Menempatkan heading pada artikel – Bila kita akan menulis artikel ilmiah untuk jurnal, selalu ada template yang menjadi kerangka penulisan artikel jurnal. Kerangka penulisan jurnal adalah, setelah judul dan abstrak, ada sub judul atau heading pada artikel terdiri dari pendahuluan, metode penelitian, teori, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka. Walaupun pada panduan kerangka penulisan jurnal-jurnal tersebut ada perbedaan sana-sani, tapi tidak terlalu jauh beda.
Begitu pula ketika saya mulai menulis buku nonfiksi, penyusunan bab lebih kompleks. Buku selain lebih banyak halamannya, materinya pun lebih luas daripada artikel jurnal. Jadi heading berfungsi juga sebagai sub-sub bab untuk buku.
Tujuan menempatkan heading pada artikel adalah agar tulisan kita lebih terstruktur.
Menjadi Bloger Nubi (Pemula)
Saya mulai menulis blog sudah lebih 10 tahun, tetapi lama vakum. Baru 3 tahun belakangan ini saya serius ngeblog, dan membuat blog TLD.
Masih ada sih, blog-blog saya yang berakhiran blogspot.com dan wordpress.com, beda-beda niche, dan jarang diupdate.
Mungkin pada suatu hari nanti saya update, deh …
Sejak serius ngeblog, banyak hal yang saya harus pelan-pelan pelajari dan cerna. Bukan hanya dari segi penulisan artikel, jumlah kata, dan gaya bahasa saja, tetapi sampai ke kata sapa untuk audiens.
Berbeda sekali dengan mindset saya ketika menulis artikel ilmiah di jurnal. Tidak ada kata sapa ke pembaca. Bahkan bila saya menulis untuk seminar, tema ditentukan oleh panitia seminar. Artikel ilmiah juga tergantung bidang keilmuan yang saya geluti.
Dalam menulis buku, walaupun buku-buku sudah ada pembagian genrenya, kata sapa hanya sedikit digunakan. Kita pun masih meraba, apakah buku yang ditulis nanti ada yang membaca atau tidak. Banyak yang harus dilakukan oleh penulis buku, agar bukunya menarik minat masyarakat, mau beli, dibaca, dan syukur best seller.
Sedangkan sebagai penulis blog, hubungan ke audiens terasa langsung dan personal. Apalagi setiap artikel disertai dengan kolom komentar, sehingga penulis blog bisa berinteraksi langsung dengan pembacanya.
Disinilah masalahnya.
Bagaimana kita sebagai blogger (pemula) bisa menjaring audiens? Memangnya artikel kita segitunya cetar membahana, sampai dilirik oleh pembaca? Ada ratusan, mungkin ribuan artikel blog yang mirip sliweran di langit.
Bisa saja, sih, kita membela diri.
Ah, blog saya kan isinya curhat doang. Engga apa-apa, engga ada yang mampir untuk baca. Yang penting saya sudah menulis, sebagai terapi jiwa, mengeluarkan uneg-uneg.
Iya, sih …
Tapi kan … kan … seneng toh, kalau blog kita ada yang baca. Terus tulisan kita menginspirasi orang lain. Walaupun isinya curhatan, tetapi ternyata ada teman sebangsa yang mempunyai problem sama, terus diskusi, dan nyambung. Kita kan swenengnya berlipat.
Sudah tahu, kan, artikel blog yang sponsored post pembacanya sedikit. Tetapi artikel curhat berjilid-jilid, malah banyak yang baca, dan ada pada urutan pertama di mesin pencari Google.
Pentingnya Heading atau Sub Judul
Seperti yang saya jelaskan di atas, kalau menulis artikel ilmiah atau buku, kita menambahkan heading atau sub judul atau sub bab. Tujuannya adalah agar tulisan kita lebih terstruktur dan enak dibaca.
Lah, apakah artikel blog perlu memakai heading segala?
Kalau blog isinya curhatan, perlukah memakai heading juga?
Begini.
Berdasarkan penelitian, ternyata perilaku pembaca blog itu maunya membaca cepat. Istilahnya skimming. Dan mereka ini membacanya fokus di sisi kiri. Kalau digambarkan, perilaku membacanya seperti huruf F.
