Bandara Internasional Banyuwangi – Malam itu saya dan suami naik bus Primajasa dari Bandung menuju Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, dan tiba dini hari sebelum subuh.
Hari masih terang tanah ketika kami masuk ke badan pesawat yang akan menerbangkan kami menuju Bandara Internasional Banyuwangi bersama penumpang lain.
Perjalanan terbang di langit berawan tersebut kami tempuh dalam 1 jam 45 menit, melintasi jarak 863 km.
Sebelumnya saya sudah sempat baca-baca dan mendapat informasi dari mbak Emma salah seorang teman dosen dari Semarang kisah tentang Bandara Internasional Banyuwangi. Saya tidak terlalu menyimak detail hanya sepintas bangunan tersebut memang tampak berbeda dibanding bandara-bandara lain yang mengusung modern atau kontemporer.
Tak perlu berpanjang-panjang, berikut ini tujuh keunikan sebuah bandara yang memang lain daripada yang lain.
Sebagai Landmark Gerbang Kabupaten Banyuwangi
Bandara ini awalnya bernama Bandara Blimbingsari, karena terletak di Desa Blimbingsari koordinat geografis 08 18′ 42.70″ Lintang Selatan dan 114 20′ 16.30″ Bujur Timur.
Melalui KepMen nomor 49 tahun 2003, ditentukan lahan pembangunan bandara, kemudian dilakukan perluasan dan redesain terminal penumpang yang akhirnya menjadi Bandara Internasional Banyuwangi di tahun 2017.
Landasan yang awalnya memiliki panjang 900 m dan lebar 23 m kemudian diperpanjang berkali-kali, hingga sekarang memiliki panjang 2.450 meter, lebar 45 meter dengan ketebalan strength 56 pavement classification number (PCN).
Dengan klasifikasi ini, landasan bandara bisa didarati pesawat 737-900 ER.
Melalui APBD Provinsi Jawa Timur senilai 22,5 milyar dan APBD Kabupaten Banyuwangi senilai 10,5 milyar, bandara ini mampu mendesain kembali terminal, penambahan aksesori, perbaikan elektrikal, musala, dan area parkir, tanpa bantuan pemerintah pusat.
Konsep Bangunan Hijau
Ketika pesawat mendarat dan melintasi landas pacu menuju terminal penumpang tampak sosok bangunan yang terdiri dari dua massa. Terlihat paling menonjol dan unik pada bangunan terminal penumpang ini adalah atap bangunan ditumbuhi rumput.
Terminal Bandara Internasional Banyuwangi menurut arsiteknya mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan penghawaan udara yang alami, penanaman tanaman di atap terminal, konservasi air dan sunroof untuk pencahayaan alami di siang hari.
Dirancang Oleh Arsitek Andra Matin
Terminal yang didesain oleh Andra Matin ini diresmikan pada 2017.
Isandra Matin Ahmad atau biasa disebut Andra Matin adalah seorang arsitek Indonesia yang telah mendapatkan beberapa penghargaan. Arsitek alumni Universitas Katolik Parahyangan ini mendirikan Andra Matin Architects pada tahun 1988.
Karya-karya Andra Matin merupakan cerminan kontemporer yang mengambil nilai-nilai tradisional, yang didasarkan pada konteks dan kepekaannya terhadap lingkungan.
Selain berkiprah secara profesional, Andra Matin juga merupakan salah satu pendiri Arsitek Muda Indonesia (AMI – eng: Arsitek Muda Indonesia), dan telah menjadi bagian dari kemajuan arsitektur Indonesia. Ia juga telah menerbitkan buku-buku di bawah publikasi yang membuka diskusi tentang arsitektur, serta sering menjadi dosen di universitas, seminar, dan acara arsitektur baik di Indonesia maupun di acara internasional.
Bentuk Bangunan Menampilkan Kearifan Lokal
Kekhasan bentuk bangunan terminal penumpang adalah pada atapnya yang merupakan kombinasi dari atap hijau dengan teritisan lebar dan beberapa bukaan berupa skylight.
Atap bangunannya juga menunjukkan pembagian yang jelas antara terminal keberangkatan dan kedatangan.
Menurut beberapa keterangan di berbagai media, terminal penumpang ini mengadopsi
bentuk ikat kepala (udeng) khas Suku Osing. Kalau diperhatikan dari jendela pesawat ketika baru mendarat, memang tampak bagian atap bangunan mirip ikat kepala pria khas Banyuwangi yang ada tonjolan di kanan-kiri bagian atas.
Bukan itu saja, ternyata material bangunan berupa kisi-kisi merupakan kayu ulin bekas kapal yang berfungsi memperlancar sirkulasi udara dan terang alami.
Pengolahan Denah Terbuka
Beberapa sisi dinding terminal bukan merupakan dinding bata atau kaca, tetapi kisi-kisi terbuat dari bilah kayu. Deretan kisi-kisi membuat udara di ruangan tetap bersirkulasi sehingga ruangan menjadi adem dan tidak memerlukan AC.
