Sebuah buku berjudul “Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe” saya terima dari penulisnya Olivier Johannes Raap, lengkap dengan tanda-tangannya. Buku tersebut saya peroleh dalam suatu acara kegiatan grup Historical Trips Bandung, sebuah komunitas jalan-jalan ke obyek bersejarah maupun jelajah alam. Buku setebal 270 halaman ini merupakan hasil riset literatur dan kunjungan lapangan berbagai stasiun kereta api yang ada di pulau Jawa. Buku bertema sejarah ini dilengkapi kumpulan foto maupun kartu pos kuno tentang perkereta-apian, berikut jalur dan jembatan kereta api yang dibangun akhir 1800-an dan awal 1900-an. Pada halaman 10 sampai dengan 12, menarik perhatian saya adalah foto kuno stasiun Ambarawa tahun 1906, yang sejak 1976 menjadi Museum Kereta Api, Ambarawa. Berawal dari buku ini, maka saya berniat bahwa pada suatu hari saya akan mengunjungi Ambarawa di Kabupaten Semarang.
Wisata Museum Kereta Api, Ambarawa
Artikel ini berjudul kenang-kenangan wisata ke Museum Kereta Api, Ambarawa, karena memang saya berkunjung ke sana sebelum pandemi.
Waktu itu ada acara seminar di kota Semarang, dan sesudahnya dilanjutkan dengan acara santai wisata ke Kabupaten Semarang. Jadi mohon maaf, foto-foto dalam artikel ini memang tidak memakai masker. Berbeda dengan ketentuan berwisata sejak pertengahan tahun 2020, yang harus mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, jaga jarak, dan sering mencuci tangan di air mengalir.
Sejarah Stasiun Kereta Api, Ambarawa
Rombongan kami tiba di stasiun kereta api Ambarawa (selanjutnya saya tulis stasiun Ambarawa) pagi hari, karena rencananya kami juga akan naik kereta api uap yang terkenal itu.
Peserta dibatasi hanya 80 orang, dengan perhitungan setiap kereta kapasitas 40 orang. Oh ya, dalam bahasa perkereta-apian, untuk mengangkut orang namanya kereta, ya. Kalau gerbong itu untuk hewan ternak, misalnya sapi, dan lain-lain. Kami berjalan-jalan sejenak di stasiun Ambarawa lama ini, melihat-lihat dan membaca keterangan pada poster yang terpampang sepanjang selasar. Di pelataran berbagai lokomotif dan kereta kuno berderet-deret. Saya pun membayangkan seratusan tahun lalu ketika stasiun Ambarawa ini masih berfungsi.
Stasiun Ambarawa 1
Menurut buku “Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe”, Stasiun Ambarawa dulu disebut Stasiun Willem I karena lokasinya dekat dengan Benteng Willem I, sebuah benteng Belanda dibangun pada tahun 1834 dan dinamai sesuai dengan Raja di Belanda pada masa itu.
Aslinya stasiun ini bernama Hulpstation Willem I (Stasiun Sementara Ambarawa), yang dulunya semua kereta api Ambarawa-Semarang berhenti di Stasiun Kedungjati untuk langsir.
Sejak 1873 Ambarawa terhubung dengan jaringan kereta api dan sampai sekarang masih ada keterangan nama Willem I di dinding stasiun.
difoto sebelum pandemi
Stasiun Ambarawa 2
Stasiun Ambarawa yang baru dibangun mirip dengan Stasiun Kedungjati baru, sama-sama dibangun tahun 1907. Arsitektur dan penataannya setipe.
Menilik kronologinya, bangunan pertama berdiri pada periode 1873-1905, bangunan kedua pada 1905-1907. Bangunan ketiga dibangun 1907 bertahan hingga kini dan menjadi bagian dari Museum Kereta Api Ambarawa.
Bentuk peron Stasiun Ambarawa cukup luas dan diapit oleh jalur rel pada kedua sisinya. Peron beratapkan struktur dan konstruksi baja mirip hanggar buatan Belgia dan atapnya seng. Di tengah peron ada bangunan dengan dinding plester dan detail-detail arsitektur awal abad 20, berfungsi sebagai tempat penjualan karcis, kantor kepala stasiun, ruang tunggu, dan restoran.
