Pada suatu hari di grup WhatsApp keluarga, saya mendapat pesan bahwa salah seorang sepupu akan menikah di Yogyakarta. Kagok kalau hanya hadir di acara pernikahan, maka saya dan suami memutuskan untuk membuat itinerary Yogyakarta 3 hari 2 malam.
Rencananya sepupu saya menikah di hari Jumat, akad pagi hari, dilanjutkan resepsi sesudah Jumatan. Pikir-pikir karena Jumat hari pendek, maka kami memutuskan berangkat Kamis pagi naik kereta api Lodaya, dari Bandung.
Perjalanan dari Bandung dengan kereta pagi lebih menyenangkan karena kita bisa melihat pemandangan sepanjang jalan. Selain itu saya bisa menulis artikel tipis-tipis melalui tab.
Yogyakarta dan sekitarnya terkenal dengan berbagai objek wisata, mulai dari wisata sejarah dan budaya, wisata alam, wisata belanja, dan tentu saja wisata kuliner.
Itinerary Yogyakarta bersama teman atau keluarga
Berkunjung ke Yogyakarta memang bukan pertama kalinya bagi saya dan suami, jadi ada beberapa spot yang kami sudah pernah kunjungi, tetapi ada pula yang belum pernah.
Khusus untuk kunjungan kali ini kami lebih fokus ke wisata sejarah, belanja, dan wisata kuliner saja. Karena kami ingin lebih santai dan tidak terlalu hingar bingar. Wisata alam menurut kami perlu persiapan khusus dan malah kurang nyaman apabila hanya dikunjungi sebentar.
Kira-kira beginilah itinerary Yogyakarta 3 hari 2 malam yang kami lakukan.
Hari Pertama Wisata di Jogja
Kamis
06.55 – 13.55 perjalanan Bandung-Yogyakarta naik Lodaya pagi
14.30 – 16.00 check in hotel, rehat memanfaatkan fasilitas hotel
16.00 – 18.00 jalan-jalan sore, landmark kota sekitar hotel
19.00 – 21.00 makan malam di Mediterranea Restaurant by Kamil
21.30 – 04.30 istirahat
Pertimbangan hari pertama lebih santai, karena kami baru menempuh perjalanan panjang dari Bandung ke Yogyakarta. Informasi yang saya baca, kalau baru tiba di suatu tempat, di hari pertama jangan digeber maruk kemana-kemana. Hal ini untuk menghemat energi. Besok kan masih ada hari…
Destinasi Wisata dan Kuliner
Kamis itu setelah rehat sebentar dan shalat, kami berenang memanfaatkan fasilitas hotel. Setelah itu walking tour JJS (jalan-jalan sore) di sekitar hotel.
Dari google map, ada Benteng Vredeburg dan Alun-alun Utara. Petunjuk di peta, Benteng Vredeburg, jam buka pukul 08:00-15:30, berarti benteng sudah tutup.
Akhirnya kami hanya strolling saja, mampir ke sebuah warung kecil untuk membeli camilan dan air minum.
Mediterranea Restaurant by Kamil
Adik saya beberapa hari sebelumnya chat mengundang kami makan malam di sebuah restaurant bernama Mediterranea Restaurant. Di IG-nya sih terlihat sebuah restoran khusus dengan menu-menu Mediteranea sesuai namanya. Kami wanti-wanti untuk datang tepat waktu, karena adik saya sudah booking pukul 19:30.
Resto ini menyediakan menu yang dikelola langsung oleh Chef Kamil. Camille Massard-Combe alias Chef Kamil lahir pada tahun 1974 di Perancis. Telah lebih dari belasan tahun pengalaman sebagai Chef di Perancis, kemudian tahun 2008 datang ke Jogja dan tahun 2012 membuka restoran bersama istrinya.
Restoran Mediterranea ini hampir tidak terlihat dari pinggir jalan Tirtodipuran. Tampilan luarnya yang hanya menyerupai rumah biasa. Memasuki area dalamnya, Mediterranea ditata apik dengan beberapa ruangan terpisah dan juga pernak pernik yang simpel namun menarik.
