Banyak di antara teman-teman bloger (narablog) menyisipkan menulis artikel travel atau kisah perjalanan dalam salah satu kategori atau label pada blog. Walaupun tidak tertutup kemungkinan, blog teman-teman ini memang nichenya tentang wisata (travel blog). Ada juga yang menggabungkan antara wisata dan kuliner. Sebagai author personal blog dengan niche gado-gado alias kerennya lifestyle gini, saya juga menyisipkan artikel travel di blog. Menulis artikel travel, kisah jalan-jalan, atau obyek wisata memang selalu menarik untuk diceritakan suka-dukanya.
Berikut apa saja yang perlu teman-teman lakukan sebelum mulai menulis artikel tentang wisata atau travel:
1 – Research
Memang sih, namanya akan menulis artikel travel, kita harus jalan-jalan pergi ke suatu tempat kemudian menuliskan apa saja tentang obyek wisata tersebut. Sebaiknya sebelum bepergian, kita sudah melakukan riset pada tempat yang akan kita kunjungi tersebut. Sekarang ini dimudahkan karena, kita bisa mencarinya dari internet atau buku. Justru kalau kita tidak melakukan riset terlebih dahulu malah rawan misinformasi. Riset awal tersebut mengenai perjalanan dan/atau obyek wisata yang ingin kita tulis atau potret.
Riset apa yang akan kita tulis erat kaitannya dengan topik travel yang akan kita tulis di blog.
Menurut buku Travel Writing 101 yang ditulis oleh Arini Tathagati, ada 8 topik yang bisa kita angkat untuk ditulis yaitu:
Destinasi
Minat Khusus
Perjalanan
Kumpulan Wisata (Round-Up)
Peristiwa Sejarah
Persitiwa Terkini
Saran-saran Perjalanan
Esai Pribadi
2 – Outline
Membuat outline atau kerangka penulisan yang teman-teman sudah biasa lakukan untuk semua artikel. Diawali dengan pendahuluan, badan artikel, lalu penutup. Jangan lupa, untuk penutup, buat yang interaktif. Biasanya sebuah artikel blog juga dilanjutkan dengan blogwalking, maka sering di akhir paragraf ada pertanyaan ke para pembaca.
Cara membuat outline yang mudah bisa dibuat dengan membuat mindmap. Dari mindmap inilah diturunkan menjadi poin-poin sub heading pada artikel
3 – Explore
Travel writing atau menulis kisah perjalanan atau segalanya yang berkaitan dengan obyek wisata perlu explorasi atau menjelajah seluas-luasnya. Kisah bisa dimulai dari berburu tiket moda transportasi, berburu akomodasi, hingga cara menata koper atau ransel yang kompak.
Sesampainya di tempat tujuan mau tidak mau, mata harus jelalatan. Ada saja hal-hal yang kita jumpai dan tak terduga, bisa menjadi kisah perjalanan yang menarik.
Contohnya, saya kalau di tempat baru, diusahakan bangun pagi, jalan-jalan di sekitar penginapan, atau mencari pasar tradisional. Kegiatan pasar selalu menarik untuk diulas, baik itu pasar tradisional di dalam maupun di luar negeri.
Waktu ke Belitung, baru, nih, saya menjumpai ada motor masuk hingga ke dalam pasar. Orang yang belanja langsung transaksi saja dari motor. Ibu-ibu yang membawa anaknya, aman saja, anaknya duduk anteng di motor. Coba, kalau motornya di parkir terlebih dahulu, kan kita repot yah. Ya bawa belanjaan, menggandeng anak juga.

4 – Write
Langkah selanjutnya, menulis, menulis, dan menulis. Berapa kata? Ya seleluasa dan selengkapnya, dong.
Kawan saya di blog travelearn, sudah biasa menulis hingga 3000 kata. Fotonya juga lengkap. Bisa hingga 10 foto.
Iya kalik, kisah perjalanan, mosok tidak pakai foto? No picture hoax, kan.
Cara praktis menulis tentang wisata, malah bisa dari mengumpulkan foto-foto terlebih dahulu dan memilahnya. Dari hasil-hasil foto inilah teman-teman mengangkat kisahnya.
Jangan lupa, setiap foto diberi nama file terlebih dahulu. Jangan biarkan nama file tetap nama file kamera, P1090919, WhatsApp Image2020-04-01…, atau lainnya.
5 – Publish
Sebelum publish suatu kewajiban untuk self-editing terlebih dahulu artikel. Cek tulisan, baca lagi, kata-katanya berulang-ulang atau tidak. Paragraf apakah terlalu panjang dan cek tipo (kesalahan ketik)
Cek juga alt image dan title image. Kalau gambar atau fotonya banyak, nama tiap foto harus berbeda. Karena alt image harus mengandung kata kunci (keyword) agar terbaca oleh mesin pencari Google.
Kalau semua sudah beres, silakan artikelnya diunggah. Jangan lupa bagikan ke media sosial yang kalian miliki atau mengikuti blogwalking.
Semoga bermanfaat…
Bandung, 11 Juli 2020
Paling senang kalau menulis tentang traveling, saya masih harus belajar, agar bisa detil dan ada foto2 yang menarik. Makasih tipsnya mbak, insya Allah mau di parkatekkan nanti.
Wah tips lengkap Mbak Hani. Beneran, kalau pergi aku juga jelalatan., cari info dan ambil foto. Sayangnya di beberapa tempat ga bisa leluasa foto dan bahkan dilarang. Aku kena semprit beberapa kali pas di Ingggris..karena dilarang ambil gambar. Pokoknya perhatikan dulu aturan
yang sering terlewat adalah untuk mengecek kembali tulisan yang telah dibuat 😀