Di berbagai sudut terminal bandara juga dibangun taman dan kolam. Kolam dangkal itu dibuat untuk membantu mengurangi suhu panas. Sementara di langit-langit didesain tinggi, diberi kisi-kisi dan dipasang kipas angin, agar udara dalam ruangan tersirkulasi baik.
Walaupun terdiri dari dua lantai, Bandara Internasional Banyuwangi tidak menggunakan lift maupun escalator. Tangga menuju ruangan atas untuk food court maupun retail ini berlapis kayu yang cukup lebar dan nyaman digunakan.
Ruangan di lantai dua cukup luas dan di sisi yang menghadap landas pacu diberi meja kayu dan bangku. Sehingga pengunjung bisa duduk-duduk sambil mengamati pesawat yang mengangkasa maupun mendarat.
Mempertahankan Sawah di Sekitar Bandara
Dari atas pesawat tampak bahwa Bandara Internasional Banyuwangi dibangun di tengah sawah sehingga menjadi bandara hijau pertama yang dinilai memiliki pendekatan desain berkonsep kuat.
Adanya sawah di sekitar bandara bisa mengatasi iklim panas melalui interpretasi kontemporer berskala besar dari prinsip-prinsip desain yang digunakan untuk mengontrol suhu melalui ventilasi alami.
Meraih Aga Khan Award
Bandara Internasional Banyuwangi di Jawa Timur meraih penghargaan dunia Aga Khan Award for Architecture 2022 pada bulan September 2022 yang lalu. Desain Terminal Bandara ini menyisihkan 463 bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia.
Aga Khan Award for Architecture, adalah sebuah acara penghargaan yang digelar setiap tiga tahun sekali untuk proyek-proyek yang menerapkan standar baru dalam dan unggul dalam aspek arsitektur, praktik perencanaan, pelestarian sejarah, dan tata letak taman (arsitektur lansekap).
Penghargaan Aga Khan Award diterima oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Royal Opera House of Muscat Arts, Muscat, Oman, Senin (31/10/2022) malam waktu setempat atau Selasa (1/11) pagi.
Selain dihadiri para arsitek terkenal dari seluruh dunia, acara dihadiri Putra Mahkota Kerajaan Oman Theyazin bin Haitham Al Said serta Princess Zahra Aga Khan.
“Arising from a sea of a paddy fields, the building extends the language of the landscape into a concentrated event that coalesces architecture, functionality and setting in a seamless yet discernible disposition. Modern and efficient in all aspects, but at home in its place, Banyuwangi International Airport may be a game-changer in airport architecture, especially considering that the Indonesian government is set to build some 300 airports in the near future,”
pertimbangan kemenangan yang ditulis pihak AKAA 2022 dalam rilis resminya.
Selain Bandara Internasional Banyuwangi, terdapat lima karya arsitektur lainnya yang dinilai sebagai terbaik yakni Urban River Spaces, Jhenaidah (Bangladesh), Community Spaces in Rohingya Refugee Response, Cox’s Bazar (Bangladesh), Argo Contemporary Art Museum and Cultural Centre, Tehran (Iran), Renovation of Niemeyer Guest House, Tripoli (Lebanon), Kamanar Secondary School, Thionck Essyl (Senegal)
Penutup
Nah, teman-teman, itulah tujuh keunikan Bandara Internasional Banyuwangi. Kebijakan pemerintah daerah Banyuwangi menetapkan Bandara Internasional sebagai landmark dan gerbang ke daerah tersebut menjadikan Bandara menjadi objek wisata baru, selain berbagai objek wisata alam, adat budaya, maupun kuliner.
Apalagi bandara ini sanggup melayani 1.100 penumpang per hari, maka kebijakan ini diharapkan menggerakan perekonomian lokal dengan semakin mudahnya akses dari dan menuju Banyuwangi.
Semoga bermanfaat.
Sumber:
https://www.whiteboardjournal.com/
Sebagai orang yang berada di Kabupaten Tetangga, saya suka dengan konsep Bandar Banyuwangi. Tapi saya baru tahu kalau Bandara ini ternyata sudah meraih penghargaan kelas dunia. Ikut bangga sebagai warga Jawa Timur
unik banget ini arsitektur bangunan bandara Banyuwangi, tetap mengangkat ciri khas daerah lokal. ini keren sih..
Desainnya memang keren sekali ya, Mbak. Tidak saja unik, juga menerapkan kearifan lokal. Pantas saja mendapatkan Penghargaan Aga Khan Award. Saya suka sekali konsep hijau di atap-atapnya.
Semoga bisa segera ke Banyuwangi, jadi bisa melihat langsung Keunikan banadara internasional Banyuwangi ini.
Rancangan Andra Matin emang ga pernah gagal sih. Padahal dari luar tuh kayak biasa aja ya. Tp kl udah masuk interiornya, baru kerasa banget tuh eksterior jg bs dibuat sekeren itu meski ga wah. Fungsionalitasnya emg diutamakan sih plus ramah lingkungan tuh yg penting.
