George Town di Penang – Seperti biasa bila kami akan mengunjungi suatu daerah adalah mencari tahu terlebih dahulu potensi kawasan tersebut. Demikian juga ketika kami merencanakan mengunjungi pulau Penang di Malaysia.
Tiket sudah di tangan, akomodasi sudah pula dipesan untuk 3 malam. Tinggal menyusun itinerary.
Beberapa kali berbincang dengan teman, ada apa di Penang? Rata-rata menjawab, ada kawasan heritage. Itu, ke area bangunan lama, ke George Town. Urutan pertama yang muncul bila mencari obyek wisata di internet adalah George Town sebagai Kawasan UNESCO World Heritage di pulau Penang. Foto-foto yang ditampilkan adalah beberapa bangunan lama karya berabad-abad yang lalu. Saya kan jadi penasaran, apa istimewanya George Town dibanding Bandung. Di Bandung juga banyak bangunan lama peninggalan zaman kolonial.
Sejarah George Town
Sebagai pemerhati kawasan dan pelestarian bangunan bersejarah, tak lengkap bila tidak disertai dengan mempelajari pula sejarah pulau Penang. Apa istimewanya pulau seluas 1,048 km2 ini.
Dari SlideShare berjudul Early History of George Town, A UNESCO World Cultural Heritage Site, ada pemaparan bahwa berabad-abad yang lalu pulau kecil di selat Malaka ini merupakan tempat persinggahan penting kapal-kapal dagang dari Arab, India dan Cina.

Sejak abad ke 5 hingga ke 18, berkembang beberapa pelabuhan kecil yang menghadap Selat Malaka, yaitu Aceh, Kedah, Singapura, Penang, Siak, Jambi, dan Palembang.
Sebuah peta navigasi kuno abad ke 15 bahkan menggambarkan Laksamana Cheng Ho menandai pulau Penang sebagai tempat sandar kapal untuk dicek serta diperbaiki bila ada kerusakan, sebelum melanjutkan perjalanan ke Timur. Kemudian di abad ke 16, seorang saudagar asal Inggris yang berburu rempah-rempah, transit di pulau Penang untuk mengisi air dan perbekalan kapal.
Sejak itu silih berganti, bangsa Portugis, Belanda, kemudian Inggris menguasai pulau Penang sebagai pulau strategis untuk mengontrol jalur perdagangan.

Sejatinya pulau Penang dimiliki oleh Sultan Kedah dan dihuni oleh warga pribumi dari ras Melayu. Pada tahun 1786 (abad ke 18) Captain Francis Light mewakili EIC (East India Company) mengajukan ke Sultan Kedah untuk menyewa pulau Penang. Selanjutnya Light mengembangkan Tanjong Penaga sebagai kawasan perdagangan. Di kemudian hari pulau Penang bernama Princes of Wales Island dan kotanya bernama George Town.

Gelombang Imigran ke George Town
Perdagangan yang ramai mengundang gelombang imigran dari berbagai bangsa melakukan jual- beli di sini dan selanjutnya menetap. Mereka adalah para investor, pedagang, saudagar, pegawai pemerintah yang memboyong juga anggota keluarga mereka.
Pertama adalah gelombang imigran dari Eropa, menyusul saudagar Melayu dari Aceh, Minangkabau, Jawa, dan Bugis. Ditambah pula ras Melayu yang menyeberang dari Malaysia dan menetap di pulau Penang.
Di akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19, datang lagi gelombang imigran dari daratan Cina bergabung dengan ras Tiongkok yang sudah ada sebelumnya. Gelombang imigran dari daratan Cina banyak yang menjadi pekerja tambang perak, karena waktu itu diperlukan banyak sekali tenaga kasar. Selain itu merapat pula saudagar Cina kaya raya, lebih terkenal disebut sebagai Baba Nyonya.
Gelombang imigran berikutnya datang dari India di akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, yang bekerja sebagai kuli pelabuhan. Mereka berasal dari berbagai wilayah di India, Punjabi, Bengali, Tamil, Gujarat, dan lain-lain.
Jejak Bangunan Heritage di George Town
Pagi itu hari ke dua kami ada di Penang. Kami sengaja datang ke kawasan heritage di George Town ini pagi-pagi sesudah sarapan. Dari hotel kami naik grab, karena tak jauh, tarifnya 6 RM. Sebenarnya bisa pakai bus kota juga, kalau tak salah tarifnya 2 RM.

Kami didrop oleh driver tak jauh dari pelabuhan di seberang menara jam kuno. Menurut catatan, menara jam ini sebagai tugu peringatan ke 50 tahun penobatan Ratu Victoria pada tahun 1897. Kami pun jalan kaki menuju tepi pantai ke arah pelabuhan, Port of Penang. Tampak sebuah kapal cruiser sedang berlabuh. Konon Penang merupakan salah satu kota yang disinggahi oleh kapal-kapal wisata yang berangkat dari dermaga di Singapura maupun dermaga lainnya.
Di seberang pelabuhan ada bekas benteng, Fort Cornwallis. Benteng berbentuk bintang dengan dinding bata tebal ini menggantikan benteng kayu sebelumnya yang berasal dari tahun 1786 ketika perwira angkatan laut Inggris Francis Light mendarat dan mengklaim Penang sebagai British East India Company. Kami datang terlalu pagi sehingga tidak masuk ke dalam benteng. Benteng ini dibuka setiap hari dari jam 9 pagi sampai 7 malam.