Jadi hanya bagian atas saja yang mau dibaca. Jarang yang membaca sampai akhir banget-nget-nget titik akhir kalimat. Menurut penelitian, hanya 20% yang mau membaca sampai akhir. Rata-rata audiens hanya mampir ke blog kita selama 8 detik.
Duh, cepatnya …
Kenapa?
Ya begitulah adanya. Namanya zaman, maunya cepat-cepat.
Oleh sebab itu, kalimat paragraf di artikel kita jangan panjang-panjang. Kalimat terlalu panjang, membuat mata pembaca lelah, akhirnya tutup blog deh, pindah cari artikel di blog lain.
Nah, artikel yang kepanjangan tadi penggal-penggal saja menjadi beberapa sub judul atau heading tadi. Setiap artikel silakan mau dipenggal menjadi 2 atau 3 sub judul boleh saja. Tentu saja setiap sub judul harus satu kesatuan dengan judul artikel, ya.
Lebih bagus lagi, kalau memperhatikan keywords (kata kunci), keywords diulang di judul dan di sub judul.
Ternyata merembet ya sampai ke keywords. Namanya juga sumber informasi digital, pembaca tidak mau repot-repot.
Biasanya kita akan cari keywords-nya terlebih dahulu, baru sederet di bawahnya muncul berbagai artikel yang kita cari. Dari sekian deret artikel, perilaku membaca kita ya skimming tadi. Kalau ada sub judul langsung loncat ke sub judul.
Contohnya:
Keywordnya: Kesehatan Wanita Usia 40 Tahun.
Buat judul (H1) yang mengandung keywords.
Sub judul (H2) bisa, Perawatan Kulit dan Perawatan Rambut.
Sub dari sub judul (H3) bikin lagi turunan dari Perawatan Kulit dan seterusnya. Jenis kulit ada yang kering, berminyak, dan seterusnya. Kalau saya blogwalking ke blog teman-teman, ada yang diberi nomor 1, 2, 3, dan seterusnya, ada yang bullets. Silakan bebaskeun …
Karena kulit saya berminyak, setelah membaca artikel sampai sub judul, saya akan langsung loncat ke sub dari sub judul Kulit Berminyak. Jenis kulit lain, saya loncat, tidak saya baca. Kecuali, artikelnya memang sangat menarik, hingga pembaca betah membaca seluruhnya sampai selesai.
Apalagi kalau artikelnya diberi image berupa ilustrasi, infografis, foto, bahkan video, audiens akan semakin betah mampir di blog kita.
Bila kita menulis blog, heading ini jangan hanya dibold kalimatnya atau diberi nomor saja, tetapi di highlight kemudian klik heading yang ada di masing-masing platform.
Tempatnya di mana, heading-heading tersebut?
Perbandingannya bisa dicek di tabel di bawah ini:
Heading Pada Artikel Jurnal

Highlight kata atau kalimat sub judul.
Klik Heading 1.
Heading Pada Platform Blogger.com

Highlight kata atau kalimat sub judul.
Klik Heading.
Platform Blogspot urutannya adalah:
- Judul = Header
- Sub judul = Heading
- Sub dari sub judul = Subheading
- Sub-sub-sub judul = Minor heading
Heading Pada Platform WordPress

Highlight kata atau kalimat sub judul.
Klik Penajukan 2.
Platform WordPress urutannya adalah:
- Judul = Penajukan 1/Heading 1
- Sub judul = Penajukan 2/Heading 2
- Sub dari sub judul = Penajukan 3/Heading 3
- Sub-sub-sub judul = Penajukan 4/ Heading 4
Kalau tidak dihighlight dan di klik heading tersebut, maka sub judul tersebut hanya dianggap sebagai paragraf, tidak muncul sebagai bagian dari keywords tadi.
Penutup
Sebenarnya kita diuntungkan dengan otomatisasi seperti itu. Mungkin hanya perlu membiasakan diri saja, klik sana-sini, bukan hanya menulis.
Nah, teman bloger, silakan menempatkan heading pada artikel blog.
Selamat menulis dengan lebih terstruktur …
Semoga bermanfaat.
