Pada suatu status facebook saya mendapat informasi tutorial membuat e-book dari blognya kak Indriyas Wahyuni di websitenya prodigitalmom. Sebelumnya saya sempat juga ikut sesi sharing membuat e-book melalui aplikasi, tetapi ternyata aplikasinya free hanya seminggu. Untuk meneruskan akses ke aplikasi tersebut harus berbayar, sedangkan e-book saya belum sepenuhnya sesuai harapan. Tadinya e-book tersebut merupakan materi kuliah saya, yang menurut pengarahan di sesi sharing tersebut bisa diunggah ke Google Play. Mungkin saya yang belum siap, atau belum sreg dengan desain e-booknya, akhirnya ke laut aje deh, batal. Nah, sesi sharing dengan kak Indri ini, membuat e-book tujuannya sebagai media lead magnet agar pengunjung tertarik ke blog kita. Penasaran kan ya…
Apa itu E-book
E-book atau electronic book (buku elektronik), adalah buku dalam versi digital (elektronik). Jika buku yang selama ini kita kenal merupakan berupa buku cetak dari kertas yang berisi teks atau gambar, maka e-book berisikan informasi digital. Informasi digital ini juga berupa teks dan gambar, kadang bisa juga berupa animasi. Sama halnya dengan buku cetak, e-book pun ada kategori buku fiksi maupun buku nonfiksi.
Format e-book bermacam-macam, ada yang berupa file PDF, teks polos, jpeg, doc lit, dan html, semuanya tergantung pada device atau alat yang dipakai untuk mengunduh buku elektronik tersebut.
Penerbit dalam perjanjian kerjanya dengan penulis buku seringkali juga selain menerbitkan buku cetak, juga menerbitkan e-book. Tentu saja ada royaltynya juga dengan prosentase yang berbeda dengan buku cetak. Buku elektronik sekarang cukup diminati karena untuk mendapatkannya kita tinggal mengunduh atau akses secara online. Melalui fitur pencarian atau website yang memang menawarkan aplikasi e-book, maka kata-kata kunci dalam buku elektronik lebih mudah dicari. Sejak adanya pandemi, beberapa penerbit malah beralih haluan menerbitkan e-book, selain lebih ekonomis, juga dianggap ramah lingkungan.
Melalui aplikasi bebas bayar maupun berbayar, penulis pun bisa menerbitkan sendiri e-book, mendaftarkan ISBN khusus untuk e-book, kemudian mengunggahnya ke Google Playstore.
Saya sendiri belum terlalu faham menjual e-book melalui aplikasi ini.
Buku-buku solo maupun kolaborasi saya yang pernah diterbikan, masih bisa diakses e-booknya. Penerbit waktu itu memang pada surat perjanjian kerjanya mencantumkan akan menerbitkan e-booknya juga.
Apa itu Lead Magnet
Teman-teman mungkin masih bingung apa yang dimaksud dengan lead magnet, ya.
Lead magnet adalah alat untuk mengubah perilaku pengunjung website menjadi leads. Leads, dalam internet marketing merupakan calon pembeli potensial, atau siapapun yang memiliki potensi.
Dikaitkan dengan blog yang kita tulis, maka leads ini berpotensi untuk lebih tertarik berkunjung ke blog kita.
Caranya melalui apa agar tertarik? Bisa berupa voucher belanja, kursus gratis, unduh template, pola baju, desain, artwork, atau e-book.
Tentu saja proses mengunduh ini bisa saja tak berbayar, atau berbayar, tergantung kebijakan pemilik blog.
Untuk mengunduh segala sesuatu yang kita tawarkan tersebut, maka pengunjung harus menyertakan informasi kontak. Misalnya berupa email, nomor telepon, dan/atau alamat.
Itu sebabnya pemilik blog harus membuat format subscribe email terlebih dahulu sebelum berlanjut tawaran untuk mengunduh sesuatu.
Ebook merupakan lead magnet yang paling sering digunakan karena tidak terlalu sulit dibuat dan bisa menampung banyak konten.