Enaknya menyusuri pantai kawasan heritage George Town ini, angin sejuk dari laut, pedestrian bersih, dan bisa jalan-jalan dengan nyaman. Kawasan pejalan kaki bernama Esplanade ini, terdapat ratusan burung merpati. Beberapa orang tampak memberi makan atau menghalau dan mencoba mendapatkan foto shoot yang keren. Termasuk saya, walau tidak terlalu berhasil. Haha…


Sampailah kami di area lapangan luas, mungkin mirip alun-alun. Dalam ilmu tata kota, di Inggris namanya square, kalau di Itali namanya plaza. Tampak gedung Balai Kota (City Hall). Menurut catatan dibangun tahun 1900 dengan gaya Edwardian Baroque dan Palladian, gaya arsitektur yang trend saat itu. Tak jauh di sebelahnya ada Town Hall, kantor pemerintahan juga. Mungkin sama halnya di Bandung, ada gedung balaikota, dan gedung Sate yang berfungsi sebagai gedung pemerintahan tapi setingkat provinsi.


Cukup luas sebetulnya kalau mau menyusuri seluruh bangunan di kawasan George Town di Penang yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia Unesco pada 7 Juli 2008. Menurut catatan ada 12.000 bangunan tua yang terdiri dari ruko, gereja, masjid, kantor pemerintah, dan monumen. Area inti dari situs ini mencakup situs-situs bersejarah Georgetown, termasuk kantong bersejarah Lebuh Acheh dan situs-situs seperti Masjid Melayu Lebuh Acheh, Mesjid Jalan Mesjid Kapitan Kling, Goddess of Mercy Temple, Kuil Sri Mariamman, Kuil Sri Mariamman, Khoo Kongsi, Gereja St. George, Gereja Asumsi, Institusi St. Xavier, Convent Light Street, Little India, museum dan gedung pengadilan, area komersial Beach Street, Fort Cornwallis, Esplanade, Balai Kota, dermaga klan, dan area pelabuhan.


