Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jawa Barat, pada hari Rabu, 11 November 2020 yang baru lalu, bertempat di Hotel Savoy Homann, Bandung, mengundang pegiat media sosial, para influencer termasuk blogger dan vlogger. Tujuan acara adalah untuk bersama-sama bijak bermedia sosial dengan tajuk “Medsos Silih Tulungan Jabar”, sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi di era adaptasi kebiasan baru ini.
Acara ini memang dihadiri oleh undangan terbatas, maksimal 50 peserta, untuk mengurangi risiko penularan virus Covid-19 yang masih melanda dunia. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Dosen Prodi Humas Fikom Universitas Padjadjaran, Centurion Chandratama Priyana dan influencer sekaligus model, Clara Kharisma. Sebelum sesi berbagi ini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadiskominfo) Jawa Barat, Setiaji, turut menyampaikan sejumlah wejangan melalui keynote speaker kepada para peserta yang hadir. Terutama berkaitan dengan maraknya hoaks yang dewasa ini membuat resah dan harus diperangi.
Sharing dari Clara Kharisma
Teman-teman, bagi pemirsa sinetron dan dunia hiburan Indonesia, pasti tak asing lagi dengan mbak cantik ini Clara Kharisma. Pemeran Madona di sinetron “Preman Pensiun” ini aktif di dunia hiburan dan mempunyai segudang talenta. Pada sesi presentasinya, Clara, yang juga sebagai influencer tentunya sangat faham, bagaimana bersikap. Itu sebabnya pada sesi sharing ini, ada adab perilaku content creator yang harus kita pegang teguh.
Berbagai riset menunjukkan pentingnya media sosial (medsos) ini, karena sebagai sarana komunikasi secara elektronik yang digunakan oleh penggunanya untuk berbagi informasi, ide, pesan pribadi, branding diri, dan sebagainya.
Nah, sebagai warganet (netizen) dalam komunitas media sosial, kita mau memosisikan sebagai pelaku medsos yang seperti apa?
Manfaat Media Sosial
Kemampuan beradaptasi
Perluasan jaringan pertemanan
Termotivasi
Meningkatkan kepedulian
Administrasi
Mendengarkan dan belajar
Berpikir dan perencanaan
Pengukuran
Berjualan
Persahabatan
Perkumpulan
Sumber ilmu
Di tengah perkembangan sosial media yang begitu pesat, keberadaan influencer marketing menjadi sangat penting untuk perkembangan bisnis. Influencer marketing adalah strategi pemasaran dimana brand berkolaborasi dengan influencer untuk meningkatkan brand awareness ataupun untuk membantu pemasaran produk dan layanan tertentu dari brand tersebut. Biasanya para influencer ini berasal dari berbagai macam platform seperti Instagram atau Youtube.
Nah, teman-teman sebagai influencer, kita harus tahu dampak negatif dari bermedia sosial yaitu:
Waktu terbuang sia-sia
Menambah biaya pengeluaran
Mengganggu kesehatan
Mengganggu konsentrasi belajar dan bekerja
Mengancam keamanan diri
Faktor keamanan tersebut lebih disebabkan data diri yang tersiar bebas, sehingga mudah dideteksi oleh orang-orang yang akan berbuat kejahatan.
Oleh sebab itu ada baiknya teman-teman cerdas bermedia sosial yaitu ikuti langkah-langkah berikut:
1.Menerima berita
2.Verifikasi kebeneran, bila tidak benar atau belum tentu benar, JANGAN DIBAGIKAN
3.Benar
4.Selanjutnya kalau benar, bermanfaat atau tidak untuk orang lain? Tidak bermanfaat atau hanya bermanfaat untuk diri sendiri? JANGAN DIBAGIKAN
5.Ya, bermanfaat
6.Bagikan
Sharing dari Centurion Chandratama Priyana, PhD
Sarin selanjutnya dari acara “Medsos Silih Tulungan Jabar” adalah sharing dari seorang dosen dari Prodi Humas Fikom Universitas Padjadjaran, Centurion Chandratama Priyana, PhD.
Beliau mengkritisi supaya kita menjadi warganet yang sadar literasi digital. Warga yang melek digital. Sebuah ilustrasi menggambarkan perbedaan cara berkomunikasi di era konvensional dan era digital. Kemudian ternyata dalam satu menit (60 detik), berbagai media sosial telah diakses oleh jutaan warga dunia. Mungkin saya dan kamu termasuk, nih.
Ada perubahan kebutuhan dasar kita sehari-hari. Kita seringa merasa kacau bila ketinggalan ponsel, tapi santai saja bila ketinggalan dompet. Termasuk lebih risau bila baterai ponsel habis daripada belum sempat makan.