Langkah-langkah Membuat E-book
Pada sesi sharing bersama kak Indri, dijelaskan berbagai pilihan untuk membuat e-book. Ada yang melalui aplikasi atau software, yang mengubah artikel di blog kita langsung menjadi e-book dalam format PDF. Atau bisa juga teman-teman membuatnya secara manual di template Word, Powerpoint, WPS, Crello, atau Canva kemudian diexport sebagai PDF.
Beberapa teman di grup menanyakan berapa halamankah sebuah e-book tersebut?
Pada buku cetak yang diterbitkan, penerbit biasanya mensyaratkan jumlah halaman rata-rata 120 halaman A4, dengan jarak spasi 1.5, karakter huruf TNR (Times New Roman) 12 karakter.
Perlu diketahui, naskah yang kita tulis dalam A4 tersebut belum tentu dicetak ukuran A4, lho. Tergantung desain, genre, dan pangsa pasar buku tersebut. Buku populer biasanya berdimensi A5 atau sekitar 14X28 cm, kira-kira setengah A4. Buku-buku desain atau yang banyak ilustrasinya tentunya beda lagi ukuran dan tampilan buku.
Sedangkan untuk e-book, sumber dari beberapa artikel membebaskan tentang dimensi buku. Tentang jumlah halaman bahkan ada yang menuliskan lima halaman sudah bisa diangkat sebagai e-book. Penting dicermati adalah, e-book dibaca di gawai berupa ponsel atau tablet, jadi perhatikan saja besarnya huruf (font). Pilih font-font standar untuk buku, misalnya: Garamond, Montserrat, Sans Serif, Open Sans, Lato, Roboto dan lain-lain.
Pilih yang simpel saja tidak banyak kruwel-kruwel, supaya enak dibaca.
Aplikasi
Pada sesi sharing tersebut kak Indri menawarkan blog siapa yang akan diuji coba untuk diubah langsung menjadi file PDF. Saya waktu itu menawarkan diri, sehingga dalam hitungan detik salah satu artikel di blog bisa langsung jadi e-book untuk lead magnet.
Aplikasi yang dipakai adalah designrr.io. Aplikasi ini berbayar, sekali bayar $27 untuk selamanya.
Aplikasi lain adalah webtopdf.com. Aplikasi ini bebas bayar (free). Teman-teman tinggal memasukkan link artikelnya, kemudian tarrra, convert ke PDF.
Canva
Siapa yang belum tahu Canva?
Canva adalah platform desain grafis yang digunakan untuk membuat grafik, presentasi, poster, dokumen, dan konten visual media sosial lainnya. Aplikasi ini sudah menyertakan template untuk digunakan pengguna.
Untuk keperluan membuat e-book, teman-teman tinggal pilih saja di kotak search “e-book”. Nanti akan tampil berbagai pilihan cover e-book, kita tinggal menambahkan halaman-halaman isi untuk e-book dan cover belakang.
Mau mendesain sendiri covernya ya boleh banget.
Saya pun membuat e-book yang ingin saya jadikan lead magnet dengan Canva. Sumbernya tetap dari artikel di blog kemudian saya edit. Pertimbangannya dari sisi bahasa saja sih. Artikel blog lebih bebas dan suka-suka. Sedangkan artikel e-book saya buat agak formal.
Selain itu karena aplikasi peubah artikel blog menjadi PDF convertnya plek banget, maka dari segi layout ada yang kurang pas. Bisa sih kalau teman-teman punya aplikasi untuk edit PDF bisa diedit langsung saja file PDF-nya.
Media untuk Mengunduh E-book
Nah, e-book sudah jadi. Bagaimana caranya agar pengunjung blog kita bisa mendapatkan e-book tersebut.
Silakan buat format subscribenya terlebih dahulu.
Untuk keperluan ini saya menggunakan ConvertKit, sebuah aplikasi email marketing.
Berikut langkah-langkah agar file PDF e-book bisa diunduh melalui ConvertKit:
1.Buat akun ConvertKit, kemudian verifikasi emailnya.