Jauh hari saya sudah memilih menu melalui PDF yang bisa dicek dari website. Menu-menunya kuliner Yunani dan ada sentuhan Arab.
aneka hidangan di Resoran Mediterranea, sumber: hani
Hari Kedua Wisata di Jogja
Jumat
07.00 – 08.00 Sarapan pagi di hotel lalu berangkat ke acara pernikahan
09.00 – 11.00 Akad nikah di Joglo Puluhwatu, Kecamatan Pakem, Sleman
11.30 – 12.30 Jumatan
13.00 – 14.00 Wisata ke Museum Ulen Sentalu
14.00 – 15.30 Makan siang di Resto Beukenhof
15.30 – 16.00 kembali ke hotel mampir ke toko oleh-oleh
17.00 – 19.00 istirahat
19.00 – 20.00 makan malam di Sate Klathak Mbah Sukarjo
20.00 – 22.00 santai atau menikmati malam
Destinasi Wisata
Pagi ini kami akan menghadiri akad nikah di sebuah villa dan resto, kira-kira 30 km di utara Yogyakarta, yaitu Joglo Puluhwatu, Pakem, Sleman.
Kami menyewa taxi online saja dari hotel ke tempat acara keluarga tersebut. Rencananya kami tidak akan ke resepsi, tapi mau ke Museum Ulen Sentalu juga di daerah Sleman.
Selama suami Jumatan, saya menunggu saja di tempat ngopi di depan hotel, namanya Ngopi Dari Hati. Sebelumnya ganti baju dulu. Ya mosok mau jalan-jalan pakai baju kondangan.
Saya pun update artikel tipis-tipis, sambil memandang Gunung Merapi gagah di depan mata.
Museum Ulen Sentalu
Setelah Jumatan kami menuju ke Museum Ulen Sentalu. Pemandangan indah sepanjang jalan, tiap belokan Gunung Merapi selalu di depan mata.
Museum Ulen Sentalu adalah museum yang menceritakan sejarah raja-raja di pulau Jawa, terutama zaman Mataram. Sejatinya awalnya mereka bersaudara, kemudian pecah menjadi raja-raja di daerah Yogyakarta dan Surakarta.
Ada tiga paket wisata untuk mengunjungi Museum Ulen Sentalu, yaitu:
- Tur Adiluhung Mataram, Rp 50.000,-
- Tur Skriptorium, Rp 60.000,-
- Tur Vorstenlanden, Rp 100.000,-
- English Guided Tour, Rp 100.000,-
Kami memilih yang segera mulai saja, apalagi belum makan siang nih. Rencananya setelah tour kami akan makan siang di Beukenhof Restaurant, restoran yang ada di kawasan Ulen Sentalu.
Sayangnya, selama tour kami tidak boleh merekam sama sekali, baik visual maupun audial. Jadi saya hanya bisa foto-foto suasana outdoornya saja.
Beukenhof Restaurant
Beukenhof Restaurant menyajikan menu-menu Belanda atau fusion Indonesia-Belanda. Misalnya Indische Asem-asem Daging, Bestik Lidah, Nasi Goreng Omelet, dan aneka steak. Harga per porsi di atas Rp 50.000,-. Ya kapan lagi kan makan rada mewah…
aneka hidangan dari Beukenhof Restaurant, sumber: hani
Pulang dari Museum, sebelum ke hotel, kami mampir dulu ke sebuah toko oleh-oleh, dan membeli bakpia patok dan bakpia kukus khas Jogja.
Sate Klathak Mbah Sukarjo
Malam harinya kami makan malam di Sate Klathak Mbah Sukarjo. Letaknya di sebelah hotel yang kami inapi, di jalan Panembahan Senopati.
Tempatnya kecil dan tidak ramai. Kami memang malas sih, kalau ke tempat makan yang viral. Selain malas antri, seringnya kualitas menurun, karena harus melayani banyak pelanggan.
Sate klathak artinya sate yang tusuk satenya bukan dari bambu atau lidi, tetapi dari besi. Kami memesan sate, tengkleng, dan minumnya jeruk nipis hangat.
Setelah makan malam kami menyempatkan jalan-jalan sebentar ke daerah Malioboro untuk jajan Wedang Ronde.
