Minggu bertema di grup narablog 1 minggu 1 cerita menurut saya sulit. Sebenarnya saya memilih tema Tongsis tuh … halah. Ya sudah, namanya juga tantangan. Mari kita menulis dengan tema Metamorforsis, sesuai pilihan terbanyak.
Apa itu Metamorforsis
Menurut wikipedia, Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara radikal berbeda.
Lhah kok hewan ya? Kaitan dengan saya apa? Secara fisik, sejak lahir hingga umur segini saya mengikuti saja pertumbuhan alami. Dibandingkan dengan rata-rata perempuan Indonesia memang saya lebih tinggi. Tetapi, anak-anak sekarang juga jauh lebih tinggi daripada saya.
Metamorforsis Melalui Ngeblog
Ketika saya mulai ngeblog, selain memilih template, nama blog juga menjadi pertimbangan. Mau nama asli sesuai KTP atau mengarang nama baru? Akhirnya karena ide saya kurang jauh, saya memakai nama pena saja, Hani Widiatmoko. Belakangan saya membaca sebuah informasi, bahwa nama blog tidak perlu harus sama dengan nama pena. Namanya juga ngeblog, tidak berkaitan dengan penulisan buku. Banyak nama blog yang mudah diingat, seperti Travelearn, Daily Voyagers, Bulir Jeruk, Jagung Manis, atau 1minggu1cerita. Entahlah, kok waktu mengarang nama blog enggak kepikiran.
Sudah terlanjur juga blog haniwidiatmoko jalan, sayang bila harus membuat blog dengan nama baru. Sudah ratusan artikel ditulis. Apalagi saya lumayan rajin tiap minggu menambah artikel. Ya sesuai dengan nama grupnya kan 1minggu1cerita, tempat saya bergabung sejak tiga tahun. Menulislah walau satu minggu satu cerita.
Beberapa kali saya ikut juga lomba-lomba ngeblog. Sebagai syarat ikut lomba ternyata saya harus follow akun media sosial penyelenggara lomba. Antara lain Facebook, Instagram, dan Twitter. Biasanya artikel yang dilombakan harus tayang link-nya di media sosial kita dan diberi tagar kata kunci sesuai ketentuan. Bahkan ada beberapa lomba yang mensyaratkan jumlah follower.
Mau tidak mau, saya membuat akun-akun media sosial tersebut. Saya kan jadi membuat nama-nama baru sebagai jati diri di dunia maya. Tak pelak, saya blog walking lah, insta walking lah untuk menambah follower. Kadang masih janggal walau seru juga, bertegur sapa melalui dunia maya. Utamanya tidak ada yang tahu saya seperti apa, usia berapa, profesi apa, apakah saya dandan atau goler-goleran di sofa. Sip … kan …
Metamorforsis Menjadi Mahluk Digital
Nama media sosial saya memang tidak sama dengan nama KTP. Kepalang kagok saya membuat nama blog haniwidiatmoko. Nama Facebook menjadi Handayani Abd Widiatmoko, Instagram menjadi haniabd, dan Twitter menjadi haniwidiatmoko.
Nama Facebook itu ada ceritanya. Pertama, sih, pakai nama KTP. Pada suatu hari yang indah, ada mahasiswa inbox, protes kenapa dia dapat C. Sedangkan teman segrup dapat B. Ya kali, kan sudah dijelaskan sejak awal, penilaian terdiri dari UTS, UAS, dan tugas kelompok. Eh, saya dikata-katai. Sejak itu saya ganti nama dumay. Hanya beberapa teman kuliah dan saudara yang tahu versi mahluk digital saya. Teman sejawat di kampus, apalagi atasan, boro-boro bu Rektor, tak ada yang tahu saya demen ngeblog, tahunya saya menerbitkan beberapa buku.
Namanya juga dunia digital, saya bermetamorforsis tak berujud. Warganet hanya tahu saya dari foto profil. Jangan khawatir, saya memakai foto wajah sendiri kok. Tak semua teman dunia maya saya pernah saling jumpa darat. Apalagi warga 1minggu1cerita deh. Belum tentu bila tetiba kami berada di ruangan fisik yang sama akan saling mengenali.
Misalnya ada sejawat atau karyawan yang ternyata ngonangi (apa ya terjemahan bahasa Indonesianya?) nama Facebook dan meminta pertemanan, saya cuekin sih. Buat saya rekan kerja bukan teman dunia maya. Apalagi mahasiswa. Entah ya, lebih baik tak berteman di dunia maya dengan mahasiswa. Nanti sajalah kalau sudah lulus. Tetapi saya dengan senang hati bersedia jumpa darat dengan teman-teman dunia maya saya.
Baca juga ke sini, jumpa teman maya waktu ke Malang, di Pengalaman Mudik Lebaran Ke Malang Mencari Saudara. Kami Menjumpai 3 Hal Menarik.