2.Pilih akan membuat landing pages atau forms.
3.Pilih template form yang dirasa paling cocok.
4.Tarik ulur berbagai informasi yang sekiranya diinginkan dari para subscribers. Misalnya nama, email, dan lain-lain. Boleh edit warna dan font.
5.Karena yang ditawarkan adalah e-book, maka image diganti dengan cover buku yang sudah disiapkan.
6.Klik tombol Settings, klik Incentive, klik Download, ambil file PDF-nya. Nanti dikotak akan muncul nama file PDF kita.
7.Klik Embed dan copy kode html kemudian insertkan di blog kita. Bila diselipkan di artikel, copy kode html. Bila akan ditampilkan di side bar atau landing page, copy Javascript-nya.
8.Ada kalanya form subscriber tidak langsung tampil. Mungkin kendala sinyal atau lainnya.
Silahkan subscribe dan unduh e-book
Nah, itulah langkah-langkah menyiapkan e-book sebagai lead magnet untuk sebuah blog.
Teman-teman bisa banget membuat berbagai bentuk lead magnet tersebut.
Misalnya untuk blog kecantikan, membuat e-book tutorial “10 Steps Skin Care ala Korea” itu. Atau blog pendidikan membuat e-book berbagai activity untuk PAUD yang bisa diunduh.
Seru, kan.
Terimakasih buat kak Indri, yang mencerahkan saya untuk lebih ngulik lagi blog.
Semoga bermanfaat.
Wah, seru ya mbak. Jadi pingin belajar juga nih. Memang sih makin ke sini e-book makin diminati terutama oleh anak milenia. Dan sebagai generasi old tidak boleh kalah dong.
Iya Bun. Bisa tuh bikin e-book latihan soal-soal dan kunci jawabannya…
Catet, penting banget nih. Aku lagi pengin ngoprek ginian di tahun 2021 nanti. Semoga gak berubah. Intinya pengin fokus ngisi konten blog karena lagi rencana mengurangi SP juga, mau fokus ke Najwa yg harus PJJ lagi, hiks hiks. Nah, dulu tuh aku pernah belajar bikin ebook dari Ummi Aleeya, njuk lupa. Tapi kayak beda sama cara Mbak Hani ini. Lebih mudah ini deh. Mau tak coba.
Nah iya…emang yg gagal tuh ya yg pakai aplikasi. Lebih mudah sih pakai Canva, platform sejuta umat…Hehe…
Waaaa Aku sering ketinggalan sesi tjurhat di WAG. Jadi banyak info uang nggak paham dengan lengkap. Sama kayak Mba Damar dulu pernah ikut training di JA soal ebook tapi malesnya waktu itu belum jaman kenal Canva. Jadi pas udah beres materi ebooknya, bingung lagi harus bayar aplikasi pakek dollar. Dudududu… Auto mundur simbok hahah .. kalo ini lebih praktis ya. Aku save dulu ya Bun. Besok kalo udah lebih selow bisa dipraktekin. Tengkyu!
Sangat bermanfaat infonya, Bun. Sampai saya save ini link blog-nya, soalnya saya belum paham benar dg sekali baca. Next perlu dibaca ulang, nih. Terima kasih ya, Bun.
Setelah baca ini jadi penasaran dan pengen banget belajar e-book, sebagai pemula saya haus segala sesuatu yang berhubungan dengan blog. Semoga nanti ke depan bisa ikut kelas e-book, makasih banyak bunda
Terima kasih ulasanya Bunda, saya jadi lebih tahu lagi tentang e book sebagai lead magnet di blog. Sepertinya butuh waktu khusus untuk belajar membuat e book sendiri, karena pengin juga blognya lebih bagus lagi.
Menarik nih Mba, saya sering liat blog yang nyediain e-book gini, tapi memang belum pernah nyobain.
Tapi kalau mau bisa memang kudu langsung praktik, dibaca doang, ya nggak ngerti-ngerti hehehe.
