Ora Beach Eco Resort, Hotel Tepi Pantai Berpasir Putih & Berlaut Bening

hani

Ora Beach Resort, Hotel Tepi Pantai Berpasir Putih & Berlaut Bening

Ketika saya kuliah dan mengajar, ada beberapa perbedaan jenis hotel yang menjadi panduan arsitek untuk mendesain. Ora Beach Eco Resort, sesuai namanya adalah hotel resor pantai, yang terletak di pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah.

Hotel resor tergantung pula pada letak dan lingkungan alamnya. Itu sebabnya ada resor gunung, resor pantai, resor danau, dan lain-lain. Ada pula resor yang dibangun di tengah obyek wisata yang didesain menjadi satu kesatuan dengan lingkunan.

Hotel resor umumnya berada di kawasan yang terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus berfungsi sebagai tempat peristirahatan. Sebagai hotel tentu saja ada fasilitas penunjang selain kamar untuk menginap. Antara lain front office, restoran, fasilitas olahraga, dan lain-lain.

Fasilitas Ora Beach Eco Resort

suasana Ora Beach Eco Resort, Pantai Ora, Maluku Tengah

Waktu ke Ora Beach Eco Resort, bulan Februari 2023, kami merupakan tamu pertama setelah pandemi dan resor terkena musibah diterjang badai.

Kami tiba di Ora Beach Eco Resort dari dermaga Desa Salaman dengan dua perahu motor tempel yang memuat penumpang, koper-koper, dan ransel.

Tiga tahun pandemi dampaknya cukup kuat pada kawasan wisata yang terkenal di Instagram sebagai Maldives-nya Indonesia.
Kamar-kamar yang tersisa terdiri dari tiga cottage dempet terletak di tepi pantai. Tiap rumah/ cottage terbagi menjadi dua unit kembar, teras masuk di kiri dan kanan cottage. Sehingga total ada enam unit kamar dilengkapi kamar mandi dalam dan teras dengan view ke pantai.

Cottage merupakan bangunan berstruktur beton, teras dan tangga dari kayu. Begitu pula lantainya merupakan konstruksi papan. Kamar mandi terletak di belakang ruang tidur.
Atap cottage merupakan lapisan daun rumbia yang harus sudah diganti sana-sini.

Hari pertama kami tiba malah dijumpai salah satu cottage bocor ketika hujan deras turun di malam hari. Bulan Februari memang masih masanya musim hujan.

Apa mau dikata, dinikmati saja fasilitas yang ada. Intinya, alhamdulillah, kami ber-13 sampai di pantai indah ini yang dicita-citakan sejak tahun 2020.

Sebelum menuju unit/ kamar masing-masing kami makan siang terlebih dahulu di restoran hotel.
Restoran cukup sederhana, hanya ada empat meja panjang berjajar, terbuka ke arah pantai. Jadi sambil makan siang, view ke bentang katulistiwa nun jauh di Laut Seram.
Indah lah pokoknya mah…

Jauh dari polusi dan kebisingan. Hanya terdengar desau angin dan sedikit kecipak ombak.
Jujurly, kalau berwisata, saya pribadi kurang suka dengan hingar bingar lagu, mau lagu apa saja. Apalagi perjalanan dalam bus yang disertai karaoke. Oops…

Ngobrol sana-sini dengan staf hotel, ternyata tadinya ada belasan karyawan, waktu itu tinggal tiga orang saja yang mengurus resor. Chef-nya Oom Stevie dan istrinya, Eni yang memasak, sekaligus mengurus kunci dan menjaga kebersihan unit.

Ada lagi staf hotel, Oom Bobbie, merangkap crew perahu dibantu seorang asisten, multitasking juga sebagai menjaga kebersihan halaman resor, dan nantinya juga mengawal kami ketika snorkeling.

Perahu satu lagi, diawaki oleh pa Adi dan putranya Wandi, yang ketika ditanya usianya, malu-malu. Tampak masih remaja, tetapi jago berenang di laut. Ya iyalah, sejak brojol sudah kenal laut.

