Mama Bara seorang ilustrator, dengan kemampuannya mencoba memvisualisasikan dari sudut pandang Bara, sebagai anak Sensory Processing Disorder (SPD).
Sila mampir ke sini ya: Membimbing Anak SPD (Sensory Processing Disorder)
Di tengah kesibukannya Mama Bara a.k.a Diani Apsari membagikan kisah Bara dalam hashtag #mamaborodiary di Highlight Instagramnya @dianiapsari. Sok meluncur ke sana. Boleh follow juga…#eh…
Saya merangkaikan uraian dari Mama Bara dan apa yang saya amati pada tumbuh kembangnya untuk teman-teman blogger semua.
Ilustrasi SPD (Sensory Processing Disorder)
Juli lalu, Bara akhirnya mendapat diagnosa baru dari dokter syaraf sekaligus tumbuh kembangnya, yaitu Sensory Processing Disorder (SPD). Ini cukup melegakan karena saya lega karena Bara berkembang dari diagnosis awalnya, yaitu GDD (Global Developmental Delay).
Anak-anak dengan SPD mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan apa yang dirasakan oleh kelima indera mereka. Sebagian besar dari mereka memiliki masalah atensi, keseimbangan motorik yang buruk, telat bicara, koordinasi fisik yang buruk, dan kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari.
Jika beberapa anak dengan SPD mengalami overstimulasi dengan suara, Bara mengalami kesulitan dalam hal keseimbangan motorik yang mengganggu aktivitas fisiknya. Mengetahui diagnosis yang tepat untuk Bara juga membantu kami sebagai orangtua untuk melakukan stimulasi yang tepat, juga meyakinkannya bahwa dia dapat melewati semua rintangan ini. Kami juga ingin peluk semua orang baik di sekitar kami yang mau menerima Bara apa adanya.
Children with sensory disorder cannot integrate or process the sensory stimulation adequately, resulting some challenges in simple life skills and delays in developments.
Anak-anak dengan gangguan sensorik tidak dapat mengintegrasikan atau memproses rangsangan sensorik secara memadai, menghasilkan beberapa hambatan dalam keterampilan sehari-hari dan keterlambatan dalam tumbuh kembangnya.
Since he was infant, he hate swings in his gross motor therapy
His hand movement also a bit akward
His toes are curling in/ unrelax
Something inside me said that even though he looks quite okay from the outside, he is not quite alright inside there
Sesuatu di dalam diri saya (baca = Mama Bara) mengatakan bahwa meskipun Bara terlihat cukup baik dari luar, dia tidak cukup baik di dalam sana.
Walking was a challenging milestone for may son.
His hiper-vestibularity makes him like walking on the tight rope.
Bara kurang pe-de melangkah. Ketika sudah bisa merangkak dan berdiri, untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Alih-alih rambatan atau melangkah, Bara memilih melantai, alias merangkak. Nanti di spot baru dia akan berdiri. Begitu berulang.
School’s swing was feel like extreme sport.
Mungkin inilah yang dirasakan anak dengan SPD ketika main ayunan. Ibaratnya berolahraga ekstrim, misalnya bungee jumping atau flying fox itu lho…
School’s slide was also challenging.
Coba bayangkan kita naik ke tempat yang tinggi, misalnya di kolam renang dengan fasilitas meluncur dan byur…nyemplung ke air.
Maju mundur juga kalee…
Di akhir captionnya, Mama Bara menuliskan:
All we can do is convince him that he can get through all this.
Yang bisa kita lakukan adalah meyakinkannya bahwa dia bisa melewati semua ini.
YOUR SPEED DOESN’T MATTER,
FORWARD IS FORWARD
Sabar
Kesabaran dan ketelatenan merupakan kunci membimbing anak SPD. Bila kilas balik perjalanan tumbuh kembang Bara sejak kami konsultasi ke dokter yang cocok, kemajuannya signifikan.
Awalnya kami belum mengerti apa itu SPD. Setelah melihat lagi foto-foto Bara yang tak secara khusus saya dokumentasikan, saya baru faham. Kenapa misalnya dulu Bara menangis bila didudukan di ayunan. Padahal kakinya menjulur ke bawah ya sudah sampai sih.
Ketika pertama kali menemani ke terapi fisio, Bara merengek ketika didudukkan di trampoline. Padahal paling, hanya setinggi 50 cm saja. Terapis menyarankan untuk sering-sering membawa Bara ke tempat bermain.
Pada suatu kesempatan, Mama Bara belanja ke supermarket yang ada playgroundnya. Jadilah saya menemani Bara ikut teterekelan, sementara Mama Bara belanja.
