Mendengar atau membaca kata keris, mungkin membayangkan sebagai senjata zaman dulu yang ada di kisah raja-raja. Atau keris adalah pelengkap busana pria yang dipakai pengantin Jawa. Tidak salah-salah amat sih untuk yang terakhir. Mungkin karena kita sering melihat keris hanya sebagai pelengkap busana. Tahukah teman-teman, bahwa keris masuk ke dalam Intangible Cultural Heritage (warisan budaya non bendawi) dari UNESCO? Selain batik, ternyata keris juga termasuk dalam daftar sejak tahun 2005. Menurut Wikipedia, Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dan dikenal di Indonesia bagian barat dan tengah. Simak kunjungan saya ke Museum Keris Nusantara di Solo.
Berkunjung ke Museum Keris Nusantara
Di Solo ada sebuah museum bernama Museum Keris Nusantara. Museum ini tak jauh dari Stadion R. Maladi Sriwedari dan diresmikan sejak 9 Agustus 2017 oleh Presiden RI Joko Widodo.
Gedung ini terdiri dari 4 lantai dan orientasinya tidak langsung menghadap ke jalan, sehingga pengunjung yang datang harus masuk terlebih dahulu ke area Museum.
Ketika saya berkunjung ke sana, tempat penjualan karcis tidak di dalam gedung tetapi di bangunan kecil di seberangnya. Sepertinya merupakan bagian dari kantor. Waktu itu saya datang seorang diri di pagi hari dan tiket dilayani oleh seorang ibu. Harga tiket dewasa hari biasa Rp 7.500,-

Untuk masuk ke gedung Museum Keris Nusantara, naik tangga menuju teras lebar desainnya mirip pendopo dilengkapi patung kala di kanan-kiri bangunan. Di dinding teras ada piagam yang menunjukkan bahwa keris termasuk UNESCO Intangible Cultural Heritage dan piagam peresmian gedung.
Masuk ke dalam kita sampai ke Lobby yang cukup luas, tampak core lift menjulang ke atas yang terletak di tengah bangunan. Ruang lobby lift berhadapan dengan tangga yang terletak di bagian belakang gedung. Saya memilih naik lift hingga ke lantai 4, kemudian nanti turun tangga ke tiap lantai.

Ruang Pamer
Museum Keris Nusantara terdiri dari 4 lantai tiap lantai ada nama-namanya dengan fungsi berbeda.
Lantai 1 atau Wedharing Wacana merupakan Pintu Utama, Loket, Informasi, Kantor, dan Ruang Audio Visual. Ruang audio visual hanya difungsikan bila ada pengunjung rombongan berjumlah sekitar 25 orang. Sehingga saya yang datang sendirian tidak bisa melihat pertunjukkan film berdurasi sekitar 20 menit.
Di lantai 1 ini kita bisa membaca dan mempelajari serangkaian informasi tentang senjata dari seluruh dunia, nama-nama dan peta wilayahnya. Pada bagian infografis keris diuraikan tentang anatomi keris yang terdiri dari hulu atau pegangan keris, , wilah atau bilah keris, dan warangka atau sarung keris.



Lantai 2 Purwaning Wacana terdapat Ruang Pamer, Ruang Bermain Anak, Ruang Restorasi Keris, dan Perpustakaan. Di Ruang Pamer di pajang berbagai keris hasil koleksi masyarakat yang dititipkan atau dihibahkan ke Museum. Salah satunya adalah keris dari Presiden Joko Widodo. Selain itu dipamerkan juga persenjataan lain berupa tombak dengan yang tiap tombak diberi nama.




Lantai 3 Cipta Adiluhung terdapat Ruang Diorama dan Rest Area. Ruang Diorama disusun patung-patung yang memperagakan cara membuat keris, berbagai sesaji, dan manekin pria yang menggunakan busana Jawa. Serta Lantai 4 merupakan Ruang Kreativitas dan Storage.
Untuk menambah kesan kita dapat mendengarkan gending gamelan Jawa ketika berkunjung ditambah pula wewangian dupa.
Fungsi Keris dalam Filosofi Masyarakat Jawa
Bagi masyarakat Indonesia senjata tajam yang dikaitkan budaya mempunyai ciri sesuai masing-masing daerah. Misalnya di Aceh ada rencong, badik dari suku Bugis, kujang dari tanah Sunda, kedutan bagi masyarakat Bali, dan nama-nama dan bentuk lain.
Keris memang lebih kental berkaitan dengan tradisi masyarakat Jawa. Bahkan ada filosofi tersendiri berkaitan dengan keris tersebut. Ada lima hal yang berkaitan dengan filosofi pria Jawa, yaitu: Curigo, Wismo, Turangga, Kukilo, dan Garwa.
