan makam Bung Karno dengan perpustakannya di Blitar. Wah beruntung sekali ya Bu bisa mengunjungi rumah pengungsian di Flores
Waaah…saya belum pernah ke Blitar. Meluncur ah ke blognya. Saling bertukar kisah Bung Karno. Makasih ya sudah mampir…
Tante, kok saya terharu baca ini. Fakta2 sejarah tentang founding father kita Soekarno ini tante ulas dngan apik dan rinci. Sungkem buat tante Hani.
Jadi tahi bahwa Soekarno punya nama asli. Dan di sini pula beliau memikirkan Pancasila. Sungguh sejarah yang layak diturunkan ke anak cucu utk makin mencintai Indonesia.
Btw tante, Pancasila itu silanya yang lima. Kalau butir2 Pancasila ada 45 dr masing2 lima sila itu. Klo Chaya nggak salah, soalnya ingat pelajaran zaman sd.hehe
Hai Chaycya, oh iyayah. Butir-butir beda ama sila. Duh…kan udh lama SDnya. Makasih ya nanti aku edit. Iya…betapa perjuangan untuk merdeka berat banget. Kita harus menjaganya tuh…