Kalau digambarkan tata letak bangunan di Ora Beach Eco Resort sebagai berikut.
Terdapat jeti (dermaga), jalan di dek menuju pantai ada bangunan restoran dilengkapi dapur. Di sebelah kanan, deretan tiga cottage pantai, sedangkan di sebelah kiri mess karyawan, gudang, dan ruang bilas umum.

tata letak cottage darat
sketsa ora eco beach resort

Panjang pantai Ora Beach Eco Resort mungkin hanya sekitar 800m berpasir putih. Di ujung selatan tebing karang yang mengalir air tawar dari celah-celah batu. Pasirnya putih sangat lembut. Di sisi selatan inilah tempat cottage laut yang runtuh diterjang badai.

ujung selatan ora beach resort
ujung selatan ora beach eco resort

Sekarang ini sedang taraf renovasi terbuat dari struktur beton dilengkapi dengan energi surya dan kamar-kamar yang lebih luas.

Acara tiap pagi selama kami tiga hari di resor ini ya jalan kaki sepanjang pantai saja.
Sisi utara kami menjumpai pohon bakau dan berakhir di tebing batu karang yang merupakan bagian dari Hutan Lindung Manusela yang menjadi latar belakang resor.

Boleh dibilang letak resor ini memang cukup tersembunyi, di depan Laut Seram membentang, sedangkan di belakang tebing batu kapur hutan lindung. Itu sebabnya satu-satunya moda transportasi menuju resor hanya dengan kapal motor.

Ngapain Aja di Ora Beach Eco Resort?

di atas jeti ora beach resort
sunset at ora beach resort jeti

Jalan menyusuri pasir, ngobrol, berenang, snorkeling, dan foto-foto sekitar resor merupakan acara yang bisa kami lakukan di sini.
Laut dekat pantainya dangkal tetapi ada terumbu karang, sehingga perlu hati-hati agar kalian tidak menginjak terumbu karang yang ada.

bersama teman-teman
bersama teman-teman masa kuliah

Kalau punya kamera bawah air, atau kalau berani, ponsel kalian dibungkus kantung kedap air untuk mengambil foto ikan yang seliweran di antara terumbu karang.
Harus hati-hati dan cukup riskan menggunakan kantung kedap air yang dibeli di toko online ini, karena kemungkinan air laut merembes ke dalam ya bisa saja terjadi.

Terumbu karang dan ikan-ikan lebih banyak dilihat bila snorkeling di dekat jeti, tapi lautnya lebih dalam dan airnya lebih dingin. Pastikan kalau berenang atau snorkeling ya jangan sendirian sih.

Apalagi rombongan kami sudah lewat usia muda semua. Haha…

Walaupun kalian sudah latihan snorkeling di kolam renang di dekat rumah, tapi ya snorkeling di laut ada ombak dan air asin yang tahu-tahu merembes ke dalam masker yang membuat mata pedih.

Penutup

Berhubung kami tamu pertama sejak pandemi, kami harus bersabar dengan kondisi resor. Selain atap bocor, pompa air macet, dan listrik genset mati, selebihnya hampir tidak ada masalah. Oh iya, sinyal komunikasi yang lancar di sini si “provider merah”. Provider kuning, biru, hampir dipastikan lup-lep, apalagi resor letaknya dibalik gunung kapur. Dinikmati saja, sesekali gelap-gelapan atau putus komunikasi dengan dunia luar.

Menu sehari-hari sarapan nasi goreng dan telur ceplok plus buah-buahan. Makan siang nasi, lauk pauk, seringnya ikan atau ayam, sayuran, dan buah. Untuk sore hari sesekali ada gorengan atau kolak ubi.

Ada satu kesempatan yang kami berwisata mendapatkan ikan cukup banyak yang minta dibakar untuk makan malam. Kalau di Bandung, nama ikannya ikan kuwe, untuk warga lokal disebut ikan bara-bara.