Sumber: Photo by Plann: https://www.pexels.com/photo/woman-using-smartphone-and-laptop-4549414/
beruntungnya saya sudah menerapkan hal ini sejak nulis di blog saya niche finansial. saya sadar mbak, ga semua orang mau baca sampai habis, sebagian cuma butuh info pentingnya aja. dari itu saya nulis pakai heading dan subheading. diantara heading dan subheading yang mana pembaca merasa penting bisa fokus ke bagian itu yg dibaca saja
Iya…saya berusaha pakai heading juga. Gitu sih ya…orang maunya cepet², baca yang dibutuhkan saja.
Makasih ya sudah mampir…
Hihi… termasuk saya nih, suka membaca cepat dan mencari poin-poin pentingnya. Saya harus mulai terapkan hal ini juga di blog nih.
Sip. Ayooo bikin artikel blog yang kece…
Ini seperti materi training blog untuk pemula, keren dan bermanfaat sekali Mbak Hani sharingnya…
Saya nih yangsering kepanjangan nulisnya..:D
Saya malah kurang nulis yang berbunga-bunga nih…Hehe…
Saya baru belajar ngeblog. Tadinya main asal tulis aja, soalnya dulu sempet vakum ngeblog gara2 masalah teknis, alias gaptek yang bener2 bikin saya mutung. Tapi setelah baca ini, jadi semangat dan tercerahkan.
Suka banget sama bagian “selamat menulis dengan lebih terstruktur”.
Trims pencerahannya 😘🙏🏻
Siiip. Pokoknya terus update artikel saja. Semangat yaah…
Nah inilah mengapa aku belajar menulis pendek dan to the point, karena nggak banyak yang baca sampai kahir, kecuali curhat. Untuk H1, H2, H3 aku udah jalanain. Masih agak sering lupa kalau H4. Perlu pembiasaan memang.
Saya malah belum sampai tuh H4. Paling banter H3. Asa terlalu kaku kalo kebanyakan heading. Hehe…
Saya baru bunda..dan artikel ini bener bermanfaat dan saya baca gak 8 detik loh.. hmm next tulisan wajib ada heading apalagi blog saya belom TLD hmmm
Makasi bun sharingnya sangat sangat bermanfaat buat saya. Kalo bisa review tulisan saya yah bun masih kurang apa. Ditunggu BWnya bunda
Engga apa-apa belum TLD. Yang penting sering menulis dan update blog saja. Semangat yaaa…
Hhhmmm, ini sih penting banget buat saya yang masih belajar nulis di blog. Makasih banyak Mbak Hany materinya, keren pisaan. Semoga bisa segera dipraktekan.
Sama-sama. Makasih sudah mampir…
Manteep tulisannya mbak. Nyatanya sub-heading emang sepenting itu sebagai menandai hal – hal penting. Terima kasih sharingny mba, mengingatkan lagi biar makin terstruktur juga kalau nulis
Sama-sama Teh. Makasih yaa udah mampir…
Wah, baru ngeh ini. Sebagai newbie di dunia blogging, ini ilmu baru buat saya. Selama ini saya kalau nulis ya nulis aja. Heading tidak pernah diperhatikan. Terima kasih sharingnya teh Hani 😊.
Iya Mbak. Nanti terbiasa kok. Malah memudahkan…
Mantap tulisannya cocok banget buat diriku yg baru di dunia blog. Beneran deh baca itu enggak mau lama tapi cukup paham itu isi apaan. Tapi baca yg bergizi gini mah betah banget. Makasih mbak sangat manfaat nih buat penulis pemula.
Sama-sama. Nah…sekarang mulai menulis supaya pembaca pada betah deh…
Saya baca ini sampe selesai, Bun 🙂
Ngerasa sering melewatkan pengaturan heading dan sub heading, sih. Judul sub heading biasanya cuma saya bold, tidak di-highlight. Next, harus teratur dipraktikkan nih. Makasih udah ngingetin 😘
Tapi, kalau untuk nulis panjang, kok saya sreg-nya nulis panjang ya, Bun. Yaa mungkin ga dibaca sampe habis ma pemirsah, tapi rasanya kok lebih lega 😀
Sip. Konon malah bagus kok artikel panjang. Paragrafnya saja yang diatur jangan panjang. Happy writing…
Jujur saya baru ngeh soal ini lohh. Selama ini saya nulis di blog pribadi yang non TDL, hanya nulis judul yang sudah ada tempatnya.
Selebihnya saya perhatikan.
