Lompat ke konten

Asli dan Tidak Asli Indonesia

Asli Mana?

Ada kalimat tanya yang agak mengganggu saya, yaitu pertanyaan : “Ibu asli mana?” atau “Kamu orang apa?”…..
Hampir dipastikan setiap saya berada di lingkungan baru, akan mendapat pertanyaan ini.

“Ibu asli mana?”
“Pasti ada turunan yaaaa”

(turunan apa sih….. tentu saja turunan ayah-ibu saya laaah).

Saya tidak tahu apa yang salah dengan wajah saya. Seringkali orang hanya menduga dari wajah seseorang, bahwa dia berasal dari etnis atau ras tertentu.
Ayah saya, asli suku Jawa, turun-temurun orangtua ayah saya berdiam di Blora. Sebuah kota kecil di Jawa Tengah hampir menuju Jawa Timur.
Ibu saya, juga asli suku Jawa, turun-temurun orangtua ibu saya berdiam di Purwodadi kemudian pindah ke Semarang.

Saya tidak tahu, apakah wajah saya tidak mirip dengan wajah perempuan etnis Jawa. Beberapa orang, mengira saya berasal dari Sumatra atau Batak.
Begitu tahu bahwa saya dilahirkan di Makassar, maka mereka menyimpulkan bahwa saya keturunan Makassar.
Seringkali saya diduga turunan ras Eropa, pernah dikira dari Spanyol, kadang-kadang Arab.
Pernah saya berkunjung ke Thailand, saya diajak bicara nyerocos bahasa Thai, karena mereka menduga saya adalah orang Thailand.

papah

bapak

Ras Asli Indonesia

Sebetulnya apa sih pentingnya, lingkungan mengetahui seseorang berasal dari ras atau etnis mana?
Apakah kalau nampak beda, lalu seseorang patut dicurigai?
Bahkan dikala saya masih remaja, ibu saya sering komplain apabila saya ikut ke pasar. Kata beliau, barang-barang jadi mahal kalau saya ikut. Kata beliau, karena saya nampak seperti anak “londo”.
Ketika remaja saya tinggal di Jakarta, tidak banyak yang menanyakan keaslian saya.
Setelah menetap di Bandung ini barulah banyak yang menanyakan asal-usul saya.
Bisa jadi karena saya kurang atau tidak bisa berbahasa Sunda dengan benar, sehingga menjadi pertanyaan bagi orang lain.

Suami saya, kelahiran kota Malang, sejak remaja pindah ke Bandung hingga sekarang.
Ayahnya lahir di Malang, membentuk keluarga dan berkarya di Malang, walaupun di akhir hayatnya wafat di Bandung.
Menurut penuturan ayah mertua ada kemungkinan beliau ada turunan dari Arab atau Gujarat.
Bisa jadi, bila melihat sosok dan raut wajah suami sih.
Ibu mertua juga kelahiran Malang.
Kulit beliau putih dan bermata agak sipit. Menurut penuturan beliau, ada kemungkinan ada garis turunan Tiongkok.
Kemungkinan dimasa tentara Kubilai Khan mendarat di Utara pulau Jawa.

9e53fc8f720b8a4d38e6714e56ba7732

peta migrasi

Sebuah artikel berjudul Manusia Indonesia adalah Campuran Beragam Genetika mengulas bahwa sebetulnya manusia Indonesia tidak ada yang sungguh-sungguh gen asli Nusantara.
Menurut artikel tersebut, campuran beragam genetika yang ada di Indonesia berasal dari benua Afrika.

Gelombang Imigrasi ke Indonesia

Paparan Herawati Supolo-Sudoyo, peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, menjelaskan adanya empat gelombang imigrasi yang berpengaruh terhadap keberadaan manusia yang sekarang menempati bumi Indonesia.
Gelombang awal berasal dari benua Afrika, kira-kira 150.000 tahun yang lalu menuju ke Paparan Sunda yang masih merupakan gabungan dari Kalimantan, Sumatera, dan Semenanjung Malaysia.
Kelompok lainnya berpindah ke Selatan, ke arah semenanjung Arab dan India.
Gelombang kedua berasal dari Asia Daratan yang berkontribusi pada bahasa Astroasiatik.
Gelombang ketiga terjadi sekitar 4000 tahun yang lalu yang merupakan imigrasi dari Utara, sekitar daratan Cina Selatan, menyebar ke Taiwan melalui Filipina, sampai ke Sulawesi dan Kalimantan.
Kelompok imigrasi inilah yang memperkenalkan bahasa bertutur Astronesia, bahasa yang merupakan cikal bakal bahasa Indonesia.
Sedangkan gelombang keempat mulai masuk pengaruh India dan Islam.

Uniknya, penelitian yang dilakukan Herawati juga menguak populasi etnis yang berada di Barat dan Timur Indonesia.
Terjadinya imigrasi menimbulkan gradasi pembauran genetik berbagai suku yang ada di Indonesia.
Ini menjelaskan juga di awal artikel, kenapa sampai ada 500 populasi etnis dan budaya di Indonesia, dengan hampir 700 bahasa yang berbeda.
Apalagi secara geografis, kepulauan Nusantara berperan penting sebagai penghubung daratan Asia dan Kepulauan Pasifik.

Ras Generasi Millenium Indonesia

Sepertinya generasi millenium yang akan datang sulit mengetahui dengan tepat seseorang asli atau tidak asli dari suatu daerah tertentu.
Apalagi migrasi semakin mudah, dan orang cenderung menetap pada suatu daerah karena alasan pekerjaan, mencari nafkah, berkeluarga dan menetap bertahun-tahun.
Akibatnya pertanyaan Asli Mana atau Turunan Apa tidak akan mendapatkan jawaban yang akurat.
Bisa saja, asal-usul seseorang adalah dimana dia lahir dan menetap sekarang.

Seperti halnya putri saya, sejak lahir hingga sekarang, menetap di Bandung.
Walaupun mungkin sulit mengaku sebagai asli Bandung, karena sama halnya dengan saya yang sudah puluhan tahun tinggal di Bandung, tetap kurang bisa berbahasa Sunda.

Jadi teman-teman sendiri asli mana?

ditulis untuk #1minggu1cerita #week4

2 tanggapan pada “Asli dan Tidak Asli Indonesia”

  1. Bahkan dikala saya masih remaja, ibu saya sering komplain apabila saya ikut ke pasar.
    Kata beliau, barang-barang jadi mahal kalau saya ikut.

    ini saya bgt mak… gara2 kata orang sini muka saya nggak kayak orang bali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DMCA.com Protection Status