Lagu apa yang paling saya ingat selain lagu Indonesia Raya?
Sepertinya lagu anak-anak dari masa ke masa, seperti Balonku, Lihat Kebunku atau Cicak. Lagipula lagu anak-anak dari masa ke masa ini memang sedang diperdengarkan berulang-ulang. Siapa lagi kalau bukan untuk cucu saya.
Ketika [Weekly #4] Blog Challenge nya Ratri Anugrah temanya adalah “5 Songs You Like Right Now”, saya bingung.
I dont have any idea kind of songs.
Pertama, sejak muda jarang hafal lagu-lagu, sampai selirik-liriknya.
Zaman saya muda, musimnya lagu The Beatles atau Rolling Stone. Kalau lagu Indonesia, mungkin setara dengan Betharia Sonata, yang dibully lagu cengeng atau menye-menye.
Lagu Indonesia abadi mungkin lagu-lagunya Koes Ploes atau meningkat lagi ke Chrisye.
Ampun Mak, mereka itu udah Mbah-mbak atuh deh.
Kedua, saya tidak bisa menyanyi. Lagu-lagu yang saya dengarkan bila saya di depan komputer seperti sekarang ini adalah lagu piano klasik.
All of them, solo piano, four hand duet, duo piano, or piano concerto. Jari-jari bisa lancar ketak-ketik bila mengetik sambil mendengarkan classical piano.
You should try it at home…
Saya bahas lagu anak saja deh. Kayaknya saya hafal lebih dari 5 lagu.
Lagu anak dari masa ke masa, ga ada matinya itu, enak didengar, syairnya sederhana dan mudah diingat.
Lagu anak dari masa ke masa itu yang seperti apa? Yaitu lagu anak yang masih diingat dari dulu sampai sekarang.
Ketika saya kecil menyanyikan lagu tersebut, saya ajarkan ke anak-anak saya. Sekarang giliran anak saya yang mengajarkan ke anaknya.
Membahas tentang lagu anak tidak lepas dari penciptanya.
Tidak semua orang tahu pencipta lagu anak. Seringkali bila dikutip, maka dituliskan NN, artinya no name. Padahal kalau kita sedikit meluangkan jari kita untuk klik google, akan diketahui nama-nama pengarangnya.
Pengarang lagu anak yang saya suka adalah AT. Mahmud dan Bu Soed.
AT. Mahmud yang nama aslinya Abdullah Totong Mahmud (1930-2010) dikenal sebagai maestro pencipta lagu anak.
Sosok asli Palembang ini mendedikasikan hampir seluruh hidupnya menciptakan lagu anak. Sudah 500 lagu yang beliau ciptakan diawali sebelum beliau menjadi guru di Sekolah Guru Taman Kanak-kanak.
Perhatiannya pada anak-anak dan dunia anak menginspirasi beliau menciptakan lagu anak yang syairnya sederhana dan mudah diingat. Biasanya ide muncul dari kejadian sehari-hari kemudian dituangkan dalam lagu.
Contohnya, lagu Ambilkan Bulan Bu, terinspirasi ketika putri AT Mahmud menggandeng tangannya ke luar rumah dan menunjuk bulan.
Pak, ambilkan bulan”.
At Mahmud yang semula bingung, kemudian menuangkannya dalam syair lagu, seperti ini:
Lirik lagu Ambilkan Bulan Bu
Ambilkan bulan Bu,
Ambilkan bulan Bu,
yang slalu bersinar dilangit
Dilangit bulan benderang
Cahyanya sampai ke bintang
Ambilkan bulan Bu
Untuk menerangi,
tidurku yang lelap
Dimalam gelap
Sederhana bukan? Hanya gara-gara bulan.
Begitu pula dengan lagu “Pelangi” salah satu ciptaan beliau, hanya gara-gara putranya teriak “Pelangi!