Apakah kami hanya berdiam diri saja di resor selama tiga hari tersebut? Tentu saja tidaq…

Ada beberapa tujuan wisata di Pantai Ora yang menjadi acara kami sepanjang siang hari kami di sana. Tunggu ya, artikel berikut, kami ke mana saja di sekitar Ora Beach Eco Resort tersebut, tentunya masih sekitar wisata alam.

Semoga bermanfaat.

Also Read

Bagikan:

hani

Halo, saya Tri Wahyu Handayani (Hani), tinggal di Bandung. Pemerhati arsitektur dan pelestarian bangunan, main piano, menjahit, dan jalan-jalan. Kontak ke bee.hani@gmail.com

Tags

10 pemikiran pada “Ora Beach Eco Resort, Hotel Tepi Pantai Berpasir Putih & Berlaut Bening”

  1. Bagian satu dan bagian dua ini udah baca. Kirain tamat, ternyata masih ada lanjutannya ya?
    Asyik, biar makin detail ya ceritanya di Ora ini. Ditunggu ya bagian selanjutnya

    Balas
  2. Duhhhh kok aku jadi ngebayangin sedihnya ya bun yang kerja di resort gitu. Yang awalnya karyawannya belasan trus cuma tinggal 3 orang. Udah gitu kerjanya merangkap rangkap lagi. Masyallah. Blum lagi pernah diterjang badai. Pasti resort itu bngun lagi dengan tertatih tatih ya. Aihhhh kyak lagu aja ya ????.

    Liburannya seru bun. Walau ada beberapa kendala di resortnya ya. Yang penting ambil happynya ya. Jadi pengen jalan2 ke resort aku jadinya ????

    Balas
  3. Duh Mbak Hani, serasa ikutan ke sini
    impian banget tidur di hotel yang dekat dengan laut

    Karena mumpung ke pulau Seram, Maluku, rasanya gak penting tidur deket2 perkotaan yang ramai ya?

    Balas
  4. Serunya berada di pantai bersama keluarga, apalagi kalau bisa sambil menyelam. Noted banget nih soal terumbu karangnya biar tetap turut menjaga dan melestarikan juga terumbu karangnya

    Balas
  5. Bahagiaaaa nya travelling itu memang gak ada duanya yaa, kak Hani.
    Karena dari travelling selain berkenalan dengan penduduk asli, berkomunikasi juga dengan alam. Tapi memang yang sulit ketika ga ada sinyal. Hiiks~

    Kalau malam, yang terdengar hanya “suaea alam”, kak Hani?
    cakkeep banget~

    Balas
  6. Tulisan bagus ini minim gambar, tapi di situlah kelebihannya. Saya jadi membayangkan banyak hal dari yang diceritakan satu persatu. Gambaran pantai berpasir lembutnya sudah ada, hanya resor nya saja yang bikin saya nebak-nebak seperti apa. Dalam sketsa ada hutan lindung di belakang cottage, saya jadi bayangin tempat ini sunyi senyap di malam hari, dan mungkin buat penakut seperti saya adalah menakutkan jika sendiri walau berdua pun. Kecuali lusinan orang, sepertinya masih berani. Tampak masih sangat alami.

    Saya jadi kangen Maluku, tapi 2019 lalu saya ke Maluku Utara tepatnya Tidore dan Ternate, pengen juga jajal ke sini, nyobain nginep di Ora Beach EcoResort. Tfs mbak.

    Balas
  7. Namanya aja pulau Seram tapi resort nya menyenangkan banget kayanya ya hihihi

    Buat healing dan nyepi asik banget ini kayanya. Uh mupeng aku haha

    Balas
  8. Salfok saya sama sketsa Ora Beach eco resort..Kalau arsitek yabg gambar beda ya:)
    Semoga pulih lagi wisata di sana sehingga setelah renovasi balik banyak lagi tamunya.
    Itu pasir pantainya putih bersih biru bangets lautnya..duh, pengin snorkeling dan makan ikan bakar setelahnya

    Balas
  9. Ping-balik: √Wisata Sekitar Pantai Ora, Dari Pantai ke Pantai Nan Eksotis

Tinggalkan komentar

DMCA.com Protection Status