Ternyata di luar dugaan, Bara excited banget. Memang ada beberapa tempat yang Bara gamang. Tapi so far dengan dibujuk Bara berani kok.
Come on Brave Bara.
GO…GO…GO…
…main ke mana lagi yaaa?…
Terimakasih sudah membaca. Sementara ini sih quote kami Your Speed Doesn’t Matter, FORWARD IS FORWARD.
Seperti kura-kura unyu itu. Pokoknya maju…
Doakan Bara sehat…Supaya lebih maju lagi…
Baca artikel ini amat sangat lengkap apalagi dengan ilustrasi ilustrasinya. Sejak usia berapakah SPD ini bisa terdeteksi Mbak? Sehat selalu ya Barra… terus maju sayang?
Harus jeli mengamati milestone anak di tabel tumbuhkembang (tabel Denver II). Kami agak terlambat. Memang ikut terapi, tapi tidak ada report dan evaluasi, jadi kami bingung targetnya apa. Setelah pindah klinik, terapisnya OK. Kami dikasih PR dan ada evaluasi yg dipantau dokter tumbangnya.
Gagal fokus sama tampilan blognya, mbak. Keren banget …
Salam buat Bara, yaaa
Salam kembali. Makasih Aunty Wiwid…
Makasih sharingnya ya Mak Hanny, memang anak harus sering dilatih keberaniannya yang penting sabar
Iya. Harus ekstra sabar. Makasih udh mampir…
Your Speed Doesn’t Matter, FORWARD IS FORWARD.
Suka sekali dengan semangatnya ….
Semoga segala sesuatunya dimudahkan dan dilancarkan ya, Bara! Insya Allah akan ada pelangi indah setelah segala usaha yang tak mudah. Aamiin:)
Aamiiiin. Makasih Mbak…
Salut dg perjuangan menghadapi tumbuh kembang Bara. Semoga segala sesuatunya dimudahkan dan dilancarkan Allah. Aamiin
Aamiiiin. Makasih sudah mampir…
Wah Bunda Hani, kok aku jadi pengen peluk baraaaa. Anaknya cakep ya. Oh iya ilustrasi mama Bara Keren. Aku jadi pengen ngepoin juga instagram beliau hehehe. Semangat terus untuk Bara ?
Siiip. Pasti. Harus selalu semangat. Makasih yaaa…
Peluk Baraa, ilustrasi-nya sangat detil, salut dengan pengamatan dan penggambaran Mama Bara yang ahhh, pasti makcles banget saat membuatnya. tetap semangat buat Bara. Your Speed Doesn’t Matter, FORWARD IS FORWARD.
Mama Bara luar biasa, semoga terus sabar dalam membersamai tumbuh kembang anak.
Betewe informasi sangat mencerahkan. terima kasih ya Mbak,
Bundaaa… saya baru tau mama Bara is an illustraror. Pedahal kemarin saya nyari-nyari untuk project buku. Hehe.. tapi udah follow IG nya untuk besok-besok lagi. Ihh komennya galfok sama tulisannya Bunda yang selalu enakeun dibaca. Salam buat Bara ya.. semangat! You can do it, Boy!
Makasih Aunty Bety…
Masya Allah saya kagum sama ilustratornya, Mama Bara hebaaaat. Semoga Bara bisa selalu menjadi penyejuk hati kedua orang tua ya. Aamiin.
Your Speed Doesn’t Matter, FORWARD IS FORWARD, peluk Bara yang cakep, Mama dan bunda Hani. Tidak ada hasil yang mengkhianati ikhtiar ya bund. Sy jadi kepo sm IG mama Bara 🙂
Saluut sama mama Bara yang sabar dan telaten…semoga Bara selalu sehat ya Nak..
Aamiiin. Makasih doanya…
Ilustrasinya kereeen. Go..go..go.. baraa. Kamu pasti bisa sayang. Mmuach. Semangat terus ya oma n mama bara.
Makasih mb Meiri atas semangatnya…
Sama-sama. Senang bisa berbagi informasi…
Masya Allah Bu Hani sama Teh Diani ini benar-benar saling melengkapi. Bu Hani pinter nulis, Teh Diani pinter bikin ilustrasi. Jadi bikin artikelnya luar biasa
MasyaAllah Bun..anak saya kasusnya mirip Bara..ibu keren bisa mau mengerti soal kasus tumbuh kembang seperti ini.Saya sendiri penuh perjuangan menjelaskannya,apalagi terapinya.Semangat Bara..saya menanti postingannya ibu dan mama Bara 🙂
teh hani hebat …
mama bara juga hebat …
bara hebat banget
aku suka kalimat ini teh “seperti kura-kura unyu itu. pokoknya maju…”
insyaallah bara sehat …dan terus makin lebih maju lagi…