Hari Ketiga Wisata di Jogja
Sabtu
07.00 – 08.00 Sarapan pagi di Warung Soto Ayam Pak Marto
08.00 – 09.00 Perjalanan menuju Candi Ratu Boko
09.00 – 11.00 Wisata Sejarah di Candi Ratu Boko
11.00 – 14.00 Makan siang di Chandari Heaven Restaurant
14.00 – 15.00 Perjalanan pulang ke Jogja
15.00 – 17.00 Wisata belanja di Beringharjo dan mengunjungi Sentra Batik
17.00 – 18.00 istirahat di hotel
18.00 – 21.00 silaturahmi bersama teman
22.00 paking siap-siap besok pulang ke Bandung naik kereta api Lodaya pagi.
Destinasi Wisata
Inilah hari ketika dari itinerary Yogyakarta 3 hari 2 malam. Dimulai dari sarapan di warung soto, jalan-jalan wisata sejarah, maksi, dan ke sentra batik.
Warung Soto Ayam Pak Marto
Pagi-pagi kami sarapan di sebuah Warung Soto Ayam di jalan Jl. Letjen S.Parman No.44, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55142.
Tempat luas dengan meja dan bangku panjang. Di counter silakan mau memesan soto campur nasi, soto pisah nasi, atau soto kuah saja. Boleh dilengkapi dengan baceman ayam atau gorengan jeroan sapi. Minumnya ada pilihan teh, kopi, jeruk, tape, atau susu.
Situs Ratu Boko
Kawasan ini satu pengelolaan dengan kawasan Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Kami memutuskan ke Situs Ratu Boko saja, karena siangnya mau makan siang tak jauh dari area situs, yaitu ke Candhari Heaven Restaurant.
Setelah sarapan kami menuju ke Situs Ratu Boko, sebuah kawasan sejarah yang dulunya sebuah istana. Diperkirakan situs Ratu Boko dibangun pada abad ke-8 oleh Wangsa Syailendra yang beragama Buddha, namun kemudian diambil alih oleh raja-raja Mataram Hindu.
Kawasan situs cukup luas, kami jelajahi sambil didampingi oleh pemandu yang menjelaskan lini masa sejarahnya. Tak semua area saya jelajahi, karena memang ada masalah pada lutut yang membuat tidak bisa berjalan jauh. Suami saja yang menjelajah sampai ke belakang.
Selepas dari situs, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11 siang. Cus lah ke restoran saja, perut juga sudah mulai bernyanyi.
Chandari Heaven Restaurant
aneka hidangan di Chandari Heaven, sumber: hani
Kalau di internet, ada beberapa restoran hip yang mirip-mirip menunya, yaitu Chandari Heaven, Suwatu, Wanawatu, dan Abhaya Giri. Suami memutuskan ke Chandari Heaven saja, kalau melihat lokasi dan viewnya lebih asik. Menunya ala Western lagi…
Aturan di resto ini, kami harus DP terlebih dahulu Rp 100.000,- per orang, kalau menu yang kami pilih lebih mahal, tinggal menambah sisanya. Tetapi kalau kurang dari harga DP, uang tidak kembali. Itung-itung seperti tiket masuk lah.
Cukup lama kami menikmati suasana resto, makan pelan-pelan, lalu jelajah area resto untuk saling berfoto. Ya maklum kalau pergi berdua, saling berfoto saja. Atau ada pengunjung yang kasihan, menawarkan untuk memotret kami.
Pulangnya mampir ke sebuah sentra batik terkenal di Jogja, di area Malioboro, lalu kembali ke hotel. Malam hari, kami menyempatkan silaturahmi dengan seorang teman kuliah yang memang menetap di Jogja.
Kesimpulan
Nah, teman-teman itulah Itinerary Yogyakarta 3 Hari 2 Malam yang kami jalani berdua saja. Kami memang tidak melibatkan pemandu wisata, karena ingin lebih santai dan menikmati suasana.
Tidak mau heboh juga, dibandingkan bila berwisata bersama rombongan yang kesana-kemari abring-abringan. Memang kalau dihitung-hitung bisa jadi lebih mahal, karena tidak menggunakan transportasi umum, dan memilih kuliner yang hip.
Yogyakarta selalu ada spot-spot baru yang viral baik berupa wisata alam buatan, renovasi tempat bersejarah, maupun wisata kuliner. Itu sebabnya walaupun beberapa kali ke Jogja, kita tidak pernah bosan.
Semoga bermanfaat.
