Ketika rencana wisata ke Flores digaungkan di WA grup Gladies, gayungpun bersambut. Tetapi bisa-bisa, rencana tinggal rencana, bila tidak ada yang menindaklanjuti dan menggerakkan kami ini.
Motor penggeraknya ada dua, yaitu Elly, teman kami yang tinggal di Kupang, dan Kiswanti.
Elly, dulu dari jurusan Kimia, sedangkan Kiswanti dari Teknik Industri. Setahu saya zaman kuliah, Kiswanti aktif organisasi di Keluarga Donor Darah. Jadi dia sudah biasa menggerakkan orang-orang, lebih-lebih lagi orang-orang macam kami yang memang bersemangat untuk bergerak.
Semula, Elly melibatkan biro perjalanan untuk mengatur wisata kami ke Flores ini. Kemudian Elly mengumumkan biaya wisata sebesar 10 juta rupiah untuk 6 hari wisata, di luar tiket pesawat. Jadi, tiket pesawat silakan cari masing-masing, pokoknya titik kumpul akan ditentukan kemudian.
Apalagi kami ini kan berasal dari seluruh penjuru Indonesia, dengan budget dan punya kriteria sendiri tentang pilihan pesawat. Ternyata kami belum sepenuhnya tergugah dengan biaya 10 juta ini. Padahal sudah termasuk akomodasi, konsumsi 3 kali sehari, masuk ke kawasan wisata, sewa transportasi, sewa kapal, tip pemandu, dan lain-lain.
Belakangan, menurut penuturan Kis, Elly mengajak Kis untuk mengatur sendiri perjalanan, dan menentukan biaya 7.5 juta untuk 6 hari wisata. Bersamaan dengan share rencana anggaran, Kis juga share foto-foto dari berbagai daerah tujuan wisata di Flores. Memang istimewa melihat foto-foto yang dishare dari google tersebut. Rasanya masih seperti mimpi, bahwa saya pada suatu hari akan menyambangi pulau Flores, nun jauh di Timur pulau Jawa.
Puncaknya adalah share sebuah perahu dengan layar megah. Foto tersebut, kapal phinisi, diimbuhi dengan tagline di bawahnya, “Mau naik ini ga? Bermalam di antara pulau-pulau di perairan Flores”.
MAU!
Tentu saja, yang tadinya setengah hati, jadi penuh hati, terbelalak memperhatikan WAG Gladies. Biasanya, saking banyaknya punya WhatsApp grup, tidak semua anggota perhatian dengan chatingan di grup. Ada yang baru dijawab dua hari kemudian, padahal chatingan sudah ganti topik lain lagi.
Penasaran untuk ikut wisata ditambah pula dengan pesan dari Kis, karena kapal phinisi kapasitasnya terbatas, maka peserta dibatasi hanya maksimal 20 peserta.
Siapa yang mau ikut, silakan isi list di bawah ini.
Langsung kami alert, mengisi daftar, dan supaya tidak mengganggu kenyamanan teman di WAG yang tidak ikut, maka diskusi dilanjutkan dengan membentuk grup baru. Grup Tour Flores.
Siapa sih penemu WAG ini, dari satu WAG utama bisa berkembang menjadi aneka grup sempalan yang pesertanya beririsan dengan sempalan-sempalan lain.
Jadwal
Grup sempalan sudah dibuat, berarti pesertanya memang positif ingin ikut tour kan ya. Lalu kapan?
Sebagian dari kami ada yang masih bekerja, ada yang sudah pensiun, atau ibu rumah tangga. Bagi yang masih bekerja, tentunya terikat dengan jatah cuti atau harus melihat dengan cermat tanggal merah di kalender. Sedangkan bagi yang sudah pensiun, otomatis jadi full time mom, semua tanggal di kalender dianggap merah.
Bagi yang bekerja, biasanya kami memilih keberangkatan hari Jum’at, supaya Sabtu Minggu tidak dihitung cuti. Kalaupun berwisata rata-rata empat hari, maka kami hanya perlu cuti hari Jumat dan Senin. Setelah melihat kalender, ada tanggal merah pada 1 Mei (Hari Buruh) yang jatuh di hari Selasa.
Oke.
Maka diputuskan jadwal wisata dari Jumat, 27 April 2018, dan kembali Kamis, 3 Mei 2018.
Waktu itu, kejadian menentukan jadwal dan ancer-ancer anggaran dan jumlah peserta, kami diskusikan di bulan Agustus 2017.
Anggaran
Sepertinya masih jauh sekali, rencana disusun bulan Agustus, sedangkan perjalanan baru dilaksanakan April tahun depannya. Masih ada delapan bulan ke depan. D.e.l.a.p.a.n…
Ya begitulah, rencana memang harus disusun jauh hari, bukan. Biaya yang sudah disepakati 7.5 juta itu kan jadinya bisa dicicil sejuta per bulan. Saya sendiri sudah beberapa kali berwisata bareng teman ex kuliah, biasanya kami mengangkat bendahara, dan sepakat memakai rekening bendahara tersebut untuk pos pengumpulan dana.
