Tips beres-beres rumah sangat diperlukan bagi yang ada niat beberes. Belakangan ini kami beres-beres rumah setiap hari seolah tidak ada habisnya. Mohon dimaklumi karena dalam waktu dekat keluarga kami merencanakan sesuatu yang besar.
Kami akan merenovasi rumah.
Rumah akan direnovasi means harus kosong, supaya penghuni tidak terpapar debu, dan kuli bangunan juga lebih leluasa bekerja, kan ya.
Masalahnya beres-beres tiada henti seperti ini, membuat badan penat dan bosan. Kalau bosan berarti tambah engga beres-beres nih acara beres-beresnya.
Dipikir-pikir setelah seminggu ini beberes muluk, kami ini membuat kesalahan.
Beres-beresnya tidak strategis dan kurang tega. Ibarat perang, harusnya kami tuh tega saja menghadapi segala rintangan.
Kesalahan Yang Membuat Penat
Mau tahu apa nih kesalahannya, yang berakibat cepat penat.
1 – Menumpuk Barang
Kami tuh rupanya gemar menumpuk barang. Kegemaran yang salah…
Hasil beres-beres, kami menemukan dus-dus bekas wadah perlengkapan HP. Misalnya dus USB, kantong external hardisc, dus powerbank, sampai bon-bon pembelian material tahun kapan gitu.
Barang terbanyak ternyata baju dan tas.
Sejak pandemi dan jarang ke kampus, maka baju-baju saya mengajar teronggok di lemari. Itu sebabnya langsung sortir baju dan menurunkannya dari lemari. Ada lebih dari dua kresek besar baju-baju yang rencananya akan dihibahkan.
Nah, nanti kalau mulai mengajar lagi gimana? In the mean time saya mengajar dari rumah, kampus mengeluarkan seragam baru. Hari tertentu sudah ditentukan bajunya yang mana.
Aneka tas wanita, oleh anak saya ditawarkan ke teman-temannya yang dengan suka hati mau menerima hibahan tas kuno layak pakai. Tas vintage, kalau kata anak-anak zaman sekarang. Padahal tas tersebut ya saya peroleh warisan Mama saya. Pokoknya sih, asal masuk ponsel, tak masalah dengan model, its OK…
Barang lain yang terasa amat banyak adalah buku-buku lama, majalah Trubus, resep, dan banyak lagi.
Buku-buku tersebut merupakan bukunya anak-anak zaman dahulu.
Harusnya begitu mereka dewasa, buku bacaan remaja ya segera dihibahkan. Akibatnya kalau sekarang dihibahkan, buku tersebut sudah terlalu lama dan mungkin remaja sekarang tidak berminat.
Buku-buku mendarat ke kawan saya. Majalah Trubus dan resep, berguna untuk komunitas mencegah stunting yang dibina kawan lain. Sejak ada aplikasi masak memasak dan Youtube, majalah resep jadinya jarang dibuka.
2 – Melepas Memorabilia
Memorabilia adalah menyimpan benda-benda yang penuh memori (kenangan).
Tahu gak, hasil beres-beres saya masih menyimpan bedcover (tutup tempat tidur) untuk dekorasi kamar pengantin.
Bayangkan, puluhan tahun silam, dan masih saya simpan. Padahal sepanjang pernikahan, bedcover ini tak pernah saya pakai.
Akhirnya saya hibahkan. Siapa tahu bisa dipakai oleh orang lain. Bedcover tersebut mendarat di Mang Wahyudi, tukang loak langganan, yang sumringah mendapatkan dua kantong besar ukuran karung beras.
Boneka-boneka dan mainan anak juga mendarat di Mang Loak.
Tentang boneka ada kisah sendiri. Dulu masa saya remaja pernah dibelikan ayah boneka Barbie. Karena saya suka menjahit, aneka model baju pun saya jahit. Ketika saya punya anak perempuan, suami juga membelikan Barbie yang lain. Jadilah koleksi Barbie bertambah, aneka desain baju ala-ala princes atau gaun satu seri seolah desainer terkenal saya buat.