Sumber:
https://blog.eigeradventure.com/itinerary-jogja/
Sepertinya aku tertarik dengan restoran Mediterranea, walaupun harus jeli dengan lokasinya, pas banget, sekitar bulan April mau ke Jogjakarta, bisa dicontek nih itinerary nya. Hehe… Jogja emang istimewa
sate klathaknya menggoda banget mbak. Duh lama banget rasanya saya belum kembali ke Yogyakarta. Walaupun hanya 3 hari tapi bagi saya seperti sudah seminggu nih mbak, liburan mba Hani. Banyak tempat juga yang dikunjungi
Biaya guide murah sekali ya mbak. Itinerary ke yogyakarta rekomendasi sekali nih, banyak tempat indah yang bisa dikunjungi sekali jalan, pun kulinernya bikin ngiler
Wisata sejarahnya banyak yg belum saya kunjungi. Apalagi wisata kulinernya. Sate klatak nya ini yang maknyus banget… Ini mah ittenary ke Jogja yg santai banget…
Jogja memang sangat menarik untuk dikunjungi. Aku sudah beberapa kali ke Jogja. Tapi, kalau ada kesempatan buat liburan ke Jogja lagi, aku ya mau-mau saja.
Berarti saya kebangetan ya?
Setiap ke Yogya saya langsung bobo seharian, di malam hari baru kelayapan cari mie godog
Paling jalan ke Beringharjo, hehehe
Catat ah itinerary nya MBak Hani, entar pulang ke Yogya kali aja bisa ke sini
MashaAllah Mbak Hani. Saya loh baru pulang dari Yogyakarta. Ada beberapa list di artikel ini yang saya lewatkan. Saya sempat meng-agenda-kan ke Museum Ulen Sentanu dan Beringharjo, tapi karena si bungsu gak tertarik kedua tempat ini, akhirnya agenda kunjungan berubah haluan.
Aahh jadi pengen balik lagi. Saya dan teman-teman kuliah ada rencana ke Yogya sekaligus ke Magelang dan Solo. Mengunjungi rekan-rekan pengajar yang tinggal di sana.
Wah, jadi kangen Yogya nih, Mbak. Dan saya walau sering ke yogya pas tinggal di Kebumen, tapi saya mampirnya ya di sekitar kotanya saja. Padahal banyak juga destinasi wisata di sana ya, Mbak. Dan saya paling tertarik dengan relief yang posisinya miring itu.
penasaran Indische asem-asem daging itu Mba, apa bedanya sama yang biasanya, hahaha.
Btw, liburan kayak gini asyik banget, santai, nggak dikejar jadwal, bisa lebih menikmati banyak hal yang dijumpai.
kalau pakai pemandu biasanya lebih sat set kadang bikin kurang nyaman ya 🙂
Mbak..ini itinerary-nya meski cuma 3 hari bisa padat begini. Dapat jalan-jalannya, juga kulinerannya. Aku tiru deh lain kali. Suka mati gaya akutuu kalau ke Jogja. Jadi kadang berulang ke situ lagi dan lagi. Terutama resto” nya nih, wah kepo akuuu
Enjoy banget kalau jalan” nyantai begini ya, menikmati banget Jogja jadinya
Ciamik ini itinerary nya ke situs yang apik pula selain jelajah kuliner. Sepertinya bisa nih buat ditiru, biar pas ke sana gak bingung mau ke mana aja selama 2 hari
Situs Ratu Boko memang memesona. Untung aku sempat ke sana beberapa tahun lalu, ketika kaki masih kuat menjelajah. Kalau sekarang sih … sama Mbak Hani, deh.
Paling penasaran sama Sate Klathak, teh..
Rasanya tanpa pemandu dan hanya bersama pasangan ini meningkatkan qtime yaah..
Paling gelud pas nentuin apa, teh?
hihihi, kok aku jadi kepo?? maapp maaaapp..
Udah dua kali ke Ulen Sentalun, seru banget si belajar sejarah di sana. Pengalamannya beda aja walaupun dua kali ke sana. Bulan depan niatnya mau ke jogja lagi, kayaknya menarik cobain sate klathak karena belum pernah. Biasanya tiap ke jogja tuh nyempetin mampir ke es krim gelato aja.
Nah ini nih itinerary yang cocok buat jalan-jalan santai. Dalam sehari nggak terlalu banyak yang dikunjungi dan fokus istirahat di hari pertama. Btw kalau suka soto, cobain soto kadipiro mbak, deket rumah keluargaku di Jogja hehe.