Bendahara utamanya kami sepakat menunjuk Kis. Awalnya Kis tak ingin merepotkan teman jadi mengatur dan mencatat sendiri, siapa saja yang sudah transfer. Teman-teman yang mulai menyicil, lapor bukti transfer ke Kis dan upload ke WA. Ada yang ke grup, ada pula yang japri.
Karena pesertanya lumayan banyak, ada 20 peserta, saya pikir, cukup merepotkan bagi Kis bila harus memantau sendirian.
Maka saya pun berinisiatif membuat tabel Excel memuat lajur semua nama peserta, dan kolom per bulan, untuk memantau tanggal transfer masing-masing teman. Tabel saya buat di Google Drive, kemudian semua teman yang mempunyai akun Gmail saya share perincian tabelnya.
Mudah.
Teman yang transfer selain lapor ke Kis, lapor juga ke saya, supaya saya masukkan datanya di tabel Excel. Dengan demikian semua peserta, paling tidak sebagian besar peserta yang mempunyai Gmail bisa memantau masuk dan keluarnya dana. Cara ini sangat membantu transparansi pengeluaran dana, apalagi di kemudian hari, Kis harus melakukan DP (down payment) di beberapa tempat.
Tiket
Bagi yang sering bepergian ke luar kota maupun luar negeri dengan pesawat, berburu tiket itu seru. Pertama jenis pesawat, LCC (low cost carrier) alias budget, atau bukan. Kedua, direct flight atau bukan. Ketiga, bandara keberangkatan dan tujuan.
Diskusi membicarakan tiket dan saling share harga tiket di WAG lumayan simpang siur. Berbagai skrinshut aplikasi tiket dan perjalanan, dari Traveloka, Tiketdotcom, hingga website maskapai penerbangan bermunculan.
Pada saat bersamaan diskusi tentang perjalanan wisatanya juga berlangsung seru. Banyak sekali daerah tujuan wisata yang ada di pulau Flores. Mulai dari wisata alam meliputi laut, danau, dan gunung, kemudian wisata budaya berupa kerajinan tenun ikat dan kampung adat. Kampung adat di pulau Flores pun bukan hanya satu, ada beberapa desa dan lokasinya bisa saling berjauhan. Ada yang mudah dicapai dengan kendaraan, ada yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sekian jam menembus hutan dan mendaki gunung.
Kis sebagai penggerak tim mulai melakukan simulasi bila wisata kami adalah land tour, atau wisata melalui jalan darat, maka perlu dipertimbangkan rute yang akan ditempuh.
Semula perjalanan darat untuk menyambangi berbagai obyek wisata tersebut akan kami lakukan dari Barat ke Timur. Dari sekian diskusi, Elly, sebagai perempuan asli Flores, menyarankan perjalanan ditukar dari Timur ke Barat.
Bandara di pulau Flores ada di tiga kota, di Labuan Bajo, Maumere, dan Ende. Sesuai dengan arahan Elly, bahwa titik awal perjalanan darat kami dimulai dari Timur, maka bandara yang tepat adalah bandara Frans Seda di Maumere. Maka titik kumpul ditentukan di Maumere.
Berikutnya.
Tunggu kelanjutannya ya.
Masih tentang tiket.
lalu cerita selama di floresnya manaaa :))
Siap, otw… Lagi disusun cerita per hari di sana… :))
Beluuuum pernah ke Flores Bunda Haniii 😍😍😍😍 next pleaseee ^^
Siap. Ditunggu…
seru banget ya mbak.. aku juga belum nih berkunjung ke destinasi yang lagi direncanain ini.
Serunya karena menyusun itinerary sendiri (grup), tanpa biro perjalanan. Jadi tengah-tengah selalu ada penyesuaian, tergantung kesepakatan…
Saya baru tahu kalau mencari tiket itu termasuk seru. Maklum ga biasa jalan-jalan ke luar hehehe. Serunya mungkin karena mencari harga tiket murah atau promonya ya Mba 😃. Harganya 7,5 juta itu perorang mba atau udah serombongan?
Iya mencari harga tiket murah itu seru…
Buuuuun penasaran deh foto yang pinisinya ituuuu, mau lihaaat doong… Pasti keren banget yaa…
Otw cerita di kapal phinisi. Tapi masih hari ke 5, kalau ga salah…
Waw, pasti seru ya mbak traveling ke flores, masih tahap pesen tiket aja udah seru, di tunggu cerita traveling nya di flores ya mbak
Oke. Siap…ditunggu…
Wah…seru ya, bisa ngerencanain liburan bareng temen-temen.
Jadi penasaran dengan cerita liburan di Flores. Di tunggu kelanjutan ceritanya ya, Mbak…
Oke. Siap…ditunggu…
Kereen euuy, Bunda Hani mah halan-halan wae hehe.. seneng liatnya
Hem Flores, kayaknya asyik tuh.
Mau dong buat grup juga, biar wisatanya terencana dan asyik
Betewe penasaran sama ceritanya selama di Flores…