Sambung lagi catatan perjalanan saya bersama teman-teman ke Flores. Rencananya di hari kedua ini, kami akan menyambangi Danau Tiga Warna di gunung Kelimutu. Untuk itu kami bermalam Kelimutu Crater Lakes Ecolodge, sebuah hotel terdekat dengan Danau Kawah Kelimutu.
Artikel ini merupakan kelanjutan dari kisah 646 km Perjalanan Darat dari Timur ke Barat di pulau Flores.
Day-2
Masih ingat kan, hari pertama itu kami berdatangan dari 7 kota di Indonesia berkumpul di Maumere, kemudian city tour yang datang lebih dahulu dan lanjut ke desa Nitta. Sedangkan rombongan ke dua langsung menuju desa Nitta. Itu pun menjelang sore, kami masih menengok ke gereja tua di Sikka.
Kelimutu Crater Lakes Ecolodge at Moni
Hotel tempat kami menginap bernama Kelimutu Crater Lakes Ecolodge, sebuah hotel terletak tak jauh dari desa Moni. Kis yang memilihkan hotel tersebut, kami seluruh peserta manut saja.
Waktu itu dari 21 anggota rombongan, kami sudah berkumpul 20 orang. Masih ada 1 lagi peserta, karena alasan pekerjaan, baru bisa menyusul keesokan harinya. Devi sebagai peserta terakhir akan mendarat di bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende, kemudian langsung menyusul ke Danau Kelimutu.
Oleh sebab itu, Kis booking 10 kamar, dan sejak awal di grup WA sudah menjodohkan siapa dengan siapa room matenya.
Kis pun sudah mengontak staf hotel, memberi nama siapa penanggungjawab kunci pada tiap kamar, sehingga tengah malam kami tiba di hotel, langsung dibagi kunci dan menuju kamar masing-masing. Hotelnya sendiri merupakan kompleks cottage sehingga tiap unit atau kelompok kamar saling berjauhan.
Saya sekamar dengan Zuhriati, atau akrab dipanggil Jun. Bergegas saya menuju kamar, meninggalkan teman-teman yang masih berkumpul di lobby hotel dan menunggu koper diturunkan dari bus.
Mau tahu apa yang saya lakukan begitu mendapat menerima kunci kamar hotel? Langsung bergegas ke kamar dengan membawa ransel, membongkar perlengkapan, menuju kamar mandi, dan M.A.N.D.I air panas.
Kalau ditilik ke belakang, kan saya terakhir mandi, malam sebelumnya ketika masih di Bandung.
Koper nanti sajalah belakangan diurus. Dugaan saya benar, hotel dengan nama keren dan terletak di kaki gunung, pastilah ada fasilitas shower air panas. Belum tentu fasilitas yang sama akan saya peroleh di hotel berikutnya. Kamar mandinya berlantai batu, bersih, dilengkapi dengan toiletries dan handuk yang biasa ada di hotel.
Badan segar, kalau istilah bahasa Sunda, langsung cenghar. Semangat datang kembali.
Tinggal meminta bell boy mengantarkan koper ke kamar. Memang koper saya satu-satunya yang tertinggal di lobby.
Kami pun bersiap-siap tidur, setelah sebelumnya menata koper terlebih dahulu. Kis sudah mewanti-wanti, bahwa setelah sarapan kami langsung berangkat ke danau kawah Kelimutu. Oleh sebab itu koper harus langsung dikumpulkan dan siap check-out.
Konsep Hijau dan Pelestarian Lingkungan di Kelimutu Crater Lakes Ecolodge
Keesokan harinya sambil menuju gedung restoran untuk sarapan, barulah saya bisa melihat dengan jelas deretan bangunan di Kelimutu Crater Lakes Ecolodge
Hotel ini dinamakan Kelimutu Crater Lakes Ecolodge karena ternyata menerapkan konsep hijau dan pelestarian lingkungan pada desain hotelnya. Semuanya ada 21 kamar hotel yang terpencar-pencar di beberapa bungalow. Sehingga kesan privacy dan nyaman sangat terasa.