Terima kasih atas pencerahan Bu Hani.
Nanti saya akan belajar dulu yaa.
Bu hani, terima kasih banyak ilmunya. Walau sudah lama ngeblog, tapi saya jarang pisan ngulik teknis. Langsung praktek deh ini mah.
Sip. Asyik kok kalau sudah terbiasa…
keren, terimakasih sharing ilmunya mba Hani.. ini membantu banget buat saya yang masih pemula
Sama-sama. Happy writing
Aryikel bermanfaat nih secara saya blogger pemula. Thx ya mb infonya
Sama-sama Mbak Nyk. Makasih udah mampir…
Mantap banget tulisannya mbak, jadi paham saya, semoga terbiasa dengan membuat subjudul dan keyword
Iya sih saya juga kalau baca blog suka loncat-loncat gitu. Kalau artikel kepanjangan juga jarang baca sampai akhir.
Nah…bener dong kalau gitu penelitiannya. Udah habbit orang kalau baca artikel, maunya cepat…
Ma sya Alloh, terima.kasih infonya mba. Ini bermanfaat banget bagi pemula seperti saya hehhehe.
Sama-sama. Makasih sudah mampir…
inget diskusi di grup #NgeblogPro.
Ternyata, ulasannya di sini kumplit plus tutorialnya.
Makasih udah diingatkan, mba :*
Nah iyaa. Emang gara² trus keidean nulis artikel ini. Soalnya guru kita bolak-balik ngingetin..Hehe…
Sama-sama. Hehe…gara-gara suka gemes juga sih kalau BW. Temen² artikelnya pada panjang…
Baiklah. Mulai sekarang saya akan ngasih heading artikel. Masih belajar banget ini
sebagai blogger pemula informasi di atas sangat berguna khususnya untuk saya terimakasih mas
Hehehe, dulu pas masih awal-awal ngeblog, paling banter itu cuma ngasih heading 2 doang. Jadilah itu 1000 kata misalnya padat paragraf semua. Kadang kalo baca tulisan-tulisan lama suka geli-geli sendiri. Alhamdulillah beberapa tahun terakhir udah mulai disiplin pakai heading 3 dst. Makasih ulasannya teh.
Bener banget, Mba. Meski saya termasuk yang jarang sampai menggunakan H3, soalnya suka kelupaan :D. Saya setuju dengan penggunaan beragam heading ini. Soalnya, kadang saya juga suka baca skiming jadi berguna banget buat saya
Iya ya mba hani, biasanya saya melihat ini karena learning by doing. Kalo masih anak baru kayak saya, blog nya belum rapi. Tapi semakin sering baca tulisan kawan2, liat juga gaya tulisan kawan2, lama2 muncul deh kekhasan tersendiri dan kerapian dalam menempatkan heading
Penggunaan heading ini memang penting sekali, terutama dalam meningkatkan readability dan kenyamanan pembaca dalam mengonsumsi tulisan kita
Oh gitu toh, terima kasih atas infonnya di artikel mbak kali ini. Jadi lebih tau akhirnya dlm menulis
Wah ternyata penting juga ya dalam penempatan heading pada sebuah artikel blog. Aku baru ngeblog jadi belum begitu memperhatikan heading. baiklah untuk artikel selanjutnya mulai belajar untuk menerapkannya. terima kasih kakak atas penjelasannya
Pertama sih saya lihat statistik di Google Analytics data durasi baca pengunjung. Nah, dari situ baru dikira-kira setengah durasi itu bisa dimampatkan sama informasi yang dibutuhkan dan keyword yang disisipkan. Baru artikel setengah durasi sisanya bisa ditambahkan berupa pengembangan aja.
Karena pakai blogspot, saya gak begitu peduli dengan heading ini. Sebab di blogspot h1 udah ‘direbut’ sama judul. Kalo teknik heading dipakai, artikelnya kurang bagus tampilannya. Yang penting paragraf 1 yang berisi keyword terdeteksi sama Google, udah cukup.
Itu adalah PR seorang blogger, bagaimana caranya agar tulisan kita bisa diminati audiens sampai akhir artikel. Karena yang kita tahu minat baca orang Indonesia itu sedikit. Mereka lebih minat konten dalam bentuk video dibandingkan baca artikel.