Furnitur lama di restoran masih bisa terawat dengan baik, begitu pula loket karcis dan kusen dan pintu-jendela kayu yang masih apik.
difoto sebelum pandemi
Wisata Museum Kereta Api Ambarawa di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Saya suka jelajah museum, kalau misalnya waktu itu tidak bersama rombongan maunya ya dibaca semua poster-posternya. Karena saat itu akan naik kereta wisata uap maka kami harus tepat waktu sesuai jadwal. Begitu selesai berwisata pun kami harus kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan.
Di era adaptasi kebiasaan baru, sejak 28 Juli 2020, Pemerintah Kabupaten Semarang dan PT Kereta Api Pariwisata (Kawisata) memang telah membuka kembali Museum Kereta Api Ambarawa. Protokol kesehatan dengan program Gerakan BISA yang dicanangkan oleh Kementrian Parekraf juga diterapkan Pemerintah Kabupaten Semarang di semua obyek wisata yang mulai dibuka, termasuk museum ini.
Jam operasional museum dibuka pukul 09:00-15:00 dan pembatasan jumlah pengunjung yang masuk sebanyak 50%. Disediakan 8 (delapan) titik washtafel untuk mencuci tangan dan sistem ticketing dengan QR-Code. Adapun kereta wisata tujuan Ambarawa-Tuntang hanya melayani pemesan paket wisata dengan jumlah penumpang 50%-nya dari kapasitas maksimum, artinya hanya 20 orang per kereta.
Jujur, saya ingin mengulang lagi perjalanan dan jalan-jalan ke Museum Kereta Api Ambarawa ini.
Semoga semua sehat ya, teman-teman …
Sumber:
Raap, Olivier Johannes; 2017; Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe; Jakarta; KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
http://kabsemarangtourism.com/
Aku belum pernah ke Museum kereta api ambarawa ini. Seringnya liat foto dan dengar ceritanya aja. Waah, semoga nanti sehabis pandemi bisa jalan-jalan ke sini. Sekarang jalan-jalan online aja dulu lewat artikel ini hehe.
Wah keren ada musium gini, banyak sepur jaman dulu, jadi objek foto boleh banget nih, moga kedepan kesampaian kunjungi nih tempat
Senangnya bisa berkesempatan mengunjungi stasiun kereta api bersejarah tempo dulu.
Pasti banyak yang belum mengetahui stasiun sejarah ini ya, dan aku pun rasanya ingin segera meluncur kesana ingin bersua foto mengabadikan moment.
Tempat wisata Ambarawa ini bagus dan rapi ya, padahal museumnya sudah lama ada. Dilihat dari foto dan aslinya tetap sama-sama cantik dan terawat 🙂
Saya udah pernah ke museum KA Ambarawa. Tapi udah 17 tahun yang lalu. Dulu ga bisa menikmati wisata karena bawa bayi, mana hujan pula. Baca ini jadi pengin kesana lagi dehhh…
Dari dlu pengen bgt ke Ambarawa..
Pdhal rumah ya masih sama2 Jateng.
Eh skrg udah di Jatim.malah makin jauh dri museum iniihhh hiks
Aku sudah dua kali mbak ke museum ini. Terakhir tahun lalu. Kayaknya pengin ke sini lagi kapan kapan soalnya tahun lalu gak sempat naik kereta wisatanya. Pas pertama dulu pas anak-anak kecil naik kereta wisatanya.
Mbak, tahu nggak kalau kantor tempatku bekerja itu ngga jauh-jauh amat dari museum kereta Ambarawa? Lucunya eh sedihnya, aku ama keluargaku malah belum pernah lho jalan-jalan ke sana. Ahahhaha.
Hanya sering dengar namanya
Belum pernah terwujud untuk mampir di Stasiun Ambarawa
Padahal terkenal sekali di buku sejarah
Saya belum pernah berkunjung ke museum kereta api di Ambarawa ini. Perjalanan sejarah perkeretaapian di jawa tengah pasti menarik untuk dipelajari ya
Wah sudah dibuka ternyata ya Mbak, saya sudah lama sekali mengincar ke Museum Ambarawa ketika ke Semarang ini. Krn sebagai railfans, kurang rasanya kalau blm ke musem stasiun ka ini