Sebenarnya nih ya, saya nyaman juga bermetamorforsis menjadi mahluk digital begini. Ibaratnya larva, saya bisa menjadi kupu-kupu, besok menjadi nyamuk, lusa mungkin menjadi capung.
Nah, teman-teman, ingin bermetamorforsis menjadi apa?
Bandung, 13 Juli 2019
Seru juga ya mba bisa bermetamorfosis menjadi makhluk digital 😀 nanti kalau Bu Rektor tiba-tiba mampir ke blog ini tanpa sengaja, akan bagaimana ya responnya? Jadi penasaran hehehehe.
Kayaknya beliau tahunya jurnal dan yang serius²…hehe…
Jadi meong persia aja ahh.. Imut n sering dimanja,dielus elus.. Ehehe.
Saya ngeblong pas tema ini,mba hani. Jadi blank tidak punya ide. Saya juga milih tongsis je. ☺
Tapi cocok deh sama tulisan ini,dengan ngeblog saya bermetamormosis jadi manusia digital. Padahal tahunya teman, dan kolega kerja saya, saya ini orangnya kudet bgt.susah dibayangkan saya bisa jadi manusia digital demgan banyak teman maya di perbloggingan. Lhah..WA aja saya baru punya akhir akhir ini. Itupun karena dibelikan dan dibuatkan akun oleh suami. Mungkin karena bosen lihat istrinya dianggap aneh tanpa hape android. Xixi.
So, it’s a new me..berjalan jalan asik di dunia perbloggingan.
Iya…saya milih tongsis. Tadinya mau bandel, tetep nulis tongsis. Hehe…ternyata ada juga ide metamorfosis ini…
Makasih udah mampir ke rumah digital-ku…
Bu hani keren banget, bisa membatasi pertemanan dunia nyata dan dunia maya.
Kalo saya tiap ada pertemanan selalu saya konfirmasi apalagi yang sudah kenal.
Salam kenal ya bu..
Kalau bermetamorforsis pengin jadi apa saya ya…?
Hm..awal ngeblog karena dah di ubun-ubun yang mau diceritakan tapi ga ada wadah buat cerita. Jadi blog lah solusinya.
Mulai merambah media sosial karena pengin juga paket komplit all in one seperti Mbak Hani sampaikan. Selain itu makin semangat karena ternyata bisa dapat uang jajan dari sana hahah
Jadi saya bermetamorfosis juga dari irt biasa menjadi irt digital yang kekinian (tapi teteup gapteknya kebangetan) kkwkw
Seru yah. Jadi irt digital…Punya teman baru…
Wahh cerita bermetamorfosis jd ingat kupu-kupu. Btw kerenlah Bun Hani masih semangat dan terus semangat menulis hingga jadi bunda yang lekat dgn dunia digital. Moga2 bs deh ketularan semangatnya…
Hmmm..mendadak bingung kalau ditanya mau metamorfosis menjadi apa. Tapi yang pasti ingin menjadi lebih baik dan bisa bermanfaat untuk orang lain, sih.
Dan karena bisanya nulis, jadi berharap aja semoga tulisan saya di blog bisa bermanfaat bagi orang lain.
Loh kalau teman kerja gak di approve ya Bun fbnya. Hihihi… Lucu deh bunda Hani. Btw kalau saya bermetamorfosis menjadi emak² Milenial kali ya? Hahaha
Hihi…temen² kerja saya ngeselin. Suka screen shot trus dishare di grup WA. Males ah…
Incognito aja. Seru…
Hihi…iyaaaa. Karena teman² dumay-nya muda². Aku malah kebawa semangat…
Saya mau bermetamorfosis jd bloger sekelas Mba Hani aah…hehehe
Dunia digital bikin saya seperti terkubur di rumah, asyik dg tulisan medsos & bertegur sama di dumay dg teman, keluarga & lainnya.
o saya malas ganti nama,paling nama.lengkap atau dipenggal tanpa nama depanhehe
Semoga bisa…aamiin yra.
Seru ya mbak pengalamannya, saya juga sempat bingung nih soal nama blog yang eye cathing apa. Tapi karena nggak mau mikir lama, akhirnya ambil yg simpel aja.
Lucu mba istilahnya metamorfosis jadi makhluk digital hahahaha. Kalo saya sih, paling nggak sekarang mantengin hape/tablet/laptop lebih berfaedah bs nambah network bahkan jd nambah income juga ya mba.
Sip…Aku juga mau dong nambah income…
Enak ya mba, bisa jadi apa saja. Bisa punya alterego juga. Hehehe. Menulis itu memang menyenangkan.