Perubahan prioritas ini tentunya membuat hubungan kita dengan media sosial seolah tak terpisahkan. Untuk itu pak Priyana membagikan tips menjadi netizen yang cerdas.
Menjaga Jejak Digital
Cara untuk menjadi netizen yang cerdas adalah hati-hati dengan jejak digital kita.
Teman-teman, pernah tidak googling nama sendiri portal-portal website? Dari sana akan terlacak kita pernah berselancar ke mana saja, misalnya:
Postingan di media sosial
Pencarian di google
Tontonan Youtube
Pembelian di marketplace
Jalur ojek online
Games online yang dimainkan
Apps yang diunduh
Musik online yang diputar
Situs web yang dikunjungi
Dan lain-lain
Teman-teman, tahu tidak bahwa jejak digital kita sulit dihapus di dunia maya? Kalaupun foto perilaku tak pantas yang pernah kita lakukan sudah sempat dihapus, bisa saja ada orang jail yang mengcapture (direkam). Nah, hal-hal seperti inilah yang harus kita jaga, jangan sampai salah langkah.
Terutama yang harus kita jaga adalah data pribadi.
Perlindungan Data Pribadi
Berikut adalah data-data pribadi apa saja yang harus hati-hati disebarluaskan di dunia maya, yaitu:
1.Nama Lengkap (foto KTP)
2.Aktivitas di media sosial, termasuk foto-foto yang diunggah
3.Alamat rumah
4.Catatan hukuman atas tindak pidana
5.Rekam media/ kesehatan
6.Agama/ kepercayaan
Data-data tersebut rawan terkena tindak kejahatan/ kriminal atau terkena perilaku diskriminasi dari warganet yang iseng atau tidak suka dengan perilaku kita di media sosial.
Pastikan data kita memang kita berikan kepada pihak yang betul-betul kita percaya atau memang ada pernyataan tidak akan menyebarluaskan data tersebut.
Pastikan bila kita akan mengunggah sesuatu apakah ada Perlindungan Privacy atau tidak.
Beberapa media sosial menyediakan fitur tersebut, jadi tinggal diatur saja sesuai keperluan kita. Pastikan membaca dengan benar tawaran atau ajakan di media sosial dan jangan sembarang KLIK.
Lawan Cyberbully
Faktor tak kalah penting lainnya kala bermedia sosial adalah melawan cyberbully.
Apa itu cyberbully (perundungan siber)?
Sebuah perilaku yang melecehkan ataupun merendahkan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja, yang dilakukan melalui media digital (cyber).
Dapat dilakukan melalui pesan singkat, email, blog, media sosial, atau halaman web untuk mengganggu, mempermalukan, dan mengintimidasi.
Bentuknya bermacam-macam, seperti menyebarkan isu-isu palsu, memposting foto-foto memalukan, pelecehan seksual, ancaman, hingga tindakan yang berbuntut pemerasan.
Ternyata bentuk cyberbully bermacam-macam dan lumayan banyak. Contohnya adalah:
1. Flaming, mengirim pesan berapi-api ke seseorang.
2.Online harassment, pelecehan berkali-kali dengan mengirim pesan/ gambar hinaan, meyerang, dan menyakiti hati melalui email atau pesan teks.
3.Denigration, fitnah, berupa pernyataan merugikan, tidak benar tentang seseorang yang dikirim secara online.
4.Impersonation, peniruan, berpura-pura menjadi orang lain dengan membobol akun orang yang menjadi korban, kemudian melakukan tindakan tidak terpuji sehingga merugikan orang lain.
5.Outing and trikery, menyebarkan rahasia, meneruskan pesan atau gambar pribadi untuk keperluan menipu atau mengungkap rahasia dan informasi memalukan.
6.Exclusion, pengucilan atau secara sengaja mengucilkan atau mengeluarkan seseorang dari grup online.
7.Cyber stalking, penguntitan, berkali-kali mengirim pesan yang mengandung ancaman atau aktivitas online lainnya yang menimbulkan ketakutan.
Nah, banyak juga ya jenis-jenis perundungan siber ini.
Penting bagi kita sebagai warganet untuk menghindari dari perbuatan yang mengarah menjadi perundungan siber tersebut. Apalagi bila ada orang yang tidak suka, padahal awalnya kita hanya becanda saja.
7 Tips Mencegah Cyberbullying
1.Jangan merespon dan jangan membalas aksi pelaku.
2.Adukan pada orang yang paling dipercaya. Bisa keluarga, pihak berwajib, dan lain-lain.
3.Segera blokir akun medsos pelaku.
4.Selalu berperilaku sopan di dunia nyata maupun dunia maya. Gunakan jejaring sosial atau situs-situs pribadi seperlunya.
5.Simpan semua bukti dan laporkan kasus tersebut ke pihak berwenang.
