Teman-teman, saya pernah cerita di salah satu artikel tentang Bara yang suspect epileptic. Bedanya kejang akibat demam, epilepsi adalah kejang tidak disertai dengan demam. Pemicunya ada beberapa sebab.
Pemicu Epilepsi
Perjuangan kami mengasuh anak dengan epilepsi (ADE) sepertinya masih panjang. Walaupun sudah terapi minum obat mengandung asam valproat, Bara bisa tiba-tiba kejang. Pernah karena terlalu lelah latihan My Show di tempat belajarnya. Setiap akhir semester memang ada acara My Show, yaitu anak-anak tampil unjuk kebolehan. Seharusnya Bara skip saja latihan setiap ke sekolah, atau pesan ke Miss di sekolah supaya Bara tidak terlalu lelah. Kami kurang waspada, karena salah satu pemicu epilepsi adalah terlalu lelah.
Tiga minggu kemudian Bara kejang lagi, tanpa kami tahu sebabnya.
Beberapa hari sebelumnya Bara memang sulit tidur. Sudah diusahakan untuk tidak sekolah, supaya tidak lelah. Makannya dijaga asupannya supaya kuat. Ternyata Bara justru kejang saat berangkat tidur. Jadi tidur menjelang lelap, malah kejang.
Lelah setiap kali kejang kami rusuh ke ruang gadar di sebuah RS, yang berujung tidak dilakukan tindakan apapun terhadap Bara. Maka setelah segera memberinya Stesolid anal untuk meredam kejang, kami menunggu, dan kontak Dr. Dewi Hawani melalui WhatsApp. Kenapa tidak dilakukan tindakan terhadap Bara? Karena begitu sampai RS, Bara sadar dan seolah tidak terjadi apa-apa, hanya lemas saja karena pengaruh obat.
Hasil konsul dengan dokter melalui WA tersebut, kami diminta memantau selama 3 hari, jangan sampai kejang berulang. Bara memang tidak kejang, tetapi sumeng terus setiap magrib. Di hari ketiga kami membawanya ke dokter anak langganan, kemudian diminta cek darah. Karena Bara sumeng setiap magrib, maka diduga gejala tipus. Hasil cek darah ternyata trombocit turun, tetapi bukan demam berdarah, bukan tipus juga. Kata dokter ada virus, akhirnya diberi obat anti virus.
Tuh kan ya, serangan epilepsinya Bara itu misteri banget. Sedihnya itu, setiap ada serangan kejang, maka terapi pengobatan Bara harus diulang dari 0 (nol). Karena kan pengobatannya adalah 2 tahun bebas kejang. Kalau kejang, ya mulai dari awal lagi …
Pertolongan Pertama pada Anak Dengan Epilepsi (ADE)
Pada artikel sebelumnya, salah seorang teman pembaca menanyakan, apa yang harus dilakukan bila menghadapi Orang Dengan Epilepsi atau Anak Dengan Epilepsi.
Epilepsi, sama halnya dengan kondisi jangka panjang lainnya seperti asma atau diabetes, memiliki risiko tertentu jika dibiarkan. Kejang kadang-kadang dapat menyebabkan cedera atau jatuh, dan mereka kadang-kadang bisa lebih serius – bahkan berkontribusi pada, atau menyebabkan, kematian. Berbagai jenis kejang memiliki risiko yang berbeda pula.
Gejala epilepsi berbeda-beda pada masing-masing penderita, tidak selalu berupa kejang dengan gerakan berulang. Ada yang menunjukkan bengong sesaat, melamun, hilang orientasi, meracau, sentakan dalam kondisi tidur, migrain, sakit perut, dan lainnya. Oleh sebab itu epilepsi bisa sangat kompleks karena gejalanya samar.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan bila menjumpai seseorang yang kejang:
- Tetap tenang dan tetap dampingi penderita.
- Jika mereka memiliki makanan atau cairan di mulut mereka, segera miringkan tubuh mereka.
- Jaga penderita tetap aman dan lindungi mereka dari cedera.
- Tempatkan sesuatu yang lembut di bawah kepala mereka dan lepaskan pakaian ketat apa pun.
- Tenangkan penderita sampai mereka pulih.
- Bila memungkinkan hitung durasi kejang.
- Miringkan penderita dengan lembut ke samping setelah sentakan berhenti.
- Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut mereka atau menahan atau memindahkan penderita, kecuali mereka dalam bahaya.
Kejang Di Dalam Air
Dalam keadaan tertentu bisa saja terjadi seorang anak mengalami kejang ketika sedang di lingkungan yang banyak air. Misalnya sedang berenang atau di pantai.
Untuk menghindari risiko tenggelam, segera lakukan beberapa hal berikut:
- Tahan kepala penderita hingga wajahnya berada di atas air.
- Pastikan pernafasan tidak terhambat dengan memiringkan kepalanya.
- Bila sedang di kolam renang, angkat dari air bila kejangnya sudah berhenti.
Demikian lah pertolongan pertama yang bisa kita lakukan bila menghadapi anak atau orang dewasa yang kejang. Sesudah gejala mereda dan penderita sudah tenang bisa dikonsultasikan ke tenaga medis.
Sumber:
www.betterhealth.vic.gov.au
Bandung, 26 Mei 2019
iya jangan panik memang koentji ya bun
Saya doakan cepet sembuh ya. Gak enak banget pastinya punya keluhan seperti itu
Iya sih, sayangnya engga bisa milih. Terimakasih ya doanya…