Wajib save nih, nanti bakalan praktik langsung 🙂
Jadi kabita Mbak Hani
Ternyata bisa bikin e-book sendiri
Coba ah step by step untuk bikin e-book persampahan
Terimakasih Mbak Hani, izin bookmark ya
Ayu Ambu…bikin. Banyak kan pengalaman ttg persampahan. Bikin kompos, hidroponik, dll
Langsung bookmark postingan ini.
Saya tertarik nih, gimana cara daftar ISBN untuk ebook dan menerbitkan ebook sendiri?
Waah, terima kasih tipsnya, mba hani…
Saya juga ada rencana pengen bikin ebook suatu saat nanti, sharing ringan aja yang bakalan jadi evergreen content…
Mba Haniii makasii tips n tutorialnya yaa
Semoga 2021 aku bisa bikin ini juga.
Tingkyuuu
Keren, Mbak Hani..begitu dapat pencerahan dari Mbak Indri langsung dipraktekkan.
Ada aplikasi yang menunjang baik berbayar maupun gratisan. Tinggal niatan kita saja ya
Inspiratif, Mbak. Terima kasih tutorialnya:)
auto bookmark ini mah
super duper menariikk
bisa jadi kegiatan selama di rumah aja juga ye kaannn
Waw menarik banget Mba. Bisa bikin buku langsung ya skrg semua orang dg ebook. Jd penasaran nih. Semoga bisa ngulik2 dan trial nanti, biasa lumayan gaptek soal’y saya tu cuma banyak pengen’y. Wkwk..
Wah bermanfaat bangettt ini Mba, langsung aku bookmark siapa tau ada artikel yang mau aku jadiin ebook juga biar bisa nambah pageview ya Mba…Superb bangettt informasinya. Makasih mba
Kita berada di kelas yang sama, Bun.. Waktu itu saya juga ikut menyimak. Udah bikin dan berhasil saya praktekkan. Tapi belum tertarik memasangnya secara permanen. Maybe oneday later…
Makasih mba sharingnya, saya jadi tertarik juga untuk membuat E-Book tapi masih harus banyak belajar lagi soalnya masih newbie banget saya untuk bikin E-Book
iya mbak
saya juga tertarik buat ebook
kan skrg banyak yg lbh pilih baca ebook
Wah, berarti artikel di blog bisa juga ya dibikin e-book. Makin keren aja ya dunia digital sekarang,salut sama mereka yg membuat aplikasi ini
Menarik banget. Semoga akan makin banyak ebook yang bagus nih. Bukan ebook yang asal tulis asal bikin 🙂
Thanks infonya, kak ^^
Aku memang suka nulis. Tapi baru tahu apa itu ebook dan fungsinya hehe
Wah super lengkap informasinya mba Han. Seneng banget deh begitu dapat ilmu langsung di praktekkan ga pakai lama, 2 jempol hehe. Di tunggu ebook-ebook lainnya yaa…
Wah berguna banget ini buat saya. Dari dulu saya pengen banget buat e-book cuma masih belum tahu caranya. Ternyata banyak tools yang bisa membantu ya, saya pikir cuma ketik aja di word. Kayaknya saya harus coba nih, thanks for sharing
Makasih tutorial nya mbak. Ntar longgar mau coba ah. Dulu punya e book sih. Tp dibuatin hehe. Aku cuma naskahnya doang. Klo bikin desain cover ama layout sdr enak dong bisa sesuai selera
Wah e-book ini bisa dimasukkin ke resolusi 2021 nih. Perlu dicoba nih, bagus untuk branding juga ya e-book yang kita buat.
Makasih ilmunya bermanfaat
Aku save link ini yaa. Menarik banget bikin e-book untuk jadi lead magnet di blog. Jujur aku baru tahu langkah-langkahnya seperti itu. Kayaknya mau coba aku praktekin nanti kalau ada waktu luang. terimakasih sudah share mbak..
Btw, Mba Indri memang paling sering berbagi ebook ya, rajin banget menyebarkan ilmunya melalui ebook.
