Ketika kita mulai belajar investasi, harus memahami pula perbedaan investasi saham dan reksadana, supaya tidak kaget bila hasilnya tidak sesuai harapan. Ditambah lagi, mungkin di antara teman-teman ada yang masih bingung, apa bedanya antara menabung dan investasi.
Bila menabung, kita akan menyimpan uang kita pada instrumen atau tempat tertentu. Misalnya di rumah dalam celengan ayam, atau kaleng yang dilubangi. Bisa juga menabung di bank, tiap bulan atau tiap minggu setor, bahkan bisa juga autodebet dari gaji kita.
Bila menyimpan di rumah, dikit-dikit jadi bukit, sampailah pada jumlah tertentu. Sedangkan bila menabung di bank, ada bunga bank atau bagi hasil untuk bank syariah.
Sedangkan investasi, adalah aktivitas menempatkan modal berupa uang atau aset berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan harapan pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah kurun waktu tertentu. Misalnya berupa properti, logam mulya, saham, reksadana, deposito, dan lain-lain.
Pilihan Investasi Saham dan Reksadana
Investasi sekarang menjadi cara favorit banyak orang terutama para millenial dan gen Z untuk menyimpan uang dengan benefit tambahan. Lebih menguntungkan daripada sekadar simpan uang ke bank.
Berinvestasi bisa memberikan keuntungan berkali-kali lipat dari uang yang kita simpan dengan memilih instrumen investasi yang tepat.
Pemilihan instrumen investasi sendiri bisa berdasarkan kepribadian, kebutuhan, tujuan keuangan dan kondisi finansial saat ini.
Saat ini, ada 2 jenis instrumen investasi yang paling banyak digunakan untuk berinvestasi yaitu saham dan reksadana. Meskipun antara saham dan reksadana memiliki beberapa persamaan, tetap saja keduanya adalah bagian dari 2 jenis investasi yang berbeda.
Investasi Saham
Investasi saham adalah penanaman modal dalam bentuk penyertaan sejumlah dana oleh seseorang atau badan usaha yang mana melalui instrumen tersebut mereka memiliki klaim atas aset dan penghasilan perusahaan serta berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Di pasar sekunder (bursa) atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Saham adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan sebagian kecil perusahaan. Proses jual beli saham sendiri dilakukan di bursa saham. Dalam proses transaksinya harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah agar investor bisa terlindungi dari praktik penipuan.
Dari segi investor, saham dipilih karena transaksinya yang mudah, murah, serta memiliki risiko yang minim.
Jika investor menanam sahamnya di sebuah perusahaan, maka mereka sudah resmi memiliki sebagian dari perusahaan tersebut. Para investor akan diberikan bukti tertulis berupa sertifikat.
Semakin canggihnya era digital akhirnya memunculkan banyak aplikasi atau program untuk bertransaksi saham.
Nah, teman-teman, sebelum mulai mencoba mulai untuk berinvestasi, maka kalian perlu mengetahui jenis-jenis saham terlebih dahulu.
Jenis saham berdasarkan kinerja perdagangan:
Blue chip stocks
Blue chip stocks merupakan jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan reputasi tinggi.
Perusahaan yang menerbitkan saham blue chip stocks biasanya merupakan petinggi industri dan memiliki penghasilan yang stabil serta konsisten dalam membayar bagi hasil.
Saham blue chip juga merupakan salah satu saham favorit. Hal ini disebabkan karena memiliki kapitalisasi di atas 10 triliun rupiah.
Investor yang punya saham blue chip juga bisa meraih dividen yang stabil, karena emiten yang masuk ke daftarnya rajin membagikan dividen.
Income stocks
Jenis saham berikutnya adalah income stocks atau saham unggulan yang selalu membayar dividen lebih besar dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada periode sebelumnya.
Dikarenakan hal tersebut, pemilik saham income stocks biasanya memiliki pendapatan yang secara konsisten terus meningkat.
Sebagai pemula, boleh juga kalian mencoba investasi di jenis saham ini.
Growth stocks
Growth stocks adalah jenis saham dengan pertumbuhan pemasukan perusahaan selalu tinggi, meskipun perusahaan tersebut tidak selalu petinggi industri.