Viewnya sawah pasti apik banget nih. Oh iya bandara baru ini juga sepertinya masih belum ramai ya kak? bisa diprediksi pasti ramai kedepannya, karena gerbangnya pulau jawa ya di Banyuwangi
Asyik juga konsep hijau-hijau itu ya, Mbak. Adem liatnya. Keren lah, kemarin pas ke Banyuwangi nggak naik pesawat sih, jadi belum pernah liat langsung bandaranya 😀
Wah ada yang baru di Banyuwangi. Bandara dengan konsep alam. Mau dong naik pesawat dan mendarat di sana.
Menarik dan unik banget ternyata bandara Internasionalnya Banyuwangi ya, Kak. Suka sama konsep bangunannya akutu.
Arsitek bangunan bandara internasional Banyuwangi unik, ternyata gambaran dari kearifan lokal. Keren. Semoga ramai bandaranya, dimanfaatkan kedatangan dan keberangkatan oleh warga lokal maupun turis.
Keren ya, dan aku pun baru tahu pada tahun 2017 sudah beroperasi. Kabarnya bandar udara yang berada di Kediri sebentar lagi juga sudah beroperasi, ya? Ini kabar baik bagiku tentunya, karena tak perlu lagi ke Juanda.
Desain bandaranya penuh filosofi dan alami, ya. Jadi ngebayangin gimana sejuknya di sana.
sepertinya gak banyak ya kota yang membuat bandara internasional sebagai sebagai landmark, atau saya yang kudet? hihihi. saya tahunya bandara husein aja sih yang fasad bandaranya gitu deh, hehehe. apalagi dalam proses pembangunanya melibatkan arsitek ternama yang gak main-main ketika membuat desain dan diperhitungkan sebegitu detailnya hingga bisa menjadi landmark.
Baru tau sy bandara di banyuwangi dpet meraih penghargaan kelas dunia seperti Aga Khan Award for Architecture 2022.
wahs aya belum nyobain ke bandara Banyuwangi, waktu itu mau pesan dadakan jadwalnya ternyata ga ada, akhirnya saya naik transportasi lain, wah cantik juga ya desainnya suka
Keren banget konsep bangunan bandaranya. Jadi minim penggunaan listrik ya. Tetap mempertahankan ruang terbuka hijau. Semoga bisa ditiru dan diterapkan di bangunan lainnya.
Melihat bandara di tengah sawah begitu, yang traveling duluan adalah pikiranku. Seru buat dijadikan cerita.
Banyuwangi keren banget euuii~
Kini sudah ada Bandara Internasional Banyuwangi yang desain interior dan eksteriornya terbaik dan mendapatkan banyak penghargaan.
Paling suka dengan konsep bandara terbuka, sehingga memberikan kesan bangunan sehat dengan membuatnya seminim mungkin untuk jejak karbon yang dihasilkan dari pembangunan Bandara Internasional Banyuwangi.
Memang keren bandara satu ini. Saya baru tahu kalau sudah beroperasi sejak 2017. Berita baik buat saya yang mudiknya ke Situbondo, kota tetangga Banyuwangi. Bisa banget nih next mudik landing di Banyuwangi. Jadi gak kelamaan kayak kalo landing di Juanda.
Karna wawasan saya yg belum luas, baru tahu ada bandara di banyuwangi dan mendapat label bandara internasional pula,
Kalau melihat foto paling bawah gak tampak seperti bandara, tapi suatu tempat yang bikin adem suasana. Asik banget sih ini tampilannya bisa jadi salah satu spot menarik juga
Asri yaaa banyak tanaman rambat asli yang dipakai untuk memperindah dan mempersejuk kawasan bandara Banyuwangi. Semoga kehadiran bandara ini juga jadi angin segar bagi perekonomian di kawasan ujung Pulau Jawa ini.
Dirancang oleh arsitek profesional. Bangunan berkonsep hijau, dan samping bandara tetap mempertahankan sawah yang ada.
Bener banget ini Banyuwangi jadi lebih kereeen bangett, mana wisatanya juga makin baguss dan instagramable wkwkwkw
bagus ya, jadi pengen kesanaaa.. hihi bangunanya berkonsep hijau gitu, kerasa banget deh ademnya liat dari gambarnya juga 🙂
atapnya unik ya Mbak, kayak topi khas daerah Banyuwangi sendiri ya, jadi lebih berbeda dari yang lain. Hebat ya, bandara ini udah dapat award ya, kereen nih.
wah hijau-hijau banget kayak stadion. tapi ini unik sih, aku pengen keliling bandara deh. tapi bukan cuma di bandaranya ya, sekalian keliling kotanya haha
wah, jadi kagum banget sama bandara banyuwangi, super duper mewah dengan segala fasilitasnya, semoga aj kapan2 bisa mampir kesana, aamiin,
Lho ternyata cakep ya bandara Banyuwangi ini, dan ini bisa jadi pintu masuk untuk eksplorasi Jawa Timur selain dari Surabaya. Malang juga bisa sih cuma kan belum berstatus bandara internasional ya
Kalau ke Bandara ini, seru liat gunung Ijen dan Gunung Raung kalau lagi gak berawan…
Banyuwangi ini lebih dekat ke Bali ya mbak. Jadi misal ada bandara di Banyuwangi, saya rasa cocok dan tepat banget sih.