Jadinya, blognya punya daya tarik lebih karena ebook tersebut.
Wajib diikutin nih, cuman lagi mikir, mau nyebarin ilmu apa ya? masih cetek ilmu saya hahaha
Serunya bikin e-book sendiri mau juga doong…ijin bookmark postingan ini buat pengingat ya Mbak
Detail banget ya mbak langkah-langkahnya, gampang untuk diikuti sepertinya. Aku mau cobalah, bagusnya langsung praktek aja kali ya. Makasih saya sudah berbagi
ternyata dengan membuat ebook kita bisa sharing pengetahuan dan sebagai personal branding
iya ini aku baru sadar ada beberapa blog temen yang punya ebook dipasang disana, uda fadli juga kan conthnya, wah ternyata mba hani juga
pengen deh punya ebook juga, tapi bgg sih bikin e book tentang apaan yakk,, hiks
wah ga kepikiran nih aku bikin ebook kayanya keren deh walaupun agak repot yaaa.. hihi. Makasi pencerahannya mbaaa
Alhamdulillah mba, saya ikutan juga kelas mba Indri, pas banget memang saya lagi mau buat e-book. Kendalanya selama ini cuma ngga tahu jasa e-mail yang bisa punya fitur autoresponden. Akhirnya jadi bikin perdana november lalu, berharga banget pengalamannya
benar ya mbak, era digital sekarang ini orang lebih memilih membaca ebook daripada buku fisik
sy kapan kapan mau brlajar bikin ebook ah
Masukin skedul ah. Dari dulu cuma pingin aja bikin ebook sebagai lead magnet. Padahal udah bikin covernya lo aku Bu. Wkwkwk trus brenti di kebingungan milih cover.
Wah boleh juga nih, terima kasih sudah sharing pengetahuannya. Mau coba-coba juga ah bikin e-book. Apalagi sekarang eranya digital ya.
keren mbak hani! ini rahasianya kah DAnya bisa 31 hehe.. masyaAllah seneng deh, semoga bisa nulis buku digital juga..tapi blm tahu isinya ap hehe
Langsung saya bookmark, hehe… udah lama mau bikin e-book, tapi enggak ngerti caranya. Kalau untuk keamanan hak ciptanya gimana ya Mbak? Sempat dengar ada penulis yang bagikan e-book gratis, eh… malah disalahgunakan orang. Dicetak lalu diperjual belikan, weleh…
Selama ini gak kepikiran buat bikin ebook, ternyata penting juga ya mbak.. Mulai cobain kenalan dulu ah siapa tau taun depan bisa bikin ebook juga.. Makasih banget mbak tulisannya nambah wawasan baru..
Makin seru aja niih…dunia literasi.
Karena buku fisik saat ini sedang menurun sekali yaa, kak..
Kalau biar ke detect sama google, e-book ini bisa di optimasi kah?
Informasinya ndaging banget nih mbak. Dari dulu pengen juga bikin beginian tapi nggak tahu tutorialnya setelah jadi ebook gimana membagikannya. Sekarang jadi tahu nih. Izin bookmark artikelnya mbak, mau kucoba step-stepnya. Makasih mbak.
Sekarang sepertinya sudah tidak zaman lagi ya mbak baca buku hard copy, baca e book justru lebih praktis. Tinggal buka dari gawai, langsung baca deh
Sepakat, Mbak Hani. Kita kudu kreatif deh buat mempertahankan pengunjung dengan berbagai cara. Salah satunya dengan ebook. Saya pernah mengunduh ebook gratis dari penulis favorit di luar negerii. Syaratnya mudah biar dapat buku itu, cuma subscribe lewat email. Terbukti efektif sih. saya dapat ebook gratis, dia dapat pelanggan buat exposure isi blog kapan saja selama saya masih berlangganan. Convertkit praktis juga cara kerjanya, mau coba ah. Tapi mau bikin ebook apa ya hehe.
Pingback: √Tertarik Jual Buku Bekas Online di Jogja? Lakukan 5 Tips Berikut | Hani Widiatmoko