Kayaknya begitu ya…alterego. Hehe…Mudah-mudahan sih si Alterego itu orang baik. Ngeri juga kalau enggak…
Buat aku ngeblog itu cara menjaga kenangan
Karena memori kita terbatas, maka dengan menuliskannya membuat kenangan itu abadi
Kalau ditanya pengen bermetamorfosis jadi apa, aku pengen jadi orang yang lebih baik dari hari ke hari?
Sip…Pengennya sih begitu juga. Tiap hari menjadi lebih baik…
Saat ini sepertinya semua bergerak ke arah digital kak dan sudah sepatutnya kita semua yang hidup dimasa ini mengikuti perkembangannya kalau tidak mau ketinggalan bukan…
Hihi,, lucu baca metamorfosisnya Mbak Hani ya.. Enjoyy beudd dg dunia ngeblognya kayanya.
btw bagian yg gak mau berteman dg mhsw di dumay, itu kita toss dulu ahh… Tp belakangan sejak WA ngehits, mau ga mau tiap kelas bikin WAG. Memudahkan koordinasi jg sih kl kita ada tugas keluar kampus atau berhalangan hadir. Umm, ada plus minusnya sih temenan ama anak² muda, salah 1 nya kita bs jd ketularan semangatnya.
Kalau grup WA atau LINE sih bikin juga, per matakuliah beda grup. Tapi kan sebatas grup doang. Nah…kalau medsos kan kemana-mana. Males juga aku dikepoin mahasiswa…haha…Belum lagi, mereka juga suka pakai nama alay tuh…
Aku suka model tulisan seperti ini, pure bercerita curhat, tanpa gambar. Hahaha… Dulu awal2 ngeblog aku juga gini. Blog = diary online. Jadi isinya ya curhatan. Tahun depan ikut challenge 1 hari = 1 cerita mbak. Supaya makin semangat ngeblognya.
Wah…makasih apresiasinya. Awal ngeblog malah bahasanya lebih kacau lagi daripada ini. Hehe…Wah, challenge ODOP? hum…bisa ga ya?
Sebagai makhluk digital imigrant (sebutan saya), saya senang menjadi blogger. Ini membuat saya punya tempat di dunia digital. Sama seperti Mbak Hani
Metamorforsisnya hampir mirip dg saya, awalnya bingung dg nama blog, klo pakai nama asli teramat panjang dan hanya dua kalimat. Akhirnya pakai 7 kata awal saja. Terus medsos juga namanya gk ada yg sama. Khusus facebook saya punya 2, yg satu buat teman dunia maya yang satu buat yg kenal langsung. Bisa teman, famili atau tetangga
Kalau saya lebih dikenal dengan nama amirsilangit dengan blog saya di amir silangit dot com. Namun semenjak menggunakan wordpress di kangamir dot kom, saya juga lebih dikenal dengan Kang Amir. Harusnya panggilan “Kang” lebih cocok untuk orang Jabar karena saya orang Jateng ^_^
Lhooo…kukira Kang Amir, memang orang Jawa Barat. Bukannya ya ternyata. Tapi cocok aja ah…Kang. Lebih kekinian. Mas…kesannya Mas-mas…jadul gitu. Hehe…
Mba Hani hebat banget ngatur waktu euyy. Dosen iya, buat buku iya, ngeblog juga iya. Sukses selalu ya Mba
AHAHHAHA. Sama mba. Bagi saya, ada media sosial yang memang aku gak mau berteman dengan rekan kantor. Karena, saya ingin punya satu dunia sendiri dimana orang kantor tidak ada. Sehingga lebih tercapai keseimbangan dalam hidup.
Toss dulu ah…Aku engga mau orang kantor kepo dengan aktivitasku di luar kantor. Sebelnya…trus ada yg SS trus share di grup WA. Norak engga tuh kayak gitu…
Hehehe… Saya dulu juga nggak mau berteman dengan rekan kantor di FB maupun IG, namun karena ada syarat jumlah follower/jumlah teman untuk terima job di blog, mulai deh satu persatu permintaan pertemanan dari teman sekantor di approve. Eh ternyata ada yang suka nyinyir juga kalau saya post link blog di medsos
Tuuuh kan…Engga sukanya, trus pada nyinyir. Bahkan ada teman ganti pp WA aja dikomentarin orang di kantor. Aku tuh udah 4 tahun jadinya engga ganti pp WA…Haha…
Biasanya yang nyinyir itu gak tau kerjaan pekerja online yang sebenernya ya, Bun. Mereka kira postingan itu sekedar pamer padahal mah kerjaan. Namanya kerjaan itu penghasilan yang harus disyukuri, ya, kan? Hehehe
di tahun 2020 ini sudah genap menjadi 5 tahun saya ngeblog sejak 2015 namun selama itu juga saya bisa bermetaformosis untuk melakukan hal apa yang saya suka karena era ini jaman digital dan era milenial.. saya suka apabila memiliki dosen yang aktif di dunia internet karena bisa mengikut perkembangan zaman
Nah, engga semua teman sejawat saya punya pemikiran seperti kita. Mereka msh gaptek, boro-boro ngerti buzzer, game online dsb. Buat mereka semua yg serba gadget tuh buruk deh.