Tibalah waktunya melepas kepergian Barbie dan teman-temannya ke seorang ibu yang melihat saya share di Instastories. Kemudian hari, ibu ini share putrinya yang tertawa gembira dengan sederetan Barbie…
3 – Furniture Tidak Ringkas
Beberapa lemari dan rak di rumah kami merupakan furniture warisan dari orang tua dan mertua. Memang bahannya baik, awet, karena terbuat dari jati.
Tapi dilihat-lihat, furniture tersebut model lama yang dimensinya besar dan tidak ringkas.
Sementara ini kalau lihat-lihat furnitur model baru, ringkas dan multifungsi.
Cocok banget untuk rumah kecil dan sedang.
Selain itu furnitur yang bukan dari material berkualitas ternyata dimakan rayap atau lapuk kena air karena bocor.
Furniture T-Rex (istilah anak-anak), mendarat di perusahaan interior milik kawan anak saya. Meja rias warisan mertua, diremodeling menjadi dua furniture ala Skandinavian yang ringkas dan manis.
Sedangkan furnitur kena rayap, apa boleh buat, harus dibuang. Ini juga, rayap-rayap sudah menular ke kusen.
Tips Beres-beres Praktis
Supaya acara beres-beres praktis, maka kami melakukan langkah-langkah berikut:
- Asalkan bukan rak jati, bongkar saja rak-rak yang mulai dimakan rayap.
- Kumpulkan barang-barang yang ada di rak atau lemari, pindahkan di dus-dus.
- Sortir lagi dari dus ke kantong keresek.
- Pilah kantong keresek siap hibah dan kantong keresek siap buang.
- Hibahkan ke kerabat, teman, ART, tukang loak.
- Manfaatkan media sosial untuk mewartakan bahwa kalian sedang beres-beres rumah. Bisa dijual dengan harga murah-meriah atau hibahkan ongkir ditanggung peminat.
Kesimpulan
Beres-beres rumah harusnya dilakukan seminggu sekali, supaya rumah bersih.
Ada yang berpendapat, kalau dalam waktu 6 bulan, suatu barang tidak dipakai, maka sebetulnya barang tersebut tidak akan dipakai lagi. Seperti halnya tips beres-beres ala Konmari, salah satu tipsnya adalah membuang.
Lah ya buktinya, selama enam bulan, fine-fine aja kan…
Semoga bermanfaat…
Baca ini sambil mengedarkan pandangan ke seluruh rumah. Mata saya tertuju kepada lemari buku. Duh, disana itu banyak banget buku lama dan kertas-kertas yang sudah tidak terpakai, foto copian yang kadaluarsa.
Aups, kok malah curhat. 🤣🤣🤣
Saya sekarang mulai “tegaaan sama barang2 bekas yang sudah tidak dipakai lagi Bund, karena sudah merasakan sendiri betapa nelangsanya waktu bongkar gudang, huh benar2 deh berasa numpuk rongsokan di rumah.
Belajar dari itu sekarang kami jadi lebih enteng kalau mau sortir barang. Berat di akhir kalau ditumpuk2. Soalnya kita sendiri yang akhirnya harus repot buat beres2. Tapi masih ada yang jadi pr juga nih, buku bacaan suami yang numpuk ber rak2. Mau di sortir belum bisa karena masih di pakai buat referensi gambar rumah.
Hiks, iya nih Mbak, saya langsung keinget kalo suka numpuk barang-barang. Jangankan, barang, struk aja masih suka disimpen. Hehe
Makasih pengingatnya untuk lebih sering beberes, Mbak
Makasih tips beres-beresnya, bermanfaat banget.
Memang betul ya, yang paling sulit itu melepaskan, tapi sekalinya kita bisa tega melepaskan barang-barang yang tidak perlu atau tidak dipakai sama sekali, rasanya plong. Plus, rumah jadi terlihat lapang, hati pun terbawa lapang.
Bener bun, pas beres-beres emang kudu tegaan. Tapi kalau resep gitu, saya belum bisa tega. Hehehehe … masih numpuk buanyak tabloid saji, nakita, majalah ayah bunda pas saya masih jadi ortu baru. Ah, mulai lagi melirik barnag-barang yang kudu dikeluarkan. Makasih ya, bun, tipsnya
Pas banget nih aq juga lagi mulai beres2 rumah sebentar lagi selesai renov. Tapi masalahnya adalah banyak banget barang yg spark joy 🤣. Ga tega buangnya.