Ok..ok.trims kk… di blogspot ada juga..tapi ga pernah memperhatikan ini gunanya apaan… terjawab sudah.
Saya simpen dulu… biar ada bahan latihan pelan2
Sedang belajar nulis di blog dengan sistem heading gini juga mbak, cuman ya masih belum terbiasa.
Hehehe sebagai blogger newbie akhirnya kumendapatkan ilmu tentang pentingnya heading dan cara membuatnya ini dengan tulisan yang ringan dari mbaknya 🙂 Insyaallah nanti akan kuterapkan pada blogpost yang baru dan yang lama akan kuedit huehehe. Soalnya selama ini ku jarang pake. Kalaupun pakai cuma di Bold aja hehehe. Makasih ilmunya mba Hani. Semoga aku nanti nulisnya bisa lebih terstruktur …
Iya kak kalo ada heading gitu jadi lebih nyaman dibaca. Runtut aja nikmatinnya. Kak, ss ya, ada beberapa yang aku ss untuk bahan belajar.
entah kenapa ya mbak aku daridulu lebih suka baca artikel yang listicle, hehe,, yang udah pasti wajib rapi heading, sub dan minor headingnya..
lbh nggak melelahkan dimata gtu
klopun yang berparagraf2 harusnya byk in spapsi enter aja. jadi gak satu paragraf punya byk sekali kalimat, itu melelahkan buat dibaca hehe
Heading –> H1 dan H2 serta H3?
Aku baru ngerasa penting dan perlunya heading juga baru sekian bulan yang lalu. Beneran membuat tulisan kita lebih rapi dan enak buat dirunut. Juga, dengan tambahan plugin Table of Content alias pembuat daftar isi, maka tulisan blog kita beneran enak buat dijelajahi.
Iya Kak. Sambil jalan saya suka cek artikel lama, trus dirapikan lagi.
Aku baru mulai sikit2 kak mengenai hal ini heading dan sub heading makanya kmrn agak kacau tulisannya Ya kak maklum baru 4 bulan belajar nulis blog kak makanya lagi mulai terapkan , semoga aku selalu semangat nulis ya kak ,makasih kak hanibatas pencerahannya.
Haha…iya gpp. Sama-sama belajar. Makasih sudah berkunjung…
Makin tercerahkan lagi saya. Emang sih selama ini sudah mulai menerapkan heading pada artikel, tapi tidak terlalu concern pada keywords. Mungkin saya harus lebih memfokuskan lagi pada keywordnya
Pelan-pelan saya juga masih berlajar. Makasih sudah berkunjung…
Heading dan sub heading ini sebagai salah satu trik juga ya buat para pembaca agar terus tertarik membaca sampai habis. Apalagi kalau artikelnya panjang sampai 3rb kata
Saya kalau baca juga pengennya yang cepet biar cepet selesai. Bahkan baca artikel lomba. Eh tapi kadang sampai berulang ulang sih buat cari tau kekuatan lawan saat lomba hihi
Saya masih bingung dengan headiing. Apakah itu berarti judul artikel? Sedangkan sub headiing merupakan urutan penjelasan? Aduh, ilmu blog saya cetek banget da belum pernah menulis buku. 😀
Saya biasanya memberi subheading pada beberapa penjelasan mengenai sesuatu. Kalau headiing saya pikir sudah termasuk dalam judul yang ada di bar untuk mengetikkan judul.
Beda template, beda nama saja sih Kak. Heading, itu judul bab. Sub-heading, itu judul ‘anak bab’. Kalau kita nulis artikel, bisa ada beberapa anak bab, supaya artikelnya engga kepanjangan. Nah tiap anak bab itu dikasih judul. Semoga menjelaskan…
Sepertinya penulisanku nggak teratur berkerangka seperti ini, perlahan masih belajar menulis tata urutannya biar enak dibaca dan berkesinambungan
Wah bermanfaat sekali artikel nya. Sy baca selama 8 menit bukan 8 detik. Hehehe. Karena newbie jd gak paham itu heading. Alhamdulillah. InsyaAllah akan langsung sy terapkan di blog
Terimakasih tulisannya kak Hani, dari kemaren saya gak faham faham tentang peletakan H1 H2 H3 H4, ketemu tulisan ini , mulai faham dan akan perlahan Saya terapkan ke blog saya juga