Artikel saya sebelumnya adalah tentang Remote Working, yaitu pilihan bekerja jarak jauh bagi karyawan, terutama perempuan. Remote Working agak berbeda dengan freelancer yang tidak terikat pada suatu instansi atau perusahaan tertentu. Tapi, dua-duanya bisa dilakukan dari mana saja. Paling mudah ya dari rumah.
Dalam bayangan kita, kan, kerja di rumah, tidak perlu kemana-mana, jadi menghemat biaya transport. Tetapi, kenapa kerja di rumah, kok malah boros?
Kalau begitu, sepertinya ada yang salah dengan perencanaan keuangan keluarga.
Pengelola keuangan keluarga memang gampang susah. Sudah sering kita dengar, keluhan besar pasak daripada tiang. Pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Ternyata kita sendiri yang tidak mengelola dengan cermat, ada pos-pos yang harusnya tidak perlu, tetapi tanpa sadar kita membelanjakan di sana.
Untuk itu baiknya kita susun lagi pos-pos perencanaan keuangan keluarga.
1 – Belanja Sehari-hari
Bagi ibu bekerja, biasanya sebelum berangkat kerja, menyiapkan bekal untuk makan siang anggota keluarga. Kemudian diri sendiri, ada kemungkinan makan di kantin kantor. Atau ada kantor yang menyediakan juga makan siang atau uang makan.
Tetapi ketika kerja di rumah, gaya hidup pun terpengaruh. Karena tetap disibukkan urusan pekerjaan secara komunikasi jaringan, maka memilih pesan makanan melalui aplikasi.
Sudah tahu kan, pesan makanan melalui aplikasi menunya itu-itu lagi. Selain itu karena ada iming-iming promo dan diskon, kita jadi membeli lebih banyak daripada seharusnya.
Akibatnya makanan sisa, atau kita jadi makan terlalu banyak. Mungkin perlu penyesuaian dengan membuat susunan menu sehari-hari yang bisa dimasak cepat.
2 – Biaya Komunikasi dan Internet
Biasanya bagi pekerja kantoran, internet bisa memakai wifi kantor. Selain mengerjakan pekerjaan kantor, kita pun bisa berselancar mengerjakan hal-hal lain. Tetapi bila kita kerja di rumah, biaya komunikasi dan internet menjadi pengeluaran tersendiri. Bisa-bisa kita pun harus memasang wifi di rumah, lengkap dengan sinyal penguat dan berbagai program entertainment lainnya.
Akhirnya kita masuk ke sebuah lingkaran baru, yang bila tidak hati-hati akan menguras kantong. Tahu sendiri kan, iklan entertainment di rumah, berupa home movie dan lain-lain begitu menggoda.
3 – Bersosialisasi
Banyak artikel yang membahas, bahwa kelemahan kerja di rumah adalah kita jadi kekurangan teman di dunia nyata. Teman-teman kita terhubung melalui media sosial atau video call. Seringkali yang dibahasa dalam berkomunikasi pun sekitar pekerjaan saja. Ada benarnya juga, sih.
Untuk mengimbanginya maka beberapa individu memilih hang-out atau ketemuan dengan teman lama. Bisa berupa acara reuni, arisan, play-date, atau spontan saja jumpa darat. Tempat-tempat ketemuan seperti ini seringnya yang dipilih adalah café, restoran yang ada area bermain anak, dan sebagainya. Nah, gimana coba tidak boros, bila kita sering-sering kumpul bareng di tempat-tempat hips tersebut.
Sosialisasi tidak hanya jumpa teman lama, tetapi bisa juga menjalin pertemanan dengan teman-teman baru. Misalnya grup jalan-jalan.Bagus juga membuat hidup jadi seimbang, tidak melulu kerja, tetapi juga belajar hal baru dengan mengunjungi tempat baru.
Pilihan seperti ini harus diperhatikan dari kemampuan finansial kita. Jangan sampai karena ketagihan jalan-jalan, kita lalu berhutang demi jalan-jalan. Beberapa travel agent online bahkan menawarkan pilihan membayar belakangan.
Agar Tidak Boros
- Membuat pos anggaran dengan lebih teliti
- Kurangi instant buying atau membeli karena tertarik promo/ diskon
- Banyak-banyak membuat segalanya sendiri, termasuk masakan sehari-hari
- Manfaatkan waktu sebaik-baiknya
- Menggunakan kuota internet seefektif mungkin
Nah, teman-teman itulah kira-kira yang harus diperhatikan bila kita ingin kerja di rumah tanpa boros. Semoga rizki lancar ya…
Bandung, 8 Maret 2020
2 pemikiran pada “Kerja Di Rumah, Kok Malah Boros?”