Benarkah Apa Kata Google Selalu Benar?

hani

Dulu ketika saya remaja, banyak pamali atau tabu yang disampaikan oleh ibu saya. Kata beliau, kata orang tua. Entah orang tua siapa?
Ibu saya selalu bilang ora ilok. Misalnya, kalau menyapu tidak bersih, nanti suaminya berewokan. Zaman sekarang, mungkin malah disengaja, menyapu tidak bersih. Supaya dapat suami ganteng, berewokan, bak aktor drama Turki.
Kalau berdiri di tengah pintu, nanti berat jodoh. Logikanya, sih, menghalangi yang akan lewat. Rasanya tidak ada hubungannya antara jodoh dan pintu.
Kecuali, jodoh yang ditunggu memang mau lewat pintu tersebut.

Kalau makan ujung sayap ayam, nanti kalau melamar, ditampik. Ujung sayap ayam yang kecil runcing, dalam bahasa Jawa, konon namanya telampik. Tentang ditampik atau ditolak lamaran, kata ibu saya bukan berlaku untuk kaum pria saja. Perempuan juga berlaku, kan misalnya ditolak lamaran kerja. Nah, yang satu ini, percaya tak percaya, saya tidak memakannya. Entah percaya, kata orang tua, atau memang tidak bisa dimakan lagi, karena cuma tulang.
Kalau hamil, tidak boleh minum air es, nanti bayinya gemuk. Nah, ini juga tidak saya lakukan. Sebenarnya karena dingin, sih. Takut batuk.

Ibu saya dipanggil oleh cucunya Uti. Kependekan dari Eyang Putri.
Oleh sebab itu saya menceritakan ke anak-anak saya, berbagai pamali tersebut dengan menyebut, kata Eyang Putri atau Uti. Kata Uti, tidak boleh ini, tidak boleh itu. Saya pun menceritakan, bagaimana kami sebagai anak-anak jarang membangkang atas larangan karuhun tersebut.

Ketika anak-anak saya semakin besar, ternyata zaman sudah berbeda. Tidak selalu kata-kata saya dituruti mereka, seperti ketika saya nurut banget kata orang tua.
Ada sosok antah berantah yang namanya Google, yang dituruti hampir disemua lapisan masyarakat.
Google menjadi hal pertama yang dilakukan oleh kalangan akademis, mahasiswa, dosen, sampai ibu rumahtangga.
Satu macam resep berbagai variasi tinggal klik Google. Maka akan muncul sederet resep. Berbagai pengalaman parenting dan merawat buah hati tinggal unduh dari langit.
Kata orangtua, kata nenek, kata Uti, menjadi tidak ampuh lagi. Quote Granny Knows Best menjadi quote usang. Malah menjadi gurauan, nenek-nenek juga tahu. Untuk menunjukkan hal yang mudah, dan semua orang tahu.

Muncul kata kerja baru. Googling dulu. Atau, udah googling belum? Bahkan sesama teman atau dalam keluarga, sedianya membuka obrolan ingin menanyakan sesuatu. Malah diarahkan, cari di google aja. Akhirnya komunikasi tidak terjadi, semula ingin menciptakan obrolan dan bersambung rasa, malah mati gaya.
Pun, Google mendapat tambahan julukan, si Mbah. Karena dia lebih tahu daripada Uti. Apa kata Google selalu benar. Mau tak mau, Uti pun pa cepat-cepat berselancar di dunia maya dan rajin cek informasi dari si Mbah, supaya tidak kalah apdet dengan lingkungan sekitar.

Teman-teman sendiri sangat tergantung dengan si Mbah atau tidak nih?

Also Read

Bagikan:

hani

Halo, saya Tri Wahyu Handayani (Hani), tinggal di Bandung. Pemerhati arsitektur dan pelestarian bangunan, main piano, menjahit, dan jalan-jalan. Kontak ke bee.hani@gmail.com

Tags

12 pemikiran pada “Benarkah Apa Kata Google Selalu Benar?”

  1. Hehehehehe akhirnya Granny Knows Best atau kata orang zaman dulu dulu akhirnya tersapu oleh kemampuan Google. semua sudah berubah hehe

    Balas
  2. Wah iya nih kak, saya kalau ada yang tidak saya ketahui biasanya juga tanya sama mbah Google. Termasuk ketika mau memasak yang saya tidak tahu resepnya, biasanya ke dapur sambil bawa hp hehe…

    Balas
  3. Mau gimana lagi dong…. Google menjadi tempat bertanya yang setia dimana saja dan kapan saja. Berhubung Google gak punya bahan perbandingan jadi selalu dianggap benar

    Balas
  4. Zaman memang sudah berubah, ya. Saya pun dikit-dikit tanya Google. Apalagi soal resep masakan, saya lebih suka tanya Google. Soalnya dulu sering dimarahin ibu kalau bantu masak. Jadi ya sekarang tanya Google aja, yang gak bisa marah. Hihihi.

    Balas
  5. Bener juga sih kak, jaman sudah berubah. Tapi meskipun sudah ada google, kita tetap harus hati-hati dalam menyaring informasi. Masih banyak informasi yang ada di google yang tidak valid. Ini sih yang menjadi pr kita bersama.

    Balas
  6. Hahahaha…. Generasi millenial emang apa-apa serba google ya mbak.

    Dari hal kecil sampai yang rumit pun minta bantuan si mbak. Kalau gak nemu jawabannya baru buka buku. Kok kebalik

    Balas
  7. haha iya yaa bener juga kalo di pikir2 🙂
    orang bisa lebih percaya dengan apa yang di dapatkan di google 🙂

    Balas
  8. Iya sekarang kalau nggak tau apa-apa nanya nya ke mbah google. Mbah google kayaknya lebih pintar dari siapapun ya. Hihihi…..

    Bukan kata Mbah Putri atau uti lagi tapi kata Mbah Google

    Balas
  9. Saya merasakan banget nih manfaat dari internet. Saya baru memberikan HP dan laptop ke anak saya setahun lalu. Anak saya sekarang kelas 4 dan dia mulai aktif memakai keduanya semenjak pandemi ini. Manfaat positifnya, banyak hal yang dia bisa cari dengan searching di google. Saya sering pantau apa saja yang dicari di mesin pencarinya. Sejauh ini masih postif dan seputar dari hal-hal yang ingin dia ketahui. Terkadang banyak pertanyaan anak yang kita tidak bisa jawab, dengan adanya Google ini memang jadi banyak membantu.

    Balas
  10. iyes nih, mbah google tuh emang sakti banget yaaa.. segala tau. Hihihi. Sekarang mah dikit dikit google, apa apa google yaaa.. weheheh

    Balas
  11. Hahahaaa orang Jawa banyak pamali-nya, ya. Ibu saya pun gitu. Beliau bilang, tidak ada salahnya diikuti, terlepas itu mitos atau bukan.
    Soal Mbah Google, saya salah satu cucunya, Mbak. Sangat terbantu dengan kehadiran Simbah di dunia maya ini. 😀

    Balas

Tinggalkan komentar

DMCA.com Protection Status