Bahkan AT Mahmud juga menciptakan lagu untuk putrinya Emil Salim, yang merupakan sahabat beliau semasa kecil. Lagu berjudul Oh, Amelia, menggambarkan sang Putri, sebagai gadis cilik lincah nian, tak pernah sedih, riang selalu sepanjang hari.
Lagu anak memang idealnya menggambarkan kejadiaan sehari-hari yang dialami oleh anak, dimana mereka tumbuh ibaratnya kertas putih yang akan ditulis dengan informasi yang baik-baik.
Bagaimana dengan lagu anak-anak masa kini?
Banyak pembahasan bagaimana Indonesia sekarang krisis lagu anak.
Zaman berubah, kehidupan anak-anak sekarang rupanya tidak seceria anak-anak yang dituliskan AT Mahmud dalam syair lagu-lagunya.
Anak-anak sekarang banyak yang berada dalam keluarga yang kurang harmonis.
Lingkungan pergaulan anak terimbas oleh informasi kebebasan dari lingkungan keseharian mereka, yang tidak seluruhnya bahagia.
Ditambah dengan informasi dari dunia maya yang ditiru secara utuh tanpa upaya menyaring yang posotif saja.
Sebuah lagu yang baru-baru ini viral dan mendapat perhatian dari KPAI, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan menyatakan prihatin karena lagunya dinyanyikan oleh anak, serta refrainnya dinyanyikan oleh beberapa anak-anak.
Syair lagunya menceritakan tentang seorang anak yang galau karena perilaku ayahnya yang menduakan dan melakukan kekerasan pada ibunya.
Kebetulan lagu berjudul “Lelaki Kardus” ini dinyanyikan oleh seorang anak bernama Nova Rizqi Romadhon. Banyak komentar, bahwa lagu ini tidak pantas dinyanyikan oleh seorang anak.
Sayangnya, ibu sang anak bahkan membela anaknya menyanyikan lagu yang menghebohkan ini, karena menuru si Ibu, itu menggambarkan kejadian sebenarnya.
“Memangnya kenapa?”
Begitulah kita sekarang ini, memangnya kenapa? So What?
Yang belum tahu syairnya seperti apa.
Inilah lirik lagu Lelaki Kardus:
Bapakku kawin lagi
Aku ditinggalin
Aku sakit hati
Ibuku diduain
Ibuku minta cerai
Tapi dipukulin
Bapakku pengkhianat
Ibuku dibohongin
Lelaki kardus
Lelaki karpet
Lelaki kencrot
Lelaki bangkrut
Lelaki m**cret
Lelaki karbet
Lelaki b***sat
Lagunya bergaya qasidahan. Saya pernah mendengar sekali, ada yang menshare di grup WhatsApps.
Mau dicari di youtube sudah tidak ada. Jadi bagi yang belum pernah mendengar agak sulit untuk membayangkan.
Sumber:
Inilah Lirik Lagu “Lelaki Kardus” yang Dinilai Tak Pantas
ah iya tuh, lelaki kardus
duh, piyeeee toh, saya pun gagal paham
Iya Bu. Ga mudah membuat lagu anak. Tapi yaa…jangan sembarangan juga ya. Makasih sudah mampir…
Kasihan anak anak sekarang mbak, minim lagu anak . Ya, seperti contoh diatas lagunya, mungkin karena perkembangan anak sekarang dan penciptaan lagu anak yang sedikit. Menurutku lagu itu lebih menunjukan Kalo ibunya yang menghalalkan anaknya. Karena anak anak adalah dunia anak, tidak mengerti dengan orang dewasa alami. Terkecuali orang dewasa yang curhat ke anak anak.#prihatin
Kalo aku bisa ciptain lagu, dah tak buat lagu anak yang banyak dan sesuai untuk semuanya#hahaha #ngayaldulu
Iya ya Mbak. Masalah ortu, anak kebawa-bawa. Hehe…saya juga ga bisa bikin lagu anak. Makasih yaa sudah mampir…