6.Cek keamanan password dan jangan berikan ke siapapun.
7.Jangan gampang percaya dengan berita atau kabar yang tidak jelas asal-usulnya.
Nah, itulah tips untuk mencegah cyberbullying.
Sharing dari dua narasumber ini sangat padat dan berisi nih, teman-teman. Bahkan pak Priyana masih melengkapi sharingnya dengan menghindari dari berita hoax. Tahu sendiri kan, sejak beberapa tahun terakhir ini negara kita seolah terbelah dua. Ada yang karena masalah politik, kemudian juga berita tentang Covid-19, dan banyak berita-berita lain, yang sebetulnya adalah hoax.
Oleh sebab itu sangat diperlukan cek dan ricek terlebih dahulu dalam peran warganet agar bijak bermedia sosial. Sesuai dengan tajuk Medsos Silih Tulungan Jabar, yaitu agar warga Jawa Barat saling tolong-menolong dalam bermedia sosial.
Semoga bermanfaat.
wah bahasannya sangat bermanfaat ya 😀 terimakasih atas sharingnya kak
Wah iya nih, harus sering ada acara seperti ini, supaya bener-bener paham dan bijak dalam menggunakan media sosial.
Sebetulnya media sosial itu menurutku banyak manfaatnya, kalau digunakan dengan tepat.
Nah edukasi yang kayak gini nih harusnya bener-bener diterapkan agar bisa bersosial media dengan baik dan bijak, bukan menjadi hal-hal yang negatif.
Semoga kita semua bagian dari menggunakan sosial media dengan tepat yaa.
Medsos bisa jadi kawan atau lawan, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Makanya perlu disosialisasikan kepada masyarakat tentang rambu-rambu dalam bermain sosmed. Acara seperti ini harus rutin diadain ya
Mungkin kita bisa bijak dalam ber medsos..ketika ada berita yang gak akurat stop dikita..karena bisa jadi itu hoax..namun ada juga teman sendiri…asal share giliran diingatin bahwa itu gak jelas beritanya…eeh malah saya di block? pengen banget orang yg kek gitu suruh ikut seminar seperti ini ..biar kebuka pikirannya
Hal yang jarang kita lakukan adalah pada tahap “apakah pesan itu bermanfaat untuk orang lain” lalu kita share begitu saja. Padahal hanya bermanfaat untuk diri sendiri. Ya, ini menjadi sebuah pengingat bagi aku Kak Hani, supaya lebih cerdas dalam bermedsos. Trims alot.
waah kece banget nih warganya. kudu banget sih ngejaga jejak digital untuk tetap baik dan santun. Itu yang saya lakukan sampe sekarang karena susah buat ngapus kalo udah di screen shoot hehehe
Kok ngeri ya soal isu cyberbullying ini mbak.
Tapi ngeri lagi kalo jejak digital kita malah digunakan oleh orang² tidak bertanggung jawab ?
ah benar sekali mbak, penggunaan media sosial harus secara bijak..
sekarang ngeri euy, kan ada uu ITE juga….jadi saring sebelum sharing gitu ya mbak prinsipnya
Karena aku udah nggak pernah nonton sinetron, jadi nggak tahu siapa itu Clara Charisma. Wkwkw.
Soal cyber bullying ini banyak orang yang tanpa sadar melakukannya. Kadang dengan dalih membela sesuatu hal. namun ternyata masuk ranah bullying yang tanpa disadari oleh mereka.
Maka benar banget kalau kita ini kudu pintar menghindari hoax ya
Wah aku pikir Lisa Blackpink itu ternyata mbak Clara Kharisma. Iya juga ya mbak, foto atau status yang terunggah ke medsos meskipun kita hapus kalau ada yang iseng bisa aja kesebar lagi :(. Setuju medsos banyak manfaat tapi juga banyak toxic-nya kalau gak hati-hati. Harus rajin saring sebelum sharing. Makasih udah share cara untuk lawan cyber-bully nya di sini 🙂
Kadang galau juga kalau mainan medsos. Apalagi aku hobinya upload foto, heuheu. Trus kalau isi form-form gitu kan selalu alamat lengkap dan no HP. Jadi kayak udah nyebar personal data aja. Tapi gimana lagi, kadang juga buat kerjaan. Semoga yang nyimpen data amanah aja dah.
Wah sanagt bermanfaat, terimakasih ilmunya.. Media sosial bagai pisau bermata dua, tergantung siapa penggunanya dan tujuannya apa
Ga bisa dipungkiri. Pandemi Covid 19 ini paling banyak berita hoaksnya yang beredar di masyarakat. Sangat perlu sekali kegiatan semacam ini untuk menjadi pencerahan dan bagian dari kampanye anti menyebarkan informasi bohong atau hoaks kepada masyarakay