Kami tidak menyusuri seluruh kawasan, karena matahari semakin tinggi, sehingga terlalu panas untuk jalan-jalan. Apalagi kami ingin menyambangi Penang Peranakan Mansion, sebuah rumah warisan dari saudagar Cina yang alih fungsi sebagai museum.
Kawasan heritage atau pelestarian seperti ini memang banyak terdapat di kota-kota di negara yang pernah ada di era kolonial. Di negara Asia, tergantung pada negara mana yang pernah datang, misalnya di Indonesia ada Portugis, Inggris, dan Belanda. Di Malaysia ada Inggris. Di Vietnam pernah ada Perancis dan Inggris.
Jejak sejarah seperti ini merupakan media pembelajaran, bahwa negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, mempunyai potensi dan daya tarik bagi negara lain. Tinggal kita harus memertahankan potensi tersebut supaya tidak kembali jatuh ke negara lain.
Bandung, 3 Maret 2020
Saya selalu suka dengan yang namanya wisata yang berkaitan dengan sejarah. Saya selalu merasa terbang ke masa lalu jika mengunjungu bangunan-bangunan tua. Semoga nanti saya bisa kesini juga.
Iya. Jadi baca-baca lagi sejarah. Seru juga, dulu tuh kenapa ya orang Eropa rajin amat ke wilayah Asia, awalnya berdagang terus menjajah itu lho. Engga banget…
Keren juga ya negeri tetangga ini, semoga aja bisa ke sana. Selain tempatnya keren untuk foto juga bagus buat belajar sejarah, ya, kak 😀
Yang keren sih sekalian foto-foto pakai kamera sungguhan. Haha…saya cuma pakai kamera HP. Bangunan lama itu uniknya detail ornamennya banyak. Tukang zaman sekarang engga bisa deh…
Kapan-kapan saya mau ajak anak-anak juga berwisata ke negeri tetangga,supaya menambah wawasan mereka akan luasnya dunia.
Iya Kak. Yang dekat-dekat dulu. Anehnya yang dijajah Inggris katanya lebih rapi daripada yang dijajah Belanda. Katanya lhooo…
Bicara soal sejarah memang paling seru apalagi sambil berwisata. Saya lihat-lihat Mbak Hani memang sangat tertarik dengan bangunan-bangunan bersejarah seperti ini ya.
Betul. Sambil membayangkan ini dulu bikinnya gimana, sih…Hehe…
Kawasan bangunan peninggalan sejarahnya luas ya. Selama ini mikir kalau penang itu tidak ada bangunan- bangunan tua bersejarah gitu
Iya. Ternyata karena pulau ini letaknya strategis, jadi kantor pusat perdagangan Inggris deh. Sekalian juga mereka boyongan dan membangun gedung-gedung…
Pantainya bersih ya, walau nggak ada pasirnya tetap keren.
Bangunan-bangunannya kokoh dan terawat dengan baik, walau usianya sudah ada yang ratusan tahun.
Keren ya Bun.. Ada banyak bangunan model eropa gitu yang instagramable pastinya. Kubelom pernah ke Malay jadinya mupeng. Hahahaha taunya cuma Jogja, Bandung, Jakarta 🤪🤪
Waktu ke Semarang dan Kot Tua Jakarta kemarin gak punya stok poto yang asik. Soalnya pas croweded banget.
Subhanallah, senengnya bisa jalan-jalan ke negara tetangga. Keindahan alam dan peninggalan sejarah masa lalu masih tetap terawat dengan baik.
Bener kata Bunda, jejak sejarah merupakan media pembelajaran sekaligus daya tarik bagi negara lain
Kalau orang yang paham arsitektur serita memang beda, saya jadi bayangin bangunannya seperti nyata haha. Berarti banyak cagar budaya di george Town ini ya, Mbak dan kelihatan terawat sekali
Jadi kepengen ke penang. Aih sekeren ini ternyata penang. Lebih dimudahkan dengan grab juga disana, jadi nggak takut kesasar atau nggak tahu jalan pulang ke hotel kalau backpacker ya
Wah. Seru juga. Mengagumkan bangunan-bangunannya. Dari bangsa lain pun kita bisa belajar banyak.
Ini jadi semacam jelajah kota tua ya mbak
Suka banget lihat gedung-gedungnya
Tipe bangunan lama yang unik dan detail banget
Jadi serasa diajak jalan-jalan deh sama mbak Hani
Wiiih kalau liat bekas benteng sih serasa bekas benteng di Indonesia mbak. Tapi begitu lihat bangunan balai kotanya, dan lainnya di George Town jadi beras di kawasan Eropa atau Amerika. Dan pantainya tenang juga indah gitu deh. Seger liatnya. Di Penang ya ini, noted, siapa tahu duatu hari nanti bisa ke sana 🙂
Penang, salah satu kota di Malaysia yang memorable bagi aku mba. Selain banyak tempat wisata historisnya, makanan yang lezat-lezat, tetapi lebih ke perjuangan mendapat VISA waktu itu … 🙂
Saya suka banget wisata sejarah seperti kembali ke masa lalu dan rasanya kayak masuk lorong waktu..baca cerita ini aja udah kebayang suasana tempo dulu gimana kalo datang langsung ke tempat wisatanya ya..duhh jadi menginspirasi nih buat ke sini …
Wah, sisi lain Penang yang aku baru tahu nih, Bun. Selama ini tahunya Penang dikenal sebagai daerah tujuan untuk pengobatan yang berkualitas bagus tapi berbiaya murah, berbeda jauh dari Singapura.
Ternyata ada kawasan kota tuanya juga, ya. Wah, mulai menabung ah buat jalan-jalan kesini. Aku suka sekali mengunjungi bangunan bersejarah.
Aduh saya lama sudah nggak jalan-jalan. Jangankan keluar negeri, keluar kota saja mulai jarang. Lihat ini jadi pengen jalan-jalan lagi.
Asyik banget mbak jalan-jalannya. AKu seneng banget wisata sejarah, mudah-mudah nanti bisa menyusuri george town penang ini juga
Menurut saya gedung-gedung peninggalan koloninal rata-rata memiliki arsitektur yang mirip”. Saya sangat suka sekali dengan wisata sejarah. Penjelasan di artikel ini cukup menarik, tapi yang masih bikin saya penasaran adalah rumah saudagar cina yang dijadikan museum itu mbak hani. Bagaimana ya kondisi dan ada apa saja di museumnya ya?
Bagus dan bersih juga tempat di malaysia, aku juga mau kesana lihat bangunan-bangunan kuno dan tempat wisata yang menarik di sana sambil belajar.
wah baguuus bun tempatnya, wisata ke malaysia itu bagus-bagus ya. kalo mau ke LN tapi pengen deket keknya ke malaysia itu pas. mau ah pan kapan kalo ada waktu main-main ke malaysia hihi. makasih bun sharingnya.
bangunannya unik ya. saya jd pengen ke sana jg. jd wishlist nih. kebetulan pengen ke negeri tetangga sana sekeluarga tp gak tahu enaknya kemana ajah. kalau gini kan tahu tujuan pastinya
keren banget kak tempat wisatanya, george town emang the best.. pengen banget ke sana hmmm karena ada situs sejarahnya
Iya. Kalau browsing, ada apa di Penang. Urutan pertama, ya George Town ini sebagai Situs Warisan Dunia
Mantap bu.,. Berwisata sambil belajar sejarah.. melihat gambar meriam diatas seperti terbawa di masa peperangan saja,., BTW di tempat tersebut apakah juga terdapat mitos mitos gitu bu?
Belum sempat tanya-tanya sih, apakah ada mitos atau tidak. Sepertinya sama aja, dimana-mana pasti ada mitos