Saham ini umumnya dibagi menjadi dua kategori yang berbeda, yaitu:
- Saham Well-known adalah saham yang berasal dari badan usaha petinggi industri.
- Saham Lesser-Known merupakan saham growth-stock dari perusahaan kurang populer.
Speculative stocks
Speculative stocks adalah jenis saham dengan keuntungan tinggi, tetapi, ia tidak dapat memberikan laba secara konsisten. Kategori saham ini dinilai cocok bagi investor dengan profil risiko high risk.
Counter cyclical stocks
Counter cyclical stocks adalah kategori saham yang biasanya memiliki kondisi paling stabil ketika situasi ekonomi sedang fluktuatif.
Hal ini berlaku karena jenis saham ini tidak terpengaruh dengan kondisi ekonomi dan bisnis. Meskipun demikian, keuntungan counter cyclical stocks akan bergantung pada perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Saham dapat dibeli oleh investor melalui 2 cara:
- Pasar Perdana, yaitu saat saham ditawarkan pertama kali ke masyarakat/investor, yang lazim disebut sebagai Penawaran Umum Saham Perdana (IPO atau go public)
- Pasar Sekunder, yaitu membeli saham yang dimiliki investor lainnya melalui Perusahaan Efek (broker) yang menjadi Anggota Bursa (AB) dan melakukan jual-beli saham di Bursa Efek Indonesia (Jakarta Automated Trading System/JATS).
Investasi Reksadana

Investasi reksadana adalah investasi yang dikelola oleh perusahan aset manajemen dan investor tidak dapat leluasa memilih instrumen investasi saham.
Dana yang diinvestasikan di reksadana dihimpun dari dana masyarakat kemudian dikelola oleh badan hukum bernama Manajer Investasi. Biasanya nasabah akan diminta terlebih dahulu mengisi profil dan tujuan investasi dengan demikian bisa diprediksi apakah nasabah termasuk tipe yang berhati-hati hingga agresif.
Reksadana dianggap aman bagi siapa saja yang berkeinginan untuk melakukan ivestasi namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Pilihan investasi berupa surat berharga seperti: saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Melalui investasi di reksadana diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Jenis-jenis Reksadana
Berikut adalah jenis-jenis reksadana yang sering ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan termasuk bank. Sebelum berinvestasi pastikan terlebih dahulu lembaganya kompeten, dan dana yang diinvestasikan dilindungi oleh OJK (otoritas jasa keuangan).
Reksa Dana Pasar Uang
Investasi Reksa Dana pada instrumen pasar uang dalam negeri dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun. Instrumen pasar uang tersebut misalnya Sertifikat Bnk Indonesia (SBI), deposito berjangka, atau obligasi.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Investasi Reksa Dana yang nilainya paling sedikit 80% dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi.
Reksa Dana Campuran
Investasi Reksa Dana yang ditempatkan pada beberapa efek sekaligus, yakni saham, surat utang, dan pasar uang. Alokasi dananya kira-kira 50-75% saham dan sisanya dibagi ke instrumen investasi lain.
Reksa Dana Saham
Investasi Reksa Dana yang nilainya paling sedikit 80% dalam bentuk saham ke perusahaan yang terdaftar di bursa saham.
Penutup
Berinvestasi adalah memanfaatkan dana kita bukan hanya sekedar ditabung tetapi menempatkannya pada instrumen keuangan agar memperoleh keuntungan.
Berbeda dengan menabung, yang tidak memperhitungkan nilai inflasi, hanya dana menyimpan dana sedikit demi sedikit. Maka berinvestasi kita harus memilih lembaga yang benar-benar amanah mengelola dana nasabah agar menguntungkan.
Sekarang ini berbagai informasi tentang cara berinvetasi dishare dimana-mana. Oleh sebab itu sebagai investor kita harus tahu perbedaan investasi saham dan reksadana dengan cermat.
Semoga bermanfaat, selamat berinvestasi.
Photo by Anna Nekrashevich: https://www.pexels.com/photo/magnifying-glass-on-top-of-document-6801648/