Walaupun dari segi desain hotel ini tampak biasa, tapi cukup unik. Dibangun oleh Meryl Wilson dan Putu Febri, menyediakan tempat yang ideal bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Begitu keluar kamar, dari teras hotel tampak nun jauh di sana kaki gunung Kelimutu, dan sawah terbentang, disertai dengan sungai kecil mengalir di antaranya.
Beberapa fasilitas listriknya memanfaatkan energi surya untuk memanaskan air panas di kamar mandi. Kecuali pada beberapa bangunan yang terkena bayang-bayang, barulah memakai energi gas untuk keperluan memanaskan air kamar mandi.
Bukan hanya untuk memanaskan air kamar mandi, sistem panel surya yang memadukan energi surya dan listrik PLN juga dipakai untuk energi listrik lainnya.
Semua air didaur ulang melalui tiga lapis sistem air dan taman untuk mencegah polusi sungai dan mengairi kebun. Air dari sungai ke tangki pengendapan, kemudian dipompa dengan listrik atas bukit. Air minum berasal dari penyaringan air difilter dengan sistem ultraviolet.
Fasilitas Hotel
Intinya, hotel yang baru dibangun tahun 2010 ini berusaha seminimal mungkin menimbulkan pencemaran pada lingkungan, mendaur ulang serta sedapat mungkin menggunakan kembali. Bahkan limbah dapur pun dibuat kompos atau diberikan sebagai pakan ternak.
Fasilitas yang disediakan antara lain:
- 21 double or twin rooms
- Extra bed if required
- Western bathrooms with hot water
- Towels and soap
- Mosquito net
- Balcony and chairs
- Safe box
- Drinking water
- Full breakfast
- Laundry
- Restaurant-special traditional feasts
- Bar
- Terrace and gardens
- Office
- Shop
- Tour information
- Vehicle for airport service
- Accommodation for 3 guides and drivers.
Perjalanan Menuju Danau Kawah Kelimutu
Setelah kami sarapan, check-out dan seluruh koper dipastikan dimasukkan kembali ke dalam bus, maka kami bersiap-siap berangkat menuju Danau Kawah Kelimutu.
Jarak dari hotel tidak terlalu jauh sekitar 30 menit perjalanan, tetapi ternyata perjalanannya berliku-liku dan penuh kelokan. Bila memperhatikan peta dari Moni ke Kelimutu, ibaratnya jalannya keriting banget.
Di beberapa tempat tampak perbaikan jalan sedang dilakukan. Bukit dipotong dengan alat-alat berat. Karena memang geomorfologi di tanah Flores rupanya berbeda dengan di tanah Jawa. Di beberapa tempat batu sebesar rumah, tanahnya seolah terdiri dari cadas dan tanah yang kering. Debu beterbangan …
Nampak di beberapa tempat, rumah tradisional berdiri di tebing. Kok ya tenang-tenang saja tak takut longsor.
Akhirnya kami sampai di area Taman Wisata Gunung Kelimutu.
Selanjutnya, tunggu artikel berikutnya ya…
Sumber: https://ecolodgesindonesia.com/kelimutu
Bandung, 13 Maret 2019
Konsep hotelnya betul-betul menarik. View-nya bagus, cocok buat orang-orang yang tiap hari sumpek macam aku, wkwkwk. Kemarin pas ke puncak ya dapat villa lumayan. Tapi bedalah konsepnya sama yang kayak gini. Ini lebuh natural.
Iya, konsepnya keren, walaupun engga terlihat sih. Mungkin dari segi operasional jadi lebih hemat kali ya. Kan daur ulang. Kurang lama sih, cuma semalem aja numpang tidur.
Hotelnya bagus ya… Sejuk gitu…
Dan saya merinding melihat rumah rumah di tepi tebing itu… Kalau longsor gimanaa..😂