Curigo adalah senjata. Dulu curigo sama dengan keris. Keris juga dinamakan ageman, sesuatu yang dipakai, seperti halnya baju. Oleh sebab itu pembuatan keris ada ahlinya yang menyandang gelar Empu (Mpu). Sering dikisahkan dalam legenda Mpu Gandring, pembuat keris pesanan Ken Arok yang berakhir tragis. Lalu Mpu Sendok, raja Mataram Hindu terakhir.
Wismo berarti rumah, turangga berarti kuda (tunggangan), kukilo peliharaan, dan garwa adalah sigaran jiwa berarti belahan jiwa berarti istri.
Zaman sekarang filosofi pria Jawa tersebut sepertinya tidak terlalu hilang juga, hanya bergeser ujudnya saja. Misalnya curigo bila dikaitkan dengan senjata, sekarang senjata tidak berupa keris, tetapi bisa ilmu pengetahuan, skill, dan lain-lain, yang membuat si Pria menjadi berarti.
Wisma ya tetap rumah, pria mapan ya yang mempunyai rumah. Sedangkan turangga sudah bergeser menjadi kuda bermesin, yaitu motor atau mobil. Kukilo, peliharaan pria Jawa zaman dahulu adalah burung perkutut. Itu sebabnya perkutut standar tertentu amat mahal. Untuk zaman sekarang peliharaan bisa berarti hobby atau hal lain yang membuat hidup seimbang. Garwa, sigaran jiwa ya berarti istri.
Tahap Pembuatan Keris
Pada infografis di lantai 1 Museum ada penjelasan bahwa keris terdiri dari hulu atau pegangan keris, wilah atau bilah keris, dan warangka atau sarung keris. Ternyata proses pembuatannya melalui tahap-tahap yang cukup rumit.
Bilah Keris
1 – Memilih Logam dan Menempa
Untuk membuat wilah atau bilah keris harus dipilih logam yang sesuai. Ada dua macam logam yang digunakan yaitu logam besi dan logam pamor. Logam pamor berbeda-beda tiap Mpu, karena mereka mempunyai pilihan campuran yang dirahasiakan. Konon ada yang memakai batu meteorit, dipercaya mengandung titanium yang tinggi. Lalu ada yang menambahkan nikel, kobalt, perak, timah putih, kromium, antimonium, atau tembaga.
Bahan-bahan tersebut dipanaskan hingga berpijar lalu ditempa berulang-ulang, termasuk menyisipkan logam pamor yang sesuai hingga terbentuk bentuk dasar dan ukuran yang sesuai, apakah akan dibentuk lurus atau menambahkan luk.
Luk adalah bentuk lekuk-lekuk atau kelokan pada keris. Jumlah luk tersebut dihitung dari pangkal keris sisi yang cembung, seberang-menyebarang hingga ke ujung keris. Bilangannya selalu ganjil, paling kecil tiga dan terbanyak 13 (tigabelas).
2 – Pembuatan Ornamen Keris
Tahap ini membuat ornament berupa ukiran dan menambahkan hiasan lain sehingga menambah keindahan keris. Itu sebabnya pembuatan keris tidak sebentar. Seringkali juga dilengkapi dengan ritual-ritual tertentu.
3 – Penyepuhan Keris
Penyepuhan adalah melengkapi keris sehingga tahan karat. Penyepuhan dilakukan dengan menambahkan campuran belerang, garam dan perasan jeruk nipis. Bisa juga dengan memijarkan keris lalu dicelupkan dalam cairan air garam atau minyak kelapa.
Adakalanya pada saat penyepuhan juga ditambahkan werangan dan minyak pewangi. Beberapa informasi, werangan adalah arsenic, bahan kimia beracun.
Hulu Keris
Setelah bilah keris selesai, masih ada elemen keris lainnya yang juga perlu waktu dan ketrampilan membuatnya, yaitu hulu keris dan sarung keris.
Hulu keris bisa menjadi penanda asal-usul suatu daerah di mana senjata tersebut dibuat.
Misalnya rencong Aceh, hulu rencong berbentuk kepala burung. Begitu pula daerah Riau, Palembang, Sambas, Kutai, Bugis, dan lain-lain. Keris Bali berujud dewa, pedanda, penari, dan lain-lain. Begitu pula keris Jawa, bentuk ukirannya bisa bermacam-macam.
Bahan baku hulu keris rata-rata terbuat dari kayu, tetap ada pula yang terbuat dari gading, tulang, atau logam.
Sarung Keris

Warangka atau sarung keris merupakan bagian yang paling terlihat karena sebagai pembungkus badan keris. Umumnya terbuat dari kayu, misalnya jati, timoho, cendana, atau kemuning. Bagian luarnya dibungkus lagi dengan selongsong yang justru menunjukkan status sosial tertentu. Misalnya selongsong tersebut terbuat dari logam kuningan, suasa, perak, emas, bahkan bertatahkan intan berlian.