Saya sendiri juga memaksakan diri untuk emnjadi manusia digital, sebenarnya malas tapi tuntutan hehehe
Iya bener juga kadang-kadang, hidup di dunia digital perlu sedikit berjarak dengan kehidupan nyata. salah satu caranya ya banyak-banyak menghindar dari teman-teman di dunia nyata. sebab kadang-kadang kehidupan di dunia digital sukar dipahami sama teman-teman di dunia nyata juga.
Bener tuh Bang. Di grup WA saya, masih yg demen banget share atau broadcast aneh-aneh. Udah merasa yang paling pinter karena share sesuatu. Padahal yang dishare hoax, dikasih tahu nyolot…Huf…
Ya dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat memang mengharuskan kita untuk tidak gaptek, maka penting sekali terjun ke dunia digital ini. Kalo hobi nulis ya cocok dituangin kedalam blog biar bisa tersampaikan ke orang banyak.
mang sih dalam beralih ke dunia digital gak semuanya langsung menjadi kupu-kupu. Ada momen dimana menjadi ulat yang gue lakukan jaman SMP-KULIAH seperti share sesuatu yang dipertanyakan kebenarannya.
Gila kan butuh waktu lama buat mengerti bermedsos, mungkin faktor teman dekat mempengaruhi
Setelah membaca tulisan Mbak Hani saya jadi mikir untuk mengganti nama di media sosial juga, atau paling tidak buat akun dengan nama lainnya. Biar tidak diteror mahasiswa juga kalau sudah ngajar nanti.
Haha…saya jadi ganti nama karena diteror itu. Terus…ada pertimbangan juga dibedakan, supaya kalau orang nyari nama asli (KTP) yg dipakai di pendidikan di internet, muncul lah hasil tulisan ilmiah saya. Mosok iya ketik nama saya, munculnya Facebook. Malu lah awak…Lebih rajin Facebookan drpd nulis jurnal. Haha…
Medsos sekarang ngeri jika menggunakan nama asli. Kalau bisa sih menggunakan nama samaran aja.
Iya salah jempol…salah langkah medsosan, trus di SS, dibully…duh ngeri. Bisa² pengaruh ke karier tuh yg kerja kantoran atau pegawai…
Saya juga dari ngeblog jadi punya akun medsos lainnya. Rajin nambah jumlah follower juga. Karena tuntutan punya blog harus punya akun medsos dengan minimal follower tertentu agar bisa ikut event..hihi…
Kalau ditanya mau jadi apa kalau bermetamorfosis, ya, agak bingung juga. Keinginan saya banyak, Bun hihihi …
Ya, minimal ingin jadi orang baik demi diri sendiri, keluarga, nusa dan bangsa
Saya juga pengen ah bermetamorfosis jadi ibu ibu digital seperti mbak Hani.. Tapi emng bener nggak nyaman juga klo berteman di Fb atau IG kita difollow boss. Baru 2 minggu yg lalu saya difollow pak boss n rasane auto pengen ganti akun hehhehe
Hahaha berarti mainku juga kurang jauh nih. Cuma damaraisyah.com kekeke pikirku yg mudah diinget aja. Sekarang baru kepikiran mau bikin blog gratisan yang namanya agak unyu gitu kekeke. Btw, anyway aku juga jadi makin digital sejak kenalan sama blog. Entahlah, dulu main sosmed cuma chit-chat aja sejak jaman MIRC. Eh, gak nyangka sekarang kerja digital begini
Mau metamorfosis jadi apa ya? Bingung juga, hehehhe..
Tapi unik dan seru baca proses jadi makhluk digital. Makasih sharingnya ya mba’, tulisannya bermanfaat buatku yg newbie. Salam kenal: Rini
Wah, ternyata begitu cerita asal mula nama blognya…Tapi aku setuju kalau Mbak Hani bikin nama dumay dan nama dunia nyata berbeda, karena alasannya yang tadi…ingin jadi makhluk yang dihargai di dunia masing-masing hihihi…Gapapa, Mbak..sah-sah saja kok!
Kalau aku semua nama sama kecuali twitter dan itu temen ada yang protes kenapa enggak disamakan, lha dulu enggak kepikiran. Padahal kalau tahu dari dulu bisa pakai sembarang ya ga pakai nama asli di nama blog. Biar bisa metamorfosis juga. Habis dulu polos banget akutuuu. Sekarang? Tahuuu huhuhu