Saya pernah membaca sebuah quote, lupa siapa pencipta quote tersebut bahwa sebuah bangsa ditentukan oleh kiprah para perempuannya. Betul tidak ya, ada quote seperti itu? Jangan-jangan saya saja yang mengarang.
Ini gara-gara berseliweran tayangan video yang diunggah oleh para perempuan dengan kasus yang berbeda. Saya pribadi jengah melihatnya dan hanya bisa beristighfar, bagaimana jari-jemari perempuan bisa menghebohkan jagad dunia maya. Selain itu ada yang menggelitik, apakah benar perempuan Indonesia semakin agresif.
Istri Marah
Kasus pertama adalah unggahan seorang perempuan yang penuh amarah melabrak perempuan lain yang diduga pelakor. Video ini pun viral, dan dibahas di banyak lini masa teman-teman FB saya. Istilah pelakor (perebut laki orang) pun marak kembali, kadang disembunyikan dalam kata valakor, mengacu pada nama hantu Valak. Walaupun filmnya, konon film horor, sudah lama berselang turun dari layar Cineplex. Kok ya dari Valak jadi pelakor ya…sunda pisan atuh uy.
Katanya sih, unggahan video aslinya sudah dihapus oleh perempuan yang dilanda angkara-murka tersebut. Tetapi, namanya juga segala sesuatu yang sudah diunggah ke jagad maya, orang sering lupa, akan beredar selama dunia berputar. Entah siapa yang sigap menyimpannya, maka video itupun beredar, beredar, dan beredar.
Saya tak mencari tahu lebih jauh, cerita sebelum dan sesudah video itu tayang. Apakah perempuan yang mengunggah, sebut saja Istri, menjadi puas luar biasa karena amarahnya lepas. Pun saya heran, si Istri siap juga ya ambil uang tunai banyak-banyak untuk saweran dihambur-hamburkan dan dilempar seperti itu. Marah, tapi sempat ambil uang banyak. Keagresifan si Istri melabrak pelakor, bagi saya itu luar biasa.
Lalu apakabarnya seorang pria yang enak-enak duduk di sofa topang kaki menonton semuanya dan berdiam diri? Suaminya kah? Harusnya dia dilempar batu saja.
Mencari Suami
Kasus ke dua adalah tayangan video beberapa perempuan, good looking, dan tampak smart. Saya melihatnya di lini masa FB teman saya juga. Semua ada tiga perempuan, sepertinya lajang, memperkenalkan diri, ada yang sudah sarjana, dan ada yang menjelang wisuda. Mereka menawarkan diri, kepada siapa saja yang sedang mencari istri, silahkan hubungi ke… (saya tidak terlalu menyimak sampai selesai). Ada yang menyebutkan alamat lengkap, ada yang menyebut nama seseorang, mungkin ayah atau walinya. Intinya mereka mencari jodoh.
Berbagai komen silih berganti di thread tersebut, termasuk saya, sih. Ada yang tidak mempermasalahkan, sah-sah saja. Bahkan ada yang membandingkan dengan Siti Khadijah ra., beliau konon juga menawarkan diri ke Nabi Muhammad saw.
Menurut saya pribadi, tidak pada tempatnya membandingkan perempuan-perempuan tersebut dengan Siti Khadijah. Jauh atuh ah, teu level…
Ada yang heran. Saya termasuk kelompok Heran.
Heran. Haruskah gadis masa kini agresif seperti itu? Atau saya saja yang menganggap hal tersebut sebagai agresif.
Kalau dari pengertian agresif adalah cenderung ingin menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat. Memang sih, bukan agresif.
Misalnya begini, taruhlah ada laki-laki baik-baik yang kemudian merespon video tersebut kemudian datang bersama rombongan, melamar dan akan menjadikan istri. Saya tak mau lebih jauh membahas, untuk dijadikan istri hanya satu-satunya atau istri ke sekian.
Apakah kemudian video tersebut dihapus, atau diberi keterangan taken?
Sama halnya kasus pertama di tulisan di atas, mungkin ada saja yang sigap menyimpan, kemudian videonya beredar, beredar dan beredar. Siapa tahu, di antara yang menyimpan, bermaksud baik, ingin menjodohkan saudara atau temannya yang jomblo. Eh…ini lho, ada gadis-gadis mencari suami.
Padahal, mungkin saja, video aslinya sudah dihapus, karena menghebohkan dunia maya, atau sisi positifnya si Gadis memang berhasil ada yang melamar.
Who knows kan…
Apa jawabnya coba?
X:”Maaf Neng A sudah dilamar”.
Y:” Mosok. Ini ada videonya”.
Lalu muncul video baru, Neng A menikah dengan laki-laki pilihan hati.
Mereka hidup berbahagia selamanya.
Inti tulisan saya di atas mah, hati-hati ya Bu-Ibu, Mbak, Teteh, kalau mengunggah video, foto, tulisan apapun ke jagad maya. Walaupun sudah dihapus dari laptop ataupun HP kita, obyek unggahan masih gentayangan seperti hantu. Bahkan tidak mengunggah sendiri pun, perempuan berulah dan marah-marah di tempat umum, seperti seorang Emak yang menggigit polisi pun sudah tayang videonya dimana-mana.
Jangan-jangan memang benar, bisa menjadi obyek penelitian, benarkah perempuan Indonesia semakin agresif?
Sudah ah.
Ini saya mengarang saja, karena jenuh dalam rangka mau menulis buku berikutnya. Malah berselancar ke lini masa FB.
Kembali ke naskah. Doakan saja, naskahnya selesai ditulis.
Tebak-tebakan saja, saya sedang menulis buku apa?
Bandung, Februari 2018
Hani
Aku baru tahu yang menawarkan diri.
Cuma Mbak kayanya lebih codong menulis opini tentang yang menawarkan diri hehe..
Yang pelakor sedikit dibahas.
Hm… aku sih biasanya kalau lihat itu cuma batin aja, sambil heran juga haha…
Mudah-mudahan aku dijauhkan dari hal yang demikian. Kasihan keluarga besar ikutan malu.
Pelakor mah udah banyak yang bahas. Hehe…
Saya membahasnya dari sisi, hati-hati upload video, foto, atau apalah…
Sekali upload, bakalan sulit dihapus dari dunia maya. Ada terus…
Iya setuju, mudah-mudahan kita dijauhkan dari hal-hal yang demikian adanya. Amiiin…