Bagi sebagian masyarakat, keris tidak lagi digunakan sebagai senjata tetapi bermakna spiritual. Bahkan pada peta yang dipajang di ruang tangga, tampak bahwa penyebaran keris di Asia Tenggara tersebar hingga ke Filipina dan semenanjung Malaysia. Oleh sebab itu Mpu yang ahli pembuat keris pesanan tersebut masih ada hingga sekarang. Keris menjadi warisan budaya tak benda karena didasarkan pada nilai tak kasat mata yang ada pada sebilah keris. Misalnya aspek filosofi, simbol, kesejarahan, tradisi dan lainnya yang tak dimiliki senjata tajam lain dari seluruh dunia.

Alamat Museum Keris Nusantara:
Jl. Bhayangkara No.2, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57141
Jam buka:
Minggu pukul 09:00 – 13:00
Senin tutup
Selasa – Kamis pukul 09:00 – 15:00
Jumat pukul 08:30 – 11:00
Sabtu pukul 09:00 – 15:00
Sumber: budayajawa(dot)id/makna-laki-laki-sejati-dalam-filosofi-jawa/
Bandung, 12 Februari 2020
Museumnya kupikir akan tampak sedikit horor. Tapi, ternyata bangunannya sudah modern dan jauh dari kesan horor. Maklum, keris masa kini selalu dikaitkan dengan hal klenik jadi setiap mendengar namanya, otak langsung mengolah sesuatu yang mistis. Tapi, di sini justru Keris jadi berbeda. Lebih gagah.
Agak² mistik sih…pas berada di ruang manekin dan diorama cara membuat keris. Mana ada gending Jawa dan bau dupa. Secara….aku engga terlalu suka diorama juga. Haha…takut gerak….
Keris itu dekat banget dg hal-hal yang berbau mistis.
Apalagi kalau usia kerisnya udah lama. Kira-kira rasa disana gimana mbak? Apa adavritual khusus buat dipamerkan??
Ada ruangan tertentu yg aku engga berani ber-lama² sih. Padahal posternya banyak. Aku seneng bacain satu²…
Senjata tradisional Jawa yg legend bangetttt ini. Masih ingat dulu suka nonton film-film di TPI, kayak Singgasana Bramakumbara, dll. Tokoh-tokoh utamanya suka pakai senjata keris. Kakaka. Ketahuan umurnya. Ada berapa jumlah keris yg ada di sana mba?
Wah….datanya blm tahu. Waktu itu krn masih baru, masih sedikit sih. Kan koleksinya sebagian besar hibah dari masyarakat…
Waduh …. sewaktu berkunjung ke teman kuliah di solo tidak diajak berkunjung ke museum keris. Ternyata menyimpan banyak sekali warisan benda bersejarah yang luar biasa.
Engga semua tertarik ke keris sih Ayah Andi. Atau belum buka waktu itu. Masih baru museumnya…
Bukan seorang Jawa tulen tapi punya keturunan jawa, jadi menarik ingin melihat berbagai kearifan lokal jawa terutama keris. Museum keris ini harus jadi salah satu destinasi wisata tujuan nih biar aku bisa lebih paham lagi tentang keris, kan bisa jadi bahan obrolan nanti dan menambah pengetahuan tentang salah satu warisan budaya nusantara
Ada yg bilang, keris bisa diberdirikan, lalu dikaitkan dng hal² mistis. Padahal ilmu fisika biasa, struktur keris simetris jadi bisa
Lengkap banget A to Z tentang keris Mba Hani. Saya yang orang Sumatera jadi paham. Oh ya, tentang ritual, dulu saat saya kecil saya pernah lihat keris terbang Mba. Tadinya saya gak tau benda apa yang terbang itu, tapi dikasih tau sama tetangga yang Jawa, kalo itu keris terbang
Ckck luar biasa ternyata ya makna filosofis dari sebilah keris. Menarik sekali tentang Curigo itu, mbak Hani…sekarang senjata tidak berupa keris, tetapi bisa ilmu pengetahuan, skill, dan lain-lain, yang membuat laki² menjadi lebih berharga yaa
Saya menyompan keinginan kuat untuk datang ke Museum Keris di Surakarta. Pengeeen banget. Surakarta dan Yogyakarta, dua kota yang saya akan di sana beberapa hari khusus untuk berburu data lama. InsyaAllah
Baru tau ada museum keris, btw ini musim terima hibah keris ga ya? Krna dirmh ada peninggalan keris bersejarah drpda ga terawat mau tak hibahkan saja ke museum itu jg klo museumnya Nerima ..
Nerima Mbak. Justru yg dipamerkan itu keris² hibah dari masyarakat…
Wah perpaduan modern & sejarahnya keren banget ya mbak, btw ini museum baru ya? Saya kog baru tahu letaknya dekat sriwedari, huhuhu kecilku dulu suka main kesitu
Iya emang Museumnya baru koq. Baru diresmikan 2017 yl. Makanya bangunannya modern…
Keris di sana sudah sangat tua ya kak? Saya tidak berani berlama-lama lihatlah karena traumatis. Mungkin lebih baik saya menonton di runag visual itu lebih baik
Seriuuus, keris terbang? Upacara itu sampai menyeramkan gitu. Kalau nyasar kena orang gimana?…
Museum keris tapi gak horor ya mbak hehehe. Yang kulihat dari gambarnya sih begitu. Aku bart tahu ih kalau keris masuk UNESCO Intangible Cultural Heritage sejak tahun 2005 pula. Keren deh.
menurut saya keris juga bukan hanya senjata tetapi warisan budaya yang indah. Jambi juga ada mbak, keris khas Jambi yaitu keris siginjai.
Aku pas ke sini ketemu sama guide yg asikk banget, dia bahkan bisa jelasin keris apa yg cocok sama aura kita, waktu itu kata guidenya ada keris yg ‘cocok’ sama aku dan pingin ikut… Yg juga seru waktu dia jelasin ttg kerisnya Jokowi
AKu pingin banget ke sini. Salah satunya mau lihat keris jokowi ini. Gara-gara ngedit sebuah naskah ttg museum ini beberapa waktu lalu, ditambah baca tulisan Ibu ini. Pokok e, next solo trip kudu kemari nih.
Saat penjabaran maksud dari 5 karakteristik pria, saya tuh sambil ngebayangin. Iya juga ya, laki-laki itu mayoritas pasti punya motor/ kendaraan. Sampai jaman sekarang masih ada juga yang piara perkutut/burung. Terus, skill, pengetahuan, yang bikin berani pdkt gitu kali ya mba hihihi..
kalau liat museum isinya keris gini sebenarnya malah tertarik di sisi lain ceritanya, misal seperti keris-keris di sini punya sejarah dan masih ada kaitan unsur mistisnya atau enggak? karena kalau denger keris langsung ngeh ke “ada isinya gak ya?” hehe
Wow banget nih gedung museum keris di Solo. Udah gitu tiket masuknya murah sekali ya hanya Rp 7.500 aja. Tapi sepertinya sepi ya..entah kalau musim liburan. Aku tuh kalau lihat diorama kok seolah2 ada gerakan ya hihii syerem ah wkwkwkwk 🙂 Apalagi pas deket benda2 kuno bersejarah, eh gending atau alat musik lain berbunyi, aku bisa kabooooorrr hahaha. Boleh nih kapan2 ke Solo mampir sebenta biar ga kepo 🙂 TFS ceritanya keren, Mbak Hani 😀
Kalau saya menganggapnya keris itu ada unsur mistis. Makanya suka agak ngeri. Tetapi, kalau lihat museum ini, jauh dari kesan horror, ya
Membaca tulisan Mba, saya jadi belajar tentang Keris. Baru saya tau bahwa pembungkus keris pun bisa bertahtakan emas intan tergantung strata sosial pemiliknya. Saya kira, hanya kayu berlogam saja.
Wah ini museumnyaa bagus yaa kak, tertata rapih dan memuat banyak informasi mengenai Keris. Kalau main ke Solo inshaAllah mampir sini ah hehe
Keris ini barang seni banget ya. Bikinnya aja nggak bisa sembarang asal tajam, tapi pakai diukir-ukir segala ketika logamnya masih panas. Mau dipakai buat menusuk lawan aja kok ribet amat, hihihihi..
Aku baru tau keris sudah didapuk menjadi salah satu warisan budaya tak bendawi kita. Bicara soal burung, sampai sekarang bapak masih suka pelihara perkutut atau puter.
Saya baru tahu ada museum keris lho
Kamana aja ya saya selama ini
Pasti asyik deh berkunjung ke sini, jadi belajar banyak tentang jenis-jenis keris dan sejarahnya. Trus ini museumnya juga cakep, interiornya gak bikin bosen ya
Masih bingung kenapa keris masuknya ke “warisan budaya tak benda”.
Aku sih jadi membayangkan ke jaman dulu ya, mengasosiasikan benda ini seperti layaknya pedang, bagaimana ya cara 2 orang yang saling bertarung dan menggunakan ini sebagai senjatanya?
Ini bisa jadi destinasi wisata yang disukai suami saya. Semoga ada